OVII

189 40 15
                                    

Minhee menatap sungai di depannya. Saat ini dia berada di sebuah sungai yang berada tidak jauh dari rumah nya. Dia baru saja ingin pulang tapi karna suasana hatinya yang sedang tidak baik membuat nya memutuskan untuk singgah disini sebentar.

Dilihatnya sekeliling, ada beberapa orang yang berlalu lalang. Baik itu pekerja, pelajar maupun masyarakat biasa.

Angin sepoi2 menerpa wajah tampan nya, rasanya sangat sejuk dan tenang. Seakan angin ikut menenangkan hati minhee yang sedang buruk saat ini.

Mengenai hati yang buruk minhee kembali teringat saat dia yang begitu dingin dan cuek kepada hyeongjun tadi di sekolah.

Jujur, minhee tidak ingin bersikap seperti itu kepada hyeongjun tadi. Dia tidak ingin merusak pertemanan dengan satu2nya orang yang ingin menjadi temannya itu. Tapi, demi harga diri dan keselamatan hyeongjun dia terpaksa melakukannya. Dia juga tidak ingin merusak hubungan hyeongjun dengan pacarnya itu.

" huh hyeongjun pasti membenci ku sekarang ". Ucapnya dengan seringai kecil.

Minhee menendang kerikil di depannya hingga kerikil tersebut menggelinding masuk ke dalam sungai.

" akhhh.. Dasar kau kang minhee menyusahkan orang saja! ". Racaunya dengan tangan yang mengusap wajahnya kasar.

Hiks

Tidak lama, setetes air mata jatuh dari mata nya yang indah. Serta isakan yang keluar dari mulutnya membuat siapapun yang mendengar nya dapat menyimpulkan jika dia menyimpan banyak masalah.

Sungguh, minhee tidak bisa menahannya lagi. Dia menangis terisak saat ini. Tidak peduli dengan orang2 yang mungkin melihat kearahnya dengan tatapan aneh.

Yang ada di pikiran nya saat ini adalah penyesalan akan sikapnya kepada hyeongjun.

Padahal hyeongjun adalah satu2nya teman yang dia miliki. Hyeongjun selalu ada disisinya, menemaninya, melindungi nya bahkan mencoba menghibur nya. Hyeongjun yang mampu membuat nya nyaman dan mulai mau terbuka dengan menceritakan keluh kesah nya . Tapi apa? Justru minhee mengatakan kata2 tidak pantas padanya.

Bugh

Bugh

Bugh

" kau bodoh, bego, berengsek kang minhee ". Racau nya lagi dengan tangan yang memukul2 tiang di sebelah nya membuat tangannya perlahan mulai berdarah .

" KAU SUDAH GILA!! ".

Teriakan seseorang yang sangat familiar membuat minhee berhenti memukul tiang disebelah nya dan mendongak untuk melihat orang itu yang tak bukan dan tak lain adalah hyeongjun.

Hyeongjun sendiri menatap minhee dengan tatapan marah dan bibir yang mengerucut kesal.

" KAU INI KENAPA HAH! KAU INGIN KAU KEHILANGAN JARIMU BEGITU?! ATAU KAU INGIN KEHILANGAN TANGANMU?! TOLONG GUNAKAN AKAL SEHAT MU KANG MINHEE ! ". Amarah hyeongjun memuncak.

Minhee diam, sungguh baru pertama kali dia melihat hyeongjun semarah ini , terlebih itu padanya.

Seperti nya hyeongjun benar2 marah padanya. Tapi baguslah, dengan begitu dia semakin bisa menjauhi hyeongjun untuk menyelamatkan hidupnya .

" apa pedulimu? ". Gumam minhee pelan.

" PEDULI KATAMU! OH SHIT BENAR2 KAU MEMBUAT KU KESAL ". Umpat hyeongjun.

Hyeongjun tanpa aba2 duduk di sebelah minhee. Dia mengeluarkan sesuatu dari tas ransel nya, kotak P3K . Dan tanpa aba2 juga dia menarik tangan minhee yang terluka tadi.

" jangan kau tarik tanganmu atau akan aku patahkan tangan mu detik ini juga! ". Ancam hyeongjun membuat minhee yang awalnya ingin kembali menarik tangannya mengurungkan niatnya.

Angel In The World |¦| Song Hyeongjun Where stories live. Discover now