[COMPLETED]
Cerita ini terinspirasi dari film Harry Potter dan Twillight.
Kehidupan dunia sebelah memang nyata adanya. Cerita tentang Twillight, Harry Potter, GGS masih berkelanjutan. Cerita ini mengandung tentang pertemanan, kemunafikan, pertengk...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Es tut mir leid, Onkle."
•••°•••
Jaemin tidak fokus dengan pelajaran, ia daritadi hanya menatap mejanya dengan tatapan kosong membayangkan apa yang terjadi kemarin. Diremas kuat-kuat kertas bukunya sebagai pelampiasan kekesalannya.
"Kau kenapa sih?" bisik Haechan
"Ternyata seperti ini rasanya diduakan"
"HAH?! KAU DIDUAKAN OLIVIA?!" Haechan dan Renjun terkejut dengan jawaban Jaemin barusan
"Kenapa kalian berteriak?" ucap Profesor Heechul sambil memukul tom n jery dengan buku tebalnya
"M-maaf profesor" ucap kedua makhluk itu
Haechan dan Renjun tak habis-habis meringis kesakitan daritadi, mereka berdua mengelus-elus kepala mereka karena disana tempat terjadinya keperihan. Jaemin? Ia masih tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan temannya. jahat kamu Jaem.
"Hei, aku tahu kau sedang sakit hati. Tapi fokuslah, atau nanti kau ikut menjadi korban Profesor Heechul" bisik Jeno
"Hmmm, akan saya usahakan" ucap Jaemin
Lelaki itu memang mendengarkan ucapan temannya, tapi sama saja ia masih menatap kosong mejanya dengan tatapan senduh. Apakah ia harus memberi kesempatan untuk kekasihnya? Yang jelas-jelas kekasihnya itu tertangkap basah sedang mencuri uang bank bersama lelaki lain.
"Jaemin yang menyedihkan" batinnya
*Dug
*Dug
*Dug (suara sepatu)
Tiga ketukan sepatu membuat lamunannya terbuyarkan. Karena ia merasa penasaran dengan suara yang barusan tersaring oleh telinganya, wajahnya pun reflek menatap keluar melalui jendela kelas. Sosok makhluk berbadan tegap sedang berjalan diluar kelas werewolf, ia berjalan lurus entah kemana.
"Dia dulu waktu muda pasti menjadi terkenal dikalangan wanita, seperti Jeno" batin Jaemin
Jaemin segera membuang tatapannya dari jendela kembali ke arah buku tulisnya. Ia menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal sembari memejamkan matanya untuk merilekskan tubuhnya.
*DARRR
Tubuh lelaki itu seketika tersentak. Ingatannya kembali terputar, ingatan mimpi malamnya itu. Sedangkan ketiga temannya yang tadinya fokus dengan penerangan sang profesor pun ikut terkejut dengan kejadian yang barusan terjadi.
