Bab 1 - Hutan Hitam

18 5 3
                                    

Happy reading, Semua!

Hari ini cuaca sedang baik. Matahari hadir dengan sinar yang cukup, embusan angin semilir menyapa lembut setiap insan. Awan biru memanjakan mata, tak sedikit pun tampak kelabu di sana.

Dengan cuaca yang sangat mendukung ini, di siang hari menjelang sore, Pangeran Lucas memutuskan untuk pergi berkuda. Dengan ditemani seorang pengawal kerajaan, ia menunggangi kuda kesayangannya – Ors, dengan sangat lincah dan lihai.

Pangeran Lucas, putra pertama dari kerajaan Blue Castle. Memiliki tubuh tinggi tegap, mata biru yang bulat, dan rambut berwarna cokelat. Putra pertama dari Ratu Levina dan Raja Liam ini memiliki seorang adik perempuan yang cantik. Putri Lyana, dua tahun lebih muda dari pangeran Lucas, berambut pirang sedikit bergelombang dengan panjang sepinggang.

Keluarga kerajaan ini begitu harmonis. Meskipun baru lima tahun berdiri, nama Blue Castle sudah terdengar di penjuru dunia. Bahkan sampai terdengar pula di telinga King Keller, sang raja kegelapan dengan sejuta misteri.

Kembali kepada topik Pangeran yang berkuda bersama Henri, sudah bukan hal yang aneh rasanya. Pangeran sudah mengenal dan menyukai berkuda sejak usia dini. Raja Liam sendiri yang mengajarinya, dengan harapan putra tunggalnya akan menjadi pemimpin yang tangguh suatu hari nanti.

Biasanya pangeran hanya berkuda di padang rumput dekat istana. Namun, hari ini ia ingin mencoba hal baru. Pangeran ingin melihat dunia yang lebih luas, yang belum pernah ia temui sebelumnya.

"Pangeran, jangan pergi jauh-jauh, ayahanda dan ibunda Pangeran melarangnya," teriak Henri, pengawal yang tertinggal jauh di belakang pangeran.

"Tidak apa-apa, ayahanda tidak akan tahu aku ke mari. Itu jika kau bisa tutup mulut," balas pangeran yang juga berteriak.

Dengan cepat sang pengawal pun mengejar Pangeran Lucas yang menunggangi kudanya dengan sangat cepat.

"Pangeran? Ada apa?" tanya pengawal yang melihat pangeran tiba-tiba berhenti.

"Lihat itu, ada hutan belantara. Gelap sekali kelihatannya," tukas pangeran dengan wajah terheran-heran melihat ke arah hutan itu.

"Iya Pangeran, itu hutan belantara yang terlarang. Siapa saja yang pergi ke dalam sana, apalagi sampai jauh, tidak ada yang bisa kembali ke luar," jelas pengawal pada pangeran.

"Hmm, aku ingin ke sana," ujar pangeran yang masih penasaran.

"Jangan, jangan Pangeran, bagaimana kalau di sana ada sesuatu yang berbahaya? Lagi pula, kita dilarang pergi jauh, ini saja sudah melanggar aturan, apalagi kalau sampai ke hutan sana Pangeran," bantah pengawal.

"Ayahanda tidak akan marah kalau dia tidak tahu. Ayahanda juga tidak akan tahu, kalau kita merahasiakannya," kata pangeran yang sangat ingin memasuki hutan ini.

"Tapi ... "

"Ah, sudahlah, aku mau ke sana," paksa pangeran sambil berlalu meninggalkan pengawal.

Jarak pangeran dengan hutan kini semakin dekat. Semakin dekat, semakin gelap pula suasananya. Ketika berada pada jarak 3 meter dari pintu masuk hutan, tampak sebuah papan tertancap di tanah yang bertuliskan "Hutan Hitam".

"Hutan Hitam?" gumam pangeran dalam hati.

Pangeran pun turun dari kuda kesayangannya. Berjalan mendekat ke arah papan itu.

"Pangeran! Sedang apa? Ayo kita kembali saja," teriak pengawal yang baru saja sampai menyusul pangeran.

