Eps 1

2.3K 310 10
                                    

Hai yeorobun👋
Masih netap sama cerita ini?
Yang suka kuy vote
Gosah pelit pelit kek guru kasih nilai
Okeh, Happy Raeding💚

...

TIN!!! Citt—! Kucing kecil itu berhenti melangkah menatap benda besi berjalan itu. Sangat berkilau.

Taeyong masih setia menatap benda besi itu. Seperti kereta tanpa kuda, pikir Taeyong. Kedua telinga kecil itu berderak, mendengar suara pintu yang terbuka dari dua sisi.

"Hei kucing kecil." Ucap seorang pria cantik pada Taeyong, kucing kecil tersebut. Kucing itu meringkuk takut, sedikit melangkahkan kakinya mundur menjauh.

"Jeno! Lihat, dia terluka." Ucapnya lagi pada seorang pria tampan bernama Jeno itu. Jeno berjongkok didekat kucing tersebut, menampilkan senyum yang membuat matanya membentuk bulan sabit. Jeno mengangkat kucing itu hati hati.

"Miaww."

"Tenanglah kucing kecil, jangan takut." Jeno mengelus bulu bulu halus kucing tersebut. Lalu melangkah masuk kembali kedalam mobil diikuti oleh Jaemin, nama pria cantik itu.

"Jaemin, untuk sementara kita titipkan saja pada Hyung. Hyung pasti akan merawatnya, kita sedang terburu buru pasti tidak sempat untuk mengobatinya." Usulnya dalam mobil. Jeno memberikan kucing itu pada Jaemin, agar dia bisa menyetir dengan mudah.

10 menit perjalanan menuju kawasan perkotaan, Jeno memasukan mobilnya pada basement apartemen mewah dipusat kota. Setelah keluar ia bergegas memencet tombol pada lift yang membawanya kelantai 18.

"Kucing kecil, maafkan aku. Tinggalah disini, pemilik tempat ini pasti akan merawatmu. Besok kami akan mengambilmu lagi, dah." Ucap Jeno dalam apartemen. Jeno meletakan kucing itu di bawah karpet berbulu diruang tengah. Ia tak perduli jika akan kotor, toh bukan miliknya.

Jaemin dan Jeno pergi setelah berpamitan, mereka harus cepat karna ada keperluan mendesak di kampusnya.

Taeyong, kucing tersebut menatap seisi ruangan asing itu. Kriukkk~ suara perut, Taeyong lapar ia butuh sesuatu yang bisa dimakan untuk mengisi tenaganya. Hidungnya mengendus bau bau yang datang dari dapur, Taeyong dengan keempat kakinya lompat naik keatas meja. Ia menemukan beberapa daging sisa pada piring. Dengan lahap Taeyong memakannya.

Cakar cakar pada setiap jemari kucing yang mulai menggilang, dan bulu bulu yang juga mulai menghilang, tubuh kucing kecil yang mulai terganti dengan tubuh ramping dengan kulit seputih susu itu terduduk di meja makan. Dengan kedua telinga kucing diatas sisi kepalanya dan ekor yang masih menjuntai indah dibagian belakangnya.

"Yongie hampir mati, untuk saja mereka baik. Tak apakah mempercayai mereka?" Tubuh tanpa balutan sehelai benang itu turun dari meja. Mencari makanan lain namun nihil, tak ada apapun disana.

Taeyong masih sibuk mencari makanan, namun hasilnya tetap nihil. Tempat ini sangat asing bagi Taeyong, tempat yang terang, bersih, dan rapi. Berbeda dengan rumah sebelumnya di kastil yang gelap dan kotor. Taeyong menyukai tempat ini.

Ceklek-! Saat suara asing masuk dalam pendengaran telinga kucingnya, dengan siaga Taeyong merubah wujudnya menjadi seekor kucing kecil seperti sebelumnya.

Taeyong, kucing kecil itu meringkuk bersembunyi dikaki meja makan. Menatap hati hati ke arah dimana suara tersebut berada. Dengan pelan, Taeyong berjalan mengendap untuk mengetahui suara apa itu.

Kedua mata berwarna perak kehitaman itu menatap tubuh lelaki tampan yang sedang terduduk dengan kedua mata terpejam. Taeyong menatapnya, sangat tampan.

"Miaww~" Taeyong mengeluarkan suaranya pelan, melihat reaksi kaget lelaki tampan yang sepertinya tengah mencarinya, Taeyong bersembunyi dibalik pot tanaman hias didekatnya.

