Bagian 2 - Bergulat Emosi di malam hari

37 7 1
                                    

Playlist : Youth, Shawn Mendes (ft. Khalid)
-
-
-

Seoul, 10.00 PM KST

Seoul merupakan salah satu tempat yang memiliki banyak destinasi yang menarik. Bukan hanya destinasinya saja, Seoul juga memiliki view kota yang indah dan moderen.

Walaupun hari sudah malam, tak membuat Seoul menjadi lenggang, tapi sebaliknya. Semakin malam akan semakin ramai oleh pengunjung.

Banyak toko dan pusat perbelanjaan yang masih buka, tapi ada juga sebagian yang sudah tutup. Begitu pula dengan Sooyaa Cafe.

Saat ini Sooyaa Cafe telah tutup dan karyawannya sudah beranjak pulang. Namun Jisoo sama sekali belum beranjak pulang. Ia masih ingin berlama-lama di ruang kerjanya itu.

Namun baru saja Jisoo duduk di kursi kerjanya setelah mengantarkan karyawannya sampai ke pintu depan, terdengar suara seseorang yang mengetuk pintu cafenya dengan keras.

Jisoo sangat kaget dan takut. Apalagi keadaannya yang seorang diri saja di cafenya saat ini. Ah seharusnya dia pulang saja tadi, pikirnya.

Sebelum keluar dan melihat siapa tersangka yang mengetuk pintu cafenya dengan keras. Jisoo sempat menduga, apakah itu seseorang yang sedang mabuk, perampok, atau pemilik cafenya dahulu.

Memang sebelum Sooyaa Cafe maju pesat seperti sekarang ini, Sooyaa Cafe memiliki kejadian yang memilukan di masa lampau.

Kejadiannya terjadi saat Sooyaa Cafe baru berdiri. Masalah yang mereka hadapi adalah kekurangan pelanggan dan pemasukan uang. Sehingga mengakibatkan Jisoo yang sulit untuk  membayar sewa cafenya. Oleh karena itu pemilik cafenya dahulu selalu datang ke cafe Jisoo dan menagih uang sewa dengan cara yang buruk.

Okey back to topic...

Jisoo mulai berdiri dan berjalan perlahan ke arah pintu ruang kerjanya.

Jisoo sempat melirik ke arah ruang kerjanya apakah ada senjata yang bisa ia gunakan. Dan walla! Jisoo menemukan sapu dan wajan berukuran besar.

Setelah menyiapkan senjata random dan mental yang berani, Jisoo kemudian membuka pintu ruang kerjanya.

Ketika Jisoo sudah membuka pintu kerjanya yang ia lihat ternyata bukan seperti  ekspetasinya tadi. Memang cafenya memiliki dinding dan jendela yang  banyak. Sehingga memungkinkan pengunjungnya untuk menikmati keindahan kota Seoul. Termasuk melihat pria pelaku ketakutannya itu.

Pria itu tidak tampak mengerikan seperti seorang pemabuk ataupun perampok. Namun pria itu tampak seperti sedang marah. Ada apa dengan pria itu? Mengenalinya saja Jisoo tidak.

"Buka pintunya bodoh!" Ucap si pelaku.

Dengan perlahan Jisoo mendekati pintu depan cafe dan membukanya.
Sekarang tampak jelas siapa pelaku keributan itu.

Tampak guratan marah dan emosi menghiasi wajahnya, tapi tidak sampai menurunkan kadar ketampanannya. Jisoo sempat mengagumi wajah pria dihadapannya itu sebelum kesadarannya kembali datang.

"Hey siapa kau? Berani sekali kau mengusik dan membuat keributan di cafe saya!" Ucap Jisoo marah.

"Seharusnya saya yang marah. Mengapa anda masih saja mempekerjakan manusia bodoh yang menyakiti calon istri saya!" Ucap pria itu tidak kalah marah.

My Beloved Is You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang