LIMA

346 88 163
                                    

Vote dulu sebelum baca ^_^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vote dulu sebelum baca ^_^

***

"Lo ke mana aja sih, Mas? Capek gue nyariin lo!"

Lukman, Rohman dan beberapa orang yang sedang menikmati bubur langsung diam dan menoleh ke Asha. Mereka semua heran karena lagi asik sarapan bubur tiba-tiba ada cewek datang sambil marah-marah.

Lukman dan Rohman jelas mengenal gadis itu, tapi mereka berdua tidak tahu kepada siapa cewek itu marah. Mereka tidak merasa melakukan kesalahan pada Asha jadi mereka diam saja lalu melanjutkan sarapannya. Bisa saja Asha sedang marah ke tiga cowok yang sedang sarapan bubur di dekat mereka. Siapa yang tahu, kan?

"Mana yang ke siram kopi?" Setelah turun dari sepedanya Asha berjalan mendekati Lukman lalu tanpa permisi menarik ke atas celana pendek selutut yang dipakai Lukman.

"Eh! Eh! Lo mau ngapain?!" Lukman yang kaget langsung berdiri, dia tidak menyangka cewek di depannya bisa melakukan hal lebih aneh selain menumpahkan kopi ke pantatnya. Tangan kanan Lukman sibuk menghalau tangan Asha yang berusaha meraih celana Lukman tanpa kenal menyerah.

"Stop!" bentak Lukman saat dia berhasil menggenggam pergelangan tangan Asha.

"Kenapa lo jadi kasar sih, Mas?!" Asha menghempaskan genggaman Lukman dari tangannya dan karena merasa dibentak di hadapan banyak orang, Asha jadi membentak balik Lukman. Dia, kan, cuma ingin berbuat baik. Kenapa malah dibentak? Salahnya di mana coba?

"Gue cuma mau ngolesin lidah buaya doang." Asha menurunkan nada suaranya setelah ingat jika dia datang dengan misi perdamaian.

"Iya, tapi gak gini caranya! Jangan tarik celana gue."

"Ya udah, kasih liat yang tadi kena kopi biar gue oles lidah buaya."

"Gue bisa olesin sendiri," jawab Lukman dengan cepat karena takut Asha menarik celananya lagi.

Yang kena kopi tuh pantat gue. Bukan paha. Di tempat sepi aja gue ogah dipegang-pegang apalagi di tempat umum! sembur Lukman dalam hati. Sejak ketemu cewek ini di teras masjid entah kenapa Lukman jadi sering kesal dan ngedumel walaupun dia tidak mengutarakannya secara langsung. Baru sekarang dia kelepasan karena Asha udah main fisik.

Lukman merasa heran pada dirinya sendiri. Masa sih seorang gadis yang baru dikenal dua hari bisa membangkitkan sisi buruknya yang selama ini tidur pulas?

"Udah-udah. Jangan berantem. Malu. Baru juga kenal. Diliatin banyak orang." Rohman melerai keduanya. Males gila pagi-pagi gue liat orang berantem. Cewek vs cowok lagi. Kalo cowok vs cowok mendingan.

"Duduk, Sha. Lo belom sarapan, kan?"

"Belom lah. Gue keliling dari tadi. Ke camp kalian, tempat anak-anak ngumpul. Tahu-tahunya malah di sini enak-enakan makan bubur."

Trouble in Paredise [Completed)Where stories live. Discover now