Sakusa Kiyoomi, pemuda yang dikenal sebagai salah satu dari jajaran 3 ace besar nasional se-SMA. Seseorang yang telah menyumbang banyak piala untuk dipajang di etalase kebanggaan sekolah. Pujian yang tak terhitung lagi ia dapatkan berkat prestasinya di bidang non akademik sehingga membuat namanya dikenal oleh seluruh pecinta voli di sepenjuru negeri matahari terbit. Bukan hanya itu, nama Sakusa Kiyoomi juga terkenal di seantero sekolah sebagai ace yang suram karena tidak banyak bergaul dan malah menghindarinya. Tak lupa kegilaannya terhadap kebersihan menjadikan dirinya mendapat julukan macam-macam dari para siswa.
Sakusa yang ketus dan bermulut tajam. Hanya bisa membuat kesal dan naik pitam. Namun, lelaki bersurai ikal itu telah mendominasi pikiranmu akhir-akhir ini. Kedua manikmu tanpa sadar selalu mencari keberadaannya, memastikan ia ada dalam jangkauan pandangmu. Auranya yang terasa dalam radius dua meter membuatmu selalu penasaran tentang apa yang ada di kepalanya.
"Eh? Demam?" Suaramu terdengar tak percaya kala kedua alismu terangkat dan matamu melebar.
"Ya... begitulah. Dia sebenarnya sangat sensitif dengan cuaca dingin apalagi kemarin suhunya turun drastis saat malam." Komori Motoya menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Pemuda ini benar-benar tak menyangka bahwa kamu, (Fullname), akan menghampirinya sesaat setelah ia sampai di gedung utama selepas latihan paginya hanya untuk bertanya dimana Sakusa.
Kamu menghembuskan napas, tampak gusar. Pandanganmu mulai turun saat kamu merasa bersalah. "Apa mungkin gara-gara kemarin aku mengajaknya sampai malam? Kami baru pulang jam 9 malam loh," ujarmu gelisah.
Alis berbentuk bulat unik itu terangkat satu. "Bisa jadi. Tapi kenapa kalian sampai selarut itu?" Tanyanya keheranan sebab tak biasanya sepupunya itu keluyuran sampai melewati jam 8 malam.
"Uh..." Kamu memainkan jarimu tanda gelisah. Membuat jeda beberapa detik sampai lelaki di hadapanmu mulai mengerutkan dahi. "Kemarin aku terlalu bersemangat memotret beberapa objek sampai kami berdua tiba di pancuran dan bertemu anjing kecil," suara yang keluar begitu pelan karena perasaan tak enak.
"He~? Kamu digigit lagi?"
Sontak kamu mendongak hanya untuk mendapatkan senyum simpul darinya. "E-enggak kok."
Komori terkekeh. "Syukurlah kalau gitu."
"Sebaiknya kau nanti jenguk dia. Siapa tau sakitnya bisa langsung sembuh jika kau menemaninya." Dengan begitu, Komori berlalu meninggalkanmu.
Kamu menelengkan kepala kebingungan. Mana mungkin kan dia bisa langsung sembuh hanya dengan kehadiranmu? Memangnya kamu Asklepios, sang dewa penyembuhan?
Kamu mengelus tengkuk sembari berjalan ke kelas.
Karena mata pelajaran diganti menjadi pengembangan moral dan sosialisasi keselamatan di jalan raya, tidak ada rangkuman materi yang harus dibawakan bagi mereka yang tak sekolah. Seluruh perhatian kelas hanya berfokus pada persiapan festival, jadi tetap mengadakan pelajaran hanya akan sia-sia sebab para siswa pastinya tak berkonsentrasi.
Dalam artian, kamu tidak punya alasan yang cukup kuat untuk menjenguk Sakusa. Menjenguk sebagai teman mungkin terdengar bagus, hanya jika Sakusa mengizinkanmu masuk. Tidakkah ia akan jadi semakin sensitif?
Baru saja kamu akan menapaki tangga, ponselmu bergetar menandakan ada pesan yang masuk. Nomor yang sangat kamu kenal.
[Sepulang sekolah, mau pulang bareng?]
Begitu isi pesan singkatnya. Kamu tersenyum melihat namanya. Pengirimnya, sang kapten hebat dari tim voli putra.
-: 𝓶𝓪𝓴𝓮 𝔂𝓸𝓾 𝓶𝓲𝓷𝓮 :-
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐀𝐊𝐄 𝐘𝐎𝐔 𝐌𝐈𝐍𝐄 ; sakusa kiyoomi
FanfictionIni tentang Sakusa Kiyoomi yang diam-diam menyukai gadis ceroboh dan tidak peka. Dan tentang [Fullname] yang dibuat dilema dengan perasaannya. 「Sakusa Kiyoomi × Reader」 © itsnavara , 2020