LOVESICK 10: So Called Dating and Slandering

677 113 11
                                    

Warn: ooc, bxb, harsh words, maybe typos, etc

.

.

He has two moods:

1. Hi, hello!!

2. Shut up, or I'll kill you!!

.

.



"Refreshing guys, sekali-kali lihatlah dunia luar! Terkurung dalam studio sepanjang waktu, kita bisa mati perjaka kalau terus-terusan begitu, memangnya kalian mau?!"

Sisa member Sugar Pain lain membiarkan Jaemin berceloteh, sewaktu ajakan hang-out tiba-tiba saja dia suarakan. Masalahnya ini bukanlah hang-out tertutup seperti yang biasa mereka lakukan, karena kali ini melibatkan orang-orang dalam lingkar pertemanan Jaemin yang lain.

Ya, Jaemin (seperti Mark) punya teman dari dunia showbiz, dan salah satu dari beberapa teman 'bisnis' itu memintanya untuk bertemu ketika waktu senggang mereka bersimpangan di hari Minggu.

"Aku pass," ujar Mark seraya melepas strap gitar dari bahu. "Ibu Ratu menyuruhku pulang ke rumah karena beliau katanya rindu padaku." Jadwal Irene ternyata kosong juga pada hari yang sama, dan dia dititah pulang ke rumah untuk menjalani quality time dengan keluarga.

Jeno jadi berpikir kalau dia ingin ikut Mark saja, siapa tahu bisa bertemu dengan Renjun sekaligus calon mama mertua. Sejak kejadian di kolam kemarin dulu, mereka sama sekali belum bertemu, dan Jeno dilanda tumpukan rindu, hhh...

"Siapa sih yang mengajakmu jalan?" Haechan merapatkan risleting jaket varsitynya seraya meraih botol air mineral dari atas meja. Brainstorming untuk project baru mereka berjalan tanpa kendala, mungkin ada sedikit chaos saat penulisan lirik dan menentukan nada, namun selebihnya mereka baik-baik saja-tanpa ada satupun anggota yang terluka, haha...

"Itu, ada Soobin dan Beomgyu, Yeonjun juga." Si bassist berambut biru menyahut. Dia menghabiskan setengah hari di salon untuk mengganti warnanya dari pastel pink jadi shocking blue-dan dihadiahi pujian tulus Mark, alis terangkat ke atas milik Jeno, juga jempol yang mengarah ke bawah dari Haechan.

'Ya ampun, kau itu super saiyan blue, atau avatar yang warnanya biru-biru?'

'Haechanie! Ini rambutku yang ganti warna, bukan kulit ya, kau kira aku ini bunglon apa??'

Debat tidak berguna tadi diakhiri dengan (setidaknya) mode serius untuk produktif membuat beberapa proyek lagu baru. Ada yang mulai terlihat jelas akan dibawa kemana, namun kebanyakan masih mirip makhluk astral, alias random mau bagaimana bentuk akhirnya.

"Wah, para sosialita muda dari Crown," komentar Haechan cepat setelah mendengar nama-nama tadi disebut. Crown ent. adalah agensi yang kebanyakan menaungi talents sebagai model atau aktor muda. Mereka juga terkenal supel dan mudah bergaul dengan agensi manapun, tidak seperti dia yang baru saja bicara. "Kenapa tiba-tiba mereka mengajak jalan?"

Jaemin mengedikkan bahu sebagai jawaban, lalu menyatukan kedua telapak tangan di depan dahi, sembari memasang wajah memelas palsu mirip kelinci gangster dalam salah satu film animasi. "Please, please, bantu aku sekali ini, akan kuturuti apapun keinginan kalian nanti!"

Sejujurnya dia menyesal sudah mengatakan ini, karena senyum setan Haechan langsung saja mengembang lebar begitu mendengar hal tadi.

"Apapun, huh? Kau yakin?"

Setengah hati, Jaemin mengangguk. Meski dia sadar kalau dirinya kini bak masuk ke dalam blackhole yang tersebar di luas semesta; masuknya gratis-keluar tidak bisa. Karena sudah terlanjur berjanji, maka tidak ada yang dapat dia lakukan lagi.

LOVESICK - NORENWhere stories live. Discover now