○○○

Jaehyun baru saja pulang dari kantornya, meneruskan bisnis keluarga adalah tanggung jawabnya sebagai anak tertua. Jung Jaehyun, anak dari Jung Siwon dan Jung Yoona. Dengan satu adiknya yang sekarang menginjak jurusan kedokteran semester akhir, Jung Jeno.

Jaehyun masuk kedalam apartemennya yang tergolong mewah, ia meletakan tas dan jas kantornya asal ke meja didepan sofa yang sekarang tengah ia duduki. Menyenderkan kepala dan memejamkan mata, berusaha menghilangkan rasa lelah pada tubuhnya.

"Miaww~"

Oh shit, apa itu. Jaehyun menatap sekeliling. Apa pendengaranya bermasalah? Jaehyun yakin tadi ia mendengar suara kucing. Tapikan Jaehyun tak memiliki kucing, pintu apartemen juga selalu terkunci.

Drtt...drtt... Jaehyun mengambil ponsel dari saku celananya. Menekan panel hijau dan mendekatkan ponsel itu pada telinga kanannya.

"Halo." Ucap Jaehyun.

"Halo Hyung. Maafkan aku, aku titip kucingku disana. Dia terluka tolong rawat baik baik, aku sibuk. sampai jumpa!" Balas seseorang dari sebrang telfon.

"Yak! Jeno aku lelah, kembali dan bawa pul— tut tut," Panggilan diputus oleh pihak sebrang, Jeno. Adik Jaehyun satu satunya yang terkadang melakukan tindakan sesuka hati. Jaehyun merutuki Jeno dengan kalimat kalimat cacian dihatinya.

Bagaimana ini? Jaehyun tidak pernah mengurus hewan seumur hidup. Hidupnya saja terkadang kacau, apalagi hewan yang akan diurusnya. Bagaimana jika dia lupa memberi makan? Minum? Atau saat buang air?

"Cih, Jeno sialan." Jaehyun beranjak masuk kedalam kamarnya, masa bodoh dengan kucing itu ia tak peduli. Yang ia inginkan sekarang adalah mandi. Badannya sudah sangat lengket oleh keringat.

Jaehyun melepas semua pakaiannya, menyalakan shower dan mulai membasuh badanya menggunakan air.

"Miaww~" Suara kucing itu terdengar lagi. Jaehyun menatap sekitar, suara itu terdengar sangat dekat. Jaehyun tidak salah dengar kali ini.

"SHIT!" Jaehyun terlonjak kaget saat menemukan kucing kecil kumuh yang dekil. Bulu bulu yang sangat kotor serta beberapa noda darah disekitarnya. Membuat Jaehyun merasa kasihan. Nasip kucing itu lebih buruk darinya.

"Jeno jeno ish! Kau apakan kucingmu hingga dekil begini." Gerutu Jaehyun mendekati kucing kecil itu.

"Pus... kemari." Jaehyun berjongkok, mengulurkan tangan kepada kucing tersebut. Dengan ragu ragu kucing itu mendekati Jaehyun. Jaehyun dengan hati hati mengangkat kucing tersebut, mematikan shower dan pindah ke bathup.

Cukup sulit untuk Jaehyun membersihkan seekor kucing saja. Dengan kedua tangan yang penuh cakaran, serta kedua dada bidang yang sekarang sebagai tempat berpegangan kucing tersebut.

Posisi mereka sekarang ada dalam bathup, dengan setengah badan kucing masuk kedalam air. Kaki depan si kucing bertumpu pada dada bidang Jaehyun.

"Dasar kucing merepotkan." Ucap Jaehyun menatap kucing tersebut, tepat pada kedua bola mata perak kehitaman miliknya. Si kucing yang ditatap hanya diam, mendapat pelototan dari Jaehyun membuat si kucing tertunduk takut.

"Apa kau takut hm?" Jaehyun memegang kepala kucing dengan hati hati. Entah apa yang ada dipikirannya sekarang, kucing yang ditatap memejamkan mata saat kepalanya didongakkan oleh Jaehyun.

Kucing yang manis, seperti tau apa yang sedang kukatakan. Batin Jaehyun, ia tersenyum lalu mengecup kepala kucing kecil itu dengan lembuat.

...

How?
Kalian suka? Ya/tidak
Tapi sejujurnya aku g peduli kalian suka tau engga:v
Jangan lupa vote dan komen
Satu vote itu adalah bonus bagi penulis yang gabut buat cerita.
Thanks💚

My YongieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang