Chapter 4 - Kawin Lari?

38K 701 32
                                    

Waktu menunjukkan hampir pukul satu siang saat Karina bertemu dengan Aldric Fernando, kekasih hatinya. "Hai, Aldric ..," ucapnya dengan nada bicara yang terdengar amat kikuk.

Dahi mulus Aldric langsung mengerut. "Ada apa, Karina?" tanyanya penasaran.

Karina menatap Aldric nanar, "Aku .. aku hanya sedang ingin melihat wajahmu .." Karina beranjak memeluk erat tubuh Aldric setelahnya, begitu erat seolah-olah keduanya tak akan pernah berjumpa lagi. "Aku sangat merindukanmu ..," bisiknya.

Aldric melepas pelukan Karina beberapa saat setelahnya. Dirinya sadar betul kalau ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi pada kekasih hatinya. "Apa yang sedang terjadi padamu?" tanyanya bingung.

Karina hanya terdiam, membatu di tempatnya seraya terus menatap wajah tampan kekasihnya dengan raut wajah yang terlihat amat sulit untuk diartikan. Melihat Karina yang tak kunjung menjawab, akhirnya Aldric memutuskan untuk angkat bicara lagi. "Ceritakan semuanya padaku, Karina. Aku akan selalu ada di sini untukmu," ucapnya seraya menatap wajah cantik Karina iba.

Karina menatap Aldric takut-takut, "Aku .. aku akan segera dinikahkan, Aldric .."

Duar. Sebuah petir di siang bolong seolah-olah langsung menyambar kepala seorang Aldric Fernando. "Apa?" ucapnya dengan raut wajah yang terlihat amat terkejut.

Karina menghela napas sejenak, "Orangtuaku menjodohkanku dengan laki-laki lain. Mereka tak punya pilihan lain karena .."

Belum sempat Karina menyelesaikan ucapannya, Aldric sudah keburu angkat bicara duluan. "Karena laki-laki itu bersedia membantu bisnis ayahmu, begitu?" ucapnya seraya tersenyum getir.

Mendengar perkataan Aldric, Karina malah jadi tambah bersalah. Karina bisa merasakan betul kekecewaan dan amarah yang menyelimuti kekasih hatinya itu. "Aldric ..," lirihnya.

Aldric menatap Karina serius, "Iya, kan?"

Karina memeluk Aldric lagi, "Maafkan aku .."

Aldric melepas pelukan Karina lalu beralih menatap wajah cantiknya seraya tersenyum tipis, "Tak perlu minta maaf, Karina, ini semua bukan salahmu." Aldric lanjut bicara, "Aku paham betul kalau orangtuamu tak pernah menyetujui hubungan kita. Orangtua mana juga yang sudi anak perempuannya dinikahkan oleh seorang laki-laki miskin seperti diriku?"

Begitu mendengar apa yang baru saja keluar dari bibir kekasih hatinya, entah mengapa, hati Karina malah jadi tambah terenyuh. Karina Hadriana tahu betul bahwa orangtuanya memang tak pernah menyetujui hubungannya dengan kekasih hatinya. Bahkan masih teringat jelas dalam benak Karina, hari dimana ayah tercintanya terang-terangan berkata kalau Aldric hanyalah seorang laki-laki miskin yang tak mungkin bisa menghidupi Karina dan anak-anaknya kelak.

Namun Karina tak pernah menyangka ternyata ucapan ayahnya sendirilah yang mampu menorehkan luka yang begitu tajam dalam hati kekasih hatinya.

"Aldric! Jangan bicara seperti itu!" bentak Karina kesal. Wajahnya terlihat memerah, matanya terlihat berkaca-kaca menahan air mata yang rasa-rasanya sudah tak bisa dibendung lagi.

Aldric tersenyum kecut, "Tapi itu kenyataannya, Karina .."

Karina terdiam sejenak sebelum kembali bicara. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanyanya serius.

Aldric langsung menggeleng, "Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan." Aldric lanjut bicara seraya menatap Karina tajam, "Menikahlah dengan laki-laki pilihan orangtuamu, Karina. Lupakan aku. Aku yakin dia pasti bisa membahagiakanmu sama seperti aku pernah membahagiakanmu dulu."

Kedua mata Karina langsung membulat. "Tidak! Aku tidak mau menikah dengan dia! Bagaimana bisa aku hidup bahagia bersama dengan laki-laki yang tak pernah aku cintai, Aldric?" ucapnya emosi.

The Forced Marriage [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora