bab 15 : Ku tempuh arah yang lain

4 0 0
                                    


Mencintaimu kini, seperti membaca sajak yang pernah tertulis dan terbaca berulang kali
Bila keinginan datang menggores perihnya sunyi
Disitulah tergelitik untuk membuka kembali
Sajak-sajak yang pernah menjadi tumpahan rasa
Menyisakan riak-riak rindu merayu sepi

Pada setiap kata-katanya menyimpan rindu yang tersembunyi
Di tiap spasinya terselubung nafas kejujuran yang apabila terbaca oleh hati
Merindukanmu dalam rintihan yang tak akan pernah kau dengar lagi

Dan airmata yang tidak lagi peduli
Mengusapnya meski beningnya menembus cela hati
Terkikis keegoisan memecah belahan hati yang pernah bersatu kemudian memisahkan diri

Dalam kelemahan hati tersandung di persimpangan
Pilihan demi pilihan tak lagi mengikat pada kesamaan rasa percaya

Kata tak lagi sejalan dengan sudut pandang persepsi awal
Meski api masih membara, apalah artinya jika kata memanipulasi kisah selanjutnya

Tetaplah tersenyum,
Meski langkah mengayun dari posisi semula
Beda cara pandang itu hal yang biasa
Cinta hadir bukan untuk saling menyakiti

Tetaplah tersenyum,
Meski hati berbalik berjalan saling membelakangi
Namun bukan berarti tidak ada pintu untuk menyapa kembali

Tetaplah tersenyum
Meski perih itu telah menjadi pilihan dan hikmah
Karena kita telah mengukir kenangan indah sebagai pengingat kita pernah belajar saling melengkapi

Sekali lagi, tetaplah tersenyum....

# by Arini Wienda
# Sabtu, 24 Oktober 2020
# Palu, Sulawesi Tengah

Selesaikan dengan cara yang sempurna supaya aku tidak menerka 1Where stories live. Discover now