"Lihat ini," ucap pangeran dengan menunjuk ke arah papan itu.

"Ada apa?" tanya pengawal heran.

"Hutan Hitam namanya, aneh sekali ya?" ujar pangeran.

"Iya, Pangeran, kita pulang saja, orang istana pasti sedang menunggu kedatangan kita sekarang," tukas pengawal itu.

Tanpa menghiraukan perkataan pengawal, Pangeran Lucas berjalan lebih dekat ke papan itu.

Tiba-tiba ...

BRAKK...

Papan itu terjatuh, pangeran pun langsung mengambilnya.

"Di dalam kegelapan, masih tersimpan secercah cahaya."

Terdapat satu kalimat yang terukir di balik papan itu. Pangeran dan pengawal yang sama-sama sudah membacanya kini saling beradu tatap. Kebingungan dan penasaran terpancar jelas di mata keduanya.

"Apa maksudnya?" gumam pangeran dengan lirih, tapi masih terdengar oleh pengawal.

"Saya juga tidak mengerti Pangeran,"

Keduanya terdiam dalam lamunan masing-masing. Apa artinya? Apakah ada sesuatu di dalam hutan sana? Kegelapan? Cahaya? Ini sungguh membingungkan.

Hauumm... Hauumm..

Auman suara harimau memecah lamunan mereka.

"Pangeran, ada suara harimau, sepertinya di dekat sini. Ayo kita pulang," ucap pengawal dengan cemas.

"Ah, sial, aku tidak membawa panahku. Kalau begitu, kita pulang saja,"

***

Kedua laki-laki itu kini sudah sampai di istana. Kuda kesayangan pangeran sudah dibawa kembali ke kandangnya. Pangeran pun bergegas memasuki istana.

"Kau dari mana saja? Ibunda menunggumu sejak tadi," ujar wanita paruh baya itu – Ratu Levina.

"Ibunda sayang, aku baik-baik saja, tenanglah," jawab pangeran meyakinkan.

"Baiklah, kau pasti lelah kan? Pergilah ke kamarmu, bersihkan dirimu, lalu istirahatlah,"

"Iya, Ibu," balas Pangeran Lucas sambil berlalu menuju ke kamarnya.

Bukannya melakukan perintah ibunda tersayang, pangeran justru merebahkan tubuhnya tanpa membersihkan diri terlebih dahulu. Mata bulatnya menatap lekat langit-langit kamarnya. Sesekali ia membenarkan posisi tidurnya, sambil menghembuskan napas berat.

"Sebenarnya, hutan apa tadi itu? Ada apa di dalamnya? Apakah hanya pepohonan dan binatang buas saja? Lalu, apa makna kalimat di balik papan kayu itu?"

Beribu pertanyaan mengenai Hutan Hitam itu memenuhi kepalanya. Membuat pangeran berpikir keras hingga melupakan dunianya sejenak.

"Aku ingin kembali ke sana, memastikan ada apa sebenarnya. Tapi, apakah ayahanda akan mengizinkan aku pergi? Belum lagi besok ada acara penting di istana. Kalau menunggu lusa, bisa-bisa rasa penasaran ini akan membunuhku terlebih dahulu. Agrhh.. Aku tidak peduli, bagaimana pun caranya, aku akan ke sana besok."

 Pangeran Lucas terkenal dengan sosok yang menyukai hal-hal baru dan teguh pada pendiriannya. Sekali ia menemukan sesuatu yang menarik, apalagi itu penuh rintangan dan misteri, pasti akan dia gali sampai ke akar-akarnya.

***

Terima kasih sudah mampir. Semoga suka dan masuk reading list teman-teman, ya. Silakan memberikan dukungan, kritik, dan saran.

Hormat saya,

Ashliha
Ashliha_

Yuk, follow authornya. Biar mengenal dekat. Author satu ini cantiknya bikin geleng-geleng kepala. Jangan sampai nggk disapa, ya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 15, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Blue Castle and The Pavo LandWhere stories live. Discover now