FMTY'21

332 72 13
                                    

Jongho melajukan mobilnya membelah jalanan kota yang mulai padat dengan kendaraan. Sedikit menyesal sebenarnya, mengajak Yeosang dan Jaemin keluar pada jam segini.

Hari senin sore, biasanya para pekerja baru pulang dari kantor bukan? Atau mungkin pelajar baru pulang dari sekolahnya.

Yeosang masih menepuk nepuk tangan kecil Jaemin. Sesekali bersenandung kecil bersama dengan anak tersebut.

"Suara lu bagus tau, kak." Puji Jongho, matanya menatap ke arah Yeosang. Laju mobilnya benar benar terhenti. Jalanan terlalu padat sore ini.

"Bagusan lu."

"Pasti."

"Ya Tuhan, tolong tahan hambamu ini untuk tidak memukuli pria di sebelah hamba." Jongho jelas terkekeh mendengarnya, lalu kembali memfokuskan pandanganya ke arah jalan.

Yeosang pun kembali menaruh fokusnya pada Jaemin. Mata anak itu mulai memberat, dan pada akhirnya tertidur di pangkuan Yeosang.

Yeosang mengelus kepala Jaemin dengan lembut. Sesekali menghirup aroma sampo anak anak dari rambut halus Jaemin.

Tak lama Jongho memberhentikan laju mobilnya. Bukan karena kepadatan lagi, namu karena sudah berada di tempat tujuan.

Jongho keluar dari mobil, lalu mengetuk kaca jendela mobil. Menyuruh Yeosang untuk membuka kaca jendela tersebut.

"Turun, kak." Yeosang menaikan alisnya bingung. Dipangkuannya masih ada Jaemin yang tertidur dengan pulasnya.

"Jaemin?"

"Dalam hitungan ketiga, Jaemin akan bangun." Ucap Jongho.

"Satu, dua, ti--"

"Eungh? Eomma?" Hitungan Jongho terhenti, karena Jaemin betul betul bangun dari tidurnya. Jongho mulai membuka pintu mobil tersebut, lalu mengecup dahi Jaemin singkat.

"Jaemin mimpiin Eomma lagi ya?" Tanya Jongho lembut, lalu menggendong tubuh Jaemin yang belum tersadar sepenuhnya.

Tubuh kecil itu bergetar. Menahan isakan yang hampir keluar dari mulut kecilnya. Jaemin terbilang anak yang cukup kuat untuk menghadapi masalahnya sendiri, pikirannya terlalu dewasa untuk anak seumurannya.

"Nangis aja, sayang." Jongho mengelus pelan kepala anak itu. Membuat Jaemin mengeratkan pelukannya pada leher Jongho. Tak lama, leher Jongho mulai basah karena air mata Jaemin.

Yeosang tersenyum tipis melihatnya, baru mengetahui fakta dimana Jaemin yang selalu ceria, menyimpan banyak rahasia di umurnya yang masih tebilang kecil.

Sepuluh menit berlalu, ketiganya masih terdiam. Jaemin juga sudah mulai tenang. Yeosang juga sudah bersandar di atas kap mobil Jongho.

"Bagus." Gumam Yeosang melihat pemandangan di hadapannya. Jongho hanya membawa mereka ke gedung kosong. Iya, gedung kosong, bukan gedung juga sih.

"Ini sebenarnya lahan parkir mall dulunya, mallnya mulai sepi, dan akhirnya tutup. Lahan parkir sama mallnya di biarin begitu aja." Yeosang mengangguk angguk mendengar penuturan Jongho.

"Kok lu tau banget kayaknya?"

"Yang bangun bapak gua, jadi yang ngerancang dari mall sampai lahan parkir terpisahnya itu bapak gua." Jongho terkekeh, sedangkan mata Yeosang membola.

"Padahal mallnya bagus." Yeosang menatap gedung tua yang sudah dimakan umur tersebut. Masih bagus sebenarnya, kenapa bisa tutup?

"Ya, katanya sih ada penunggunya, kak." Yeosang memukul lengan Jongho keras.

"Ga usah nakutin."

"Serius, katanya itu di bangun di atas tanah bekas rumah sakit gitu." Yeosang mendekat ke arah Jongho. Angin dingin membuatnya merinding.

"Katanya ada yang sering ngelihat hantu yang mukanya ancur gitu, katanya sih itu korban kecelakaan." Jongho masih saja melanjutkan ceritanya. Padahal ada Jaemin yang masih mendengar.

"Jongho~" Rengek Yeosang agar Jongho tidak melanjutkan ceritanya. Jongho tertawa melihat reaksi Yeosang.

"Engga, bercanda kak. Ga tau, mallnya sepi aja, jadi tutup deh." Yeosang mencebikan bibirnya kesal.

"Appa? Yang appa celitain itu Eomma?" Jongho baru tersadar akan ceritanya tadi. Lupa jika masih ada Jaemin di pelukannya.

"Aduh, maaf sayang." Yeosang mencoba berpikir sejenak. Wajah hancur? Kecelakaan? Eomma? Tiba tiba satu kalimat terlintas di otak Yeosang. Eomma Jaemin korban kecelakaan?

"Emin kangen eomma." Jaemin kembali mengeratkan pelukannya pada Jongho. Jongho sedikit menyesal sebenarnya nerkata seperti itu. Yeosang hanya menatap keduanya bingung.

Sampai akhirnya Jongho membisikan seseuatu pada Jaemin, dan di beri anggukan dari laki laki manis tersebut.

"Eommanya Jaemin korban kecelakaan satu tahun yang lalu. Jaemin masih ingat siapa eommanya, tapi engga sama appanya. Menurut orang orang di sekitar rumah Jaemin tinggal dulu, appanya Jaemin selingkuh. Kabur dari rumah, dan bawa semua harta punya eommanya Jaemin. Jaemin sama eommanya hidup pas pasan, eommanya Jaemin kerja dan Jaemin di titipin sama tetangganya." Jongho menghela napasnya kasar, sebelum melanjutkan ceritannya.

"Sampai akhirnya, pas eomma Jaemin pulang kerja, eommanya Jaemin nyelamatin salah satu ibu hamil yang hampir ke tabrak mobil. Tapi, akhirnya eommanya Jaemin yang ke tabrak dan tewas di tempat." Yeosang menahan tangisannya. Benar benar tak menyangka bahwa anak seceria Jaemin memiliki masalah hidup yang cukup rumit.

"Semua informasi ini gua dapat dari orang suruhan appa gua, mungkin ada beberapa yang salah. Tapi, ga nutup kemungkinan apa yang gua ceritain ini ada benarnya."

"Appa." Panggil Jaemin pelan.

"Iya, sayang?"

"Appa sama tata manis pacalan?" Jongho dan Yeosang sama sama membulatkan matanya.

"Jaemin tau pacaran dari mana?"

"Teman sekolah Emin. Tatana pacalan itu selu!" Jongho menggelengkan kepalanya. Bicara saja belum benar, udah tau pacaran. Sepertinya Jongho harus memindahkan Jaemin ke sekolah lain.

"Appa sama tata manis pacalan dong! Bial talau Emin sekolah diantel dua olang! Bukan sama appa doang!" Yeosang menunduk, malu mendengar ucapan Jaemin.

"Ide bagus tuh, kak."

"A-apa?"

"Mau ga, jadi pacarnya Choi Jongho tampan?"

.
.
.
Tbc

FROM ME TO YOU [JONGSANG] ✔Where stories live. Discover now