Part. 2

6.9K 342 5
                                    

Author POV.

"Shit" Sean memaki kasar saat dia dan Devan suda sadar, Sean meremas rambutnya dengan frustrasi.

Bahkan Devan sudah duduk dengan gelisa di sampingnya, sehingga membuat Sean mengalih pandangan kearah Devan.
Sean menarik tangan Devan dan meremasnya lembut.

"Aku takut Sean" kata Devan pelan.

"kenapa takut ?" tanya Sean lembut.

"Aku takut Sean, aku takut mama ku tahu dan makin sakin. Padalah aku udah bilang sama mama kalau aku mau nikah sama Elisa dan mutusin kamu" kata Devan sedih, dia merasa seperti anak yang tidak berguna.

Dia sudah membuat ibunya jatuh sakit karena tahu penyakit orientasi seksual yang menyimpang dan sekarang dia akan membuat ibunya makin sakit jika karena tahu dia berpacaran dengan Sean, anak sahabat ibunya.

Sean mengeram kesal dengan gigi yang mengerutuk keras, dia tahu dia egois tapi dia mau Devan hanya menjadi miliknya.

Tapi apa yang di katakan oleh wanita itu aneh tadi memang benar, dia tahu dia akan menjadi penjahat yang egois jika dia melarang Devan untuk menikah dengan wanita pilihan ibunya.

"kamu tenang aja aku yang akan urys wanita itu, kamu cukup urus ibu dan semoga kamu bahagia dengan wanita pilihan ibumu ya" lirih Sean.

"Aku minta maaf Sean, maaf kalau keputusan ku membuatmu terluka, tapi percaya sama aku cuma cinta dan sayang sama kamu" kata Devan di balas anggukan kepala pelan oleh Sean.

"semoga aja kamu mau mulai berhubungan dengan wanita Sean, ibu mu pasti akan sangat terluka jika tahu tentang penyakit orientasi seksual Sean." lanjut Devan.

"Aku pulang dulu ya, aku harap kamu mau memikirkan apa yang ku katakan tadi ya Sean" kata Devan sebelum keluar dari ruang VVIP.

Menikah dengan wanita, melihat mereka saja dia sudah mual apa lagi berhubungan dengan mereka, selama ini perempuan satu-satunya yang berhubungan dengannya hanya ibunya saja dab tidak ada yang lain.

Bahkan sekretaris di kantornya saja laki-laki, dia benar-benar anti dengan perempuan bersama wanita lebih dari 10 menit aja dia langsung jijik.
Apalagi menikah dengan makhluk berjenis perempuan.

Sean menendang keras kaki meja menyalurkan semua rasa kecewa dan marahnya.

Sean tersadar saat dia mengingat wanita yang tadi masuk saat dia sedang bertengkar dengan Devan.

Kalau di ingat-ingat lagi dia bicara dengan wanita lebih dari 10 menit dan dia sama sekali tidak mual atau jijik, ini rekor pertamanya bicara dengan wanita lebih dari 10 menit.

Tunggu, siapa tadi nama wanita itu, dia sama sekali tidak tahu yang tahu ingat wanita aneh itu bekerja di club ini di bagian resepsionis.

Sean mengeluarkan iPhonenya dari kantong celana kerjanya, mencari nomor menejer club yang bertanggung jawab malam ini.

"Datang ke ruang VVIP sekarang" perintah Sean tanpa basa-basi atau sekedar halo.

Sean duduk kembali ke sofa dan memajamkan matanya sambil memijat pangkal hidungnya, dia merasa lelah dan pusing.

Padalah dia baru saja pulang dari Amerika dan harusnya dia sekarang di sedang bermesraan dengan Devan bukannya malah di putusin.

Tok.. Tok...

"Masuk" perintah Sean sambil membuka matanya.

"Selamat malam Tuan Sean ada yang bisa saya bantu ?" Tanya pria paruh baya itu.

"Suruh resepsionis wanita mu untuk datang ke kantor ku besok !" perintah Sean datar.

"Maaf pak resepsionis saya yang mana ya ? ada Anna dan juga Tiana, pak" kata Gion menejer club itu bingung.

I Want You : Gay Dan Janda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang