Chap 3

333 45 5
                                    

Hermione

"Harry apakah kau sudah mendengar jika akan ada siswa baru dari Amerika?" Hermione bertanya.

"Benarkah? Dari mana kau tahu itu?" Harry segera menghamipri Hermione bersama dengan yang lain.

"Lihat, surat ini dari profesor Dumbledore. Kalian bisa membacanya sendiri." Hermione menyerahkan surat ditangannya pada Harry.

J"adi, akan ada siswa dari Amerika hari ini?" Ginny bertanya setelah membaca surat itu.

Sebelum Harry sempat bertanya Mrs. Weasley bereriak dari bawah. "Anak-anak cepat turun! Tamu kita sudah datang."

Karena penasaran dengan siapa tamu itu kami segera turun tanpa ada yang bertanya. Saat sampai dibawah kami melihat 12 anak yang seumuran.

"Baiklah, anak-anak perkenalkan diri kalian aku harus memasak untuk makan malam." Mrs. Weasley memberi tahu lalu pergi kedapur.

"Hallo namaku Piper McLean dan ini saudari satu ayahku Reyna Avila Ramirez Arellano." Gadis dengan rambut berombak dan mata berwarna-warni memperkenalkan diri. Hermione sangat kagum dengan kecantikannya, terutama matanya yang terlihat terus berubah-ubah.

"Aku Jason Grace dan ini kakakku Thalia, tapi dia tidak menggunakan nema keluarga kami. Dan itu Lester Papadopoulos saudaraku tapi kami berbeda ibu." Anak laki-laki berambut pirang dengan mata biru elektrik meunjuk gadis yang berdiri tidak jauh didekatnya–jujur saja mereka tidak mirip kecuali matanya–lalu menunjuk pada laki-laki yang hampir mirip dengannya.

"Hei, namaku-" Perkataannya terpotong oleh lirikan gadis berambut pirang.

Gadis itu tersenyum tapi sorot mata memperingatkan. "Namanya Lester Blade, Jason terkadang suka memanggilnya dengan nama yang aneh. Perkenalkan aku Olivia Heston."

Aku memicingkan mataku tapi tidak mengatakan apa-apa.

"Dibanding dengan Thalia, Lester terlihat seperti kakakmu." Ginny memberi tahu karena mereka sama sekali berbeda kecuali mata biru elektrik milik mereka yang serupa.

"Kami kembar tidak identik." Thalia memberi tahu. Ketenangannya membuat Hermione terkejut.

Kami hanya mengangguk mengerti tapi tiba-tiba Ron bertanya yang membuat Hermione kaget. "Kenapa kau tidak menggunakan nama keluargamu?"

Aku memukul tangannya. Bagaimana bisa dia tidak peka seperti itu? Tentu saja Thalia pasti punya alasan pribadi dibaliknya.

"Aku lebih suka tidak memberitahukannya kepada orang lain." Aku tersentak kaget karena nada sura dan tatapannya berubah menjadi dingin.

"Sebaiknya kita lanjutkan perkenalannya. Namaku Annabeth Chase saudari satu ayah olivia. Kami menggunakan marga yang berbeda karena Olivia mengambil marga ibunya." Gadis bernama Annabeth itu menjelaskan lalu mataku beralih kepada anak lain.

"Hallo aku Hazel Levesque ini adikku Nico Diangelo kami satu ayah." Saat pertama kali melihat Hazel aku tercengang karena matanya seperti emas sungguhan sedangkan Nico berwarna hitam pekat. Kulit Hazel berwarna hitam manis sedangkan Nico putih pucat.

Hermione heran, apakah orang-orang ini memang saudara?

"Aku Leo Valdez." Bocah elf itu tersenyum lima jari. Hermione rasa bibirnya akan sobek karena tersenyum terlalu lebar.

"Hallo, aku Frank Zhang dan ini Percy Jackson kami bersaudara." Anak bernama Frank itu menurut Hermione sangat imut karena memiliki pipi tembam. Lalu aku mengalihkan pandanganku kepada Percy, dia terlihat mirip dengan Harry tapi dengan warna matanya yang berbeda.

"Seperti yang kalian dengar, marga kami berbeda karena mengikuti salah satu orang tua kami dan kami tidak terlalu suka jika membicarakan tentang keluarga. Jadi aku harap kalian mengerti." Piper menjelaskan dan kami semua mengangguk-angguk seperti oramg bodoh.

"Hai, aku Hermione Granger." Aku memperkenalkan diri terlebih dahulu diikuti oleh yang lain.

"Ginny Weasley."

"Ron Weasley."

"Fred." George memperkenalkan dirinya sebagai Fred.

"George." Begitupun sebaliknya.

"Weasley." Kata mereka bersamaan dan itu membuat aku memutar bola mataku bosan.

"Tidak, Kau Fred dan kau George benar?" Kedua anak kembar itu terlihat terkejut karena perkataan Percy

"Bung, bagaimana kau tahu?" lagi-lagi mereka mengatakannya bersamaan.

"Disana kami punya yang mirip dengan kalian." Jason mengangkat bahunya cuek sementara kedua saudara itu terlihat sangat bersemangat karena ada orang lain yang mirip dengan mereka.

"Hallo, aku Harry. Harry Potter." Harry memperkenalkan dirinya terakhir. Kami menunggu reaksi mereka tapi mereka hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Aku menatap teman-teman yang lain, jelas sekali jika mereka juga heran dengan reaksi orang Amerika.

"Ayo kita makan malam." Teriakan Mrs. Weasley menghentikan pertanyaan yang akan aku ajukan. Lagipulaa tidak ada salahnya juga makan malam terlebih dahulu.

________________

Hermione masih tidak mengerti bagaimana Ron bisa makan dengan sangat banyak tapi begitu melihat Percy makan dirinya lebih terkejut lagi karena porsi makan Percy melebihi Ron.

Terlebih lagi badan Percy tetap kurus dan berotot. Jika difikirkan baik-baik semua siswa dari Amerika mereka memiliki badan yang atletis bahkan perempuan juga.

"Uh, Mrs. Weasley apakah ada tungu api?" Olivia tiba-tiba bertanya dan semua siswa Amerika itu mengangguk.

"Ah, maaf sayang aku melupakannya. Ini silahkan." Mrs. Weasley melambaikan tongkatnya dan sebuah mangkuk besar yang terdapat api tiba-tiba muncul di tengah meja.

"Segera saja mereka menyisihkan makan mereka kedalam api." Aku mengerutkan kenging bingung sedangkan Ron menatap horor pada makanan yang dibuang.

"Hei, kenapa kalian menyia-nyiakan makanan itu?" Ron protes dengan mulut penuh makanan.

"Ron, habiskan dulu makanmu baru berbicara!" Aku memukul tangannya karena kebiasaan buruknya muncul.

"Ini bagian dari agama kami." Hazel memberi tahu tapi jelas sekali tidak ingin ada pertanyaan lain.

"Benar, aku tidak mau dihukum lagi oleh ayahku." Lester menyetujuinya mukanya sedikit pucat entah karena alasan apa.

"Nah, mari kita menghormati kepercayaan kita masing-masing. Kami tidak ingin ada perdebatan." Annabeth angkat bircara. Aku rasa dia sangat pintar.

Setelah selesai makan kami mengobrol sebentar lalu pergi kekamar masing-masing. Kamar kami sudah diperluas dan ada 3 ranjang susun tambahan. Aku langsung bersiap tidur karena besok kami akan pergi ke Diagon Alley.

Demigods Go To Hogwarts Where stories live. Discover now