28. DOPAMINE

7.7K 1.6K 946
                                    

follow dulu​ biar nggak​ ketinggalan​ notif
niasyaaftri

follow dulu​ biar nggak​ ketinggalan​ notifniasyaaftri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada beberapa kebenaran yang mungkin saja terjadi. Kebenaran menurut​ kita, kebenaran menurutnya, kebenaran yang sebenarnya.

-Undecided​-

Malam itu​ di ruang tamu rumahnya​, Dycal duduk​ bersisian dengan Nafta yang sedang memakan pisang karamel yang baru saja dibelikan Dycal. Entah​ dari​ mana asalnya, cewek itu tiba-tiba datang ke rumah Dycal dan mengajaknya jajan ke luar, hanya sebentar kemudian​ mereka kembali ke sini.

Cewek itu mengenakan celana hitam selulut dan hoodie jumper oversize berwarna putih dengan tudung hoodie​ menutupi kepala serta tali yang dikencangkan ke bawah dagu membuat wajah mungilnya bulat terlihat lebih imut.

"Lo udah tanya ke bokap di mana nyokap lo sekarang?" tanya Dycal, tanpa menatap Nafta dan malah fokus ke layar laptop di hadapannya.

"Udah," sahut Nafta seraya meraih dan meminum coffe ice di hadapannya sebelum akhirnya kembali​ melanjutkan makan.

"Terus apa kata bokap lo?"

"Kata​ Papa, nyokap gue udah bebas dari rehab beberapa tahun lalu, jadi kita nggak bisa nyari di tempat rehab," sahutnya dengan​ mulut tak berhenti​ mengunyah. "Papa​ nggak tau di mana keberadaan nyokap, tapi dia ngasih nomer seseorang​ ke gue, kata Papa itu temen Mama."

Dycal menaikkan sebelah alis, segera menoleh. "Kenapa bokap lo tau​ kalo nyokap​ lo udah bebas, tapi dia nggak berniat nyatuin kalian berdua?"

Nafta merapatkan bibir, menggeleng pelan.

Dycal menghela nafas, kembali menatap layar. "Lo hubungi aja nomer itu, tanya di mana keberadaan nyokap lo sekarang."

"Nanti aja," sahut Nafta. Ia baru saja menyelesaikan makannya dan kini menatap Dycal dengan serius. "Bang Ical kenapa pengen banget gue ketemu nyokap?"

"Lo nggak pengen ketemu​ orang yang udah lahirin lo emangnya?"

Pertanyaan​ dibalas pertanyaan. Hal itu membuat Nafta menggaruk pipi. "Ya pengen, sih, tapi gue nggak yakin bakal ketemu. Nyokap​ gue aja nggak ada niatan nyari gue kayaknya."

Nafta​ berpikiran​ seperti itu tentu​ saja ada alasannya. Mamanya sudah keluar dari panti rehab rehab beberapa tahun lalu, tetapi​ kenapa sama sekali tidak berniat untuk mencari Nafta?

"Lo butuh keluarga, Ta."

Perkataan Dycal sukses membuat Nafta terdiam sesaat, lalu menghela​ nafas​ pelan. "Bukannya kita sama-sama​ membutuhkan itu? Kita sama-sama​ kehilangan​ keluarga, tapi dengan jalannya aja​ yang berbeda."

Dycal menghentikan aktivitas​nya, lalu tertawa sumbang. "Gue hampir​ lupa sama fakta itu."

Nafta tersenyum kecut, "Tapi lo lebih beruntung, ada nyokap. Sedangkan gue nggak punya siapa-siapa, ada Papa tapi berasa nggak ada karena dia cuma sama keluarganya."

UndecidedWhere stories live. Discover now