28. Mereka Bertemu

92 29 5
                                    

Note: percakapan formal dengan huruf miring adalah obrolan dalam Bahasa Inggris.

***

Jakarta, 2022.

Sampai saat ini, hilangnya Abinra masih menjadi misteri untuk anak Rebellion. Tapi, mereka tidak menyerah begitu saja. Polisi masih mencoba untuk menyelidiki lebih dalam, bahkan, orang tua Abinra dan Si kembar di England sana ikut membantu.

Rebellion masih bertahan.

Vanilla masih bergabung di sana, sebagai Big Mama. Handaru pun masih tetap ada diposisinya saat ini. Dengan sedikit bantuan dari Daegal, Arsya dan Aeyza. Rebellion kembali beraktivitas seperti biasa.

Vanilla dan Handaru yang sudah lulus pun harus menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kuliah.

Keduanya masuk ke dalam universitas ternama di Jakarta.

Vanilla masuk ke dalam jurusan hukum, sedangkan Handaru masuk ke dalam jurusan psikologi.

Hari-hari Rebellion cukup berwarna karena ada Fargo, bocah umur 4 tahun yang sangat menggemaskan itu setiap harinya harus ikut ke markas Rebellion. Karena Handaru harus kuliah.

Untuk Daegal sendiri, dia memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Daegal sedang sakit, dan harus beristirahat. Daegal juga mengurus markas Rebellion dan mengawasi Fargo.

Meskipun terkadang Daegal pergi ke Paris untuk urusan bisnis. Ia tetap harus ada untuk Rebellion.

Aeyza dan Arsya masih tetap bersekolah. Ini adalah tahun terakhir mereka di SMA. Sebentar lagi, mereka berdua akan menyusul Vanilla dan Handaru untuk kuliah di jurusan yang sama.

"Udah siap?" tanya Daegal merapihkan kemeja hitam yang ia pakai.

Rebells mengangguk, begitu pula Fargo. Bocah itu mengangguk gemas dalam gendongan Vanilla.

Semuanya berpakaian hitam karena hari ini adalah peringatan kematian Nathania. Semuanya di undang oleh Alvin untuk menghadiri.

Sudah 2 tahun sejak saat itu. Namun kesedihannya masih saja berbekas.

Mobil berwarna dark purple milik Daegal sudah meluncur. Di kemudikan oleh Handaru.

Mereka menuju pemakaman tempat Nathania di makamkan. Tidak ada situasi hening karena Fargo bersama mereka.

"Pap ... papa, papa." Fargo menunjuk ke arah Handaru yang sedang menyetir. Handaru pun menolehkan kepalanya, tersenyum ke arah Sang Putra.

"Gemeeeeessss!" pekik Aeyza di kursi belakang, membuat Arsya harus menulikan telinganya.

Selama 2 tahun ini, Aeyza berubah menjadi gadis yang banyak bicara. Entah apa yang membuat gadis itu sangat cerewet seperti sekarang.

Kadang pula, Aeyza berkata sangat tajam jika ada yang melakukan kesalahan. Berusaha untuk melindungi Rebells dari apa yang mengintainya.

Tingkah bodoh Aeyza pun turut menemani, dia rela menjadi bahan bully-an untuk anggota Rebells.

Arsya tertegun menatap Aeyza dengan tingkah berisiknya. Kemudian tersenyum.

REBELLION (Completed)Where stories live. Discover now