Chap 9

1.6K 115 0
                                    

•••

🔞 🔞 🔞

"Jungkook, sedang apa kau disini?" Tanya Taehyung pada pria itu begitu ia menyuruh Hwasa keluar dari ruangannya.

"Wow, Tae! Aku tidak pernah menyangka kau bisa bermain di kantormu sendiri." Ucap Jungkook pada Taehyung. Pria itu berjalan menuju sofa tempat Jimin berada dan duduk tepat di sebelah pria cantik itu.

"Hai Jim, my hot bitch." Sapa Jungkook lalu mengecup pipi kemerahan Jimin sekilas.

"Sudah-sudah, kalian lanjutkan saja kegiatan kalian. Aku tidak akan melihat." Lanjut Jungkook yang kini telah berjalan menuju jendela besar diruangan Taehyung. Pria itu menatap jalanan yang berada di bawahnya dan beberapa gedung pencakar langit yang ada di depannya.

"Lakukanlah sebelum aku berubah pikiran." Ucap Jungkook lagi.

Taehyung berdecak kesal, tapi ia tetap menyuruh Jimin untuk menghisap kejantanannya guna membuatnya orgasme. Taehyung menggeram rendah tiap kali Jimin menjilat kepala kejantanannya dan sesekali memainkan kedua bola kembarnya dengan jemari mungil dingin Jimin.

Taehyung menengadah, menatap langit-langit ruangannya. Sementara tangannya menarik rambut Jimin, memberi tempo pada pria cantik yang tengah menghisap kejantanannya seperti orang kehausan.

"Uhh...yesss...you're awesome." Desah Taehyung ketika ia telah mencapai klimaksnya. Jimin pun menelan seluruh cairan Taehyung di dalam mulutnya. Taehyung menarik tangannya dari rambut Jimin dan menarik kejantanannya dari mulut Jimin.

Taehyung berdiri diam di hadapan Jimin dengan nafas terengah sebelum akhirnya sedikit terkejut ketika Jungkook tiba-tiba datang dan memberinya tissue. Taehyung pun mengambilnya dan membersihkan kejantanannya yang sedikit lengket.

"Sebenarnya ada apa kau kemari?" Tanya Taehyung sambil mengenakan kembali celananya dan memperbaiki penampilannya yang sedikit berantakan.

"Well, hanya menuruti kata hati." Ucap Jungkook sambil mengedikkan bahunya.

"Tapi ternyata kedatanganku kemari membuatku melihat sesuatu yang panas." Ucapnya lagi.

Jungkook kembali duduk di sebelah Jimin.

"Ngomong-ngomong, coba kau lihat amplop hitam di mejamu. Itu dokumen penting yang harus kau tanda tangani." Ucap Jungkook pada Taehyung yang akhirnya membuat Taehyung berjalan menuju meja kerjanya.

"How was it feel?" Tanya Jungkook pada Jimin.

"Memangnya kalian tidak takut kalau tiba-tiba ada yang datang? Kalian kan tidak mengunci pintu." Ucap Jungkook.

Taehyung menghela nafasnya mendengar pertanyaan Jungkook. Ia menghiraukan pertanyaan itu dan sibuk dengan dokumen di depannya. Taehyung menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kalau tidak ada kepentingan, lebih baik kau pergi saja. Ini kantor, bukan tempat main." Ucap Taehyung.

Jungkook tertawa mendengar perkataan Taehyung. Ia menoleh menatap Jimin yang berada di sebelahnya dalam keadaan masih telanjang.

"Jimin, apa kau dengar yang dikatakan Taehyung barusan?" Jungkook menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Padahal jelas-jelas dia sendiri yang menggunakan kantornya sebagai tempat main."

Jimin hanya diam, mengacuhkan setiap ucapan Jungkook padanya. Ia berdiri mengambil pakaiannya yang berada di lantai dan hendak memakainya, kalau saja Jungkook tidak menahan lengannya.

"Tunggu." Jungkook ikut berdiri. Ia menatap Jimin dari atas ke bawah.

"Sepertinya kau belum klimaks karena aku datang tiba-tiba. Bagaimana kalau aku yang membuatmu mencapainya?"

Jimin memandang Jungkook bingung. Tadinya pria cantik itu ingin menolak tapi ketika Taehyung tiba-tiba berkata.

"Lakukan saja." Jimin pun mau tidak mau harus melakukannya.

"Lagipula aku memiliki janji diluar kantor." Ucap Taehyung lagi.

"Tapi setelah selesai, kau harus pergi dari sini dan tinggalkan Jimin sendirian disini." Tambahnya lagi.

Jungkook mengangguk dan tersenyum puas. Pria itu menarik Jimin untuk duduk di atas pangkuannya dan membelakanginya tepat ketika Taehyung beranjak keluar dari ruangannya.

"Ouhh..." Desah Jungkook ketika bokong kenyal Jimin menduduki kejantanannya dari balik celana yang menutupinya.

"Pantatmu seksi sekali Jimin."

Jungkook membuka kedua paha Jimin lebar-lebar. Jemarinya mulai bergerak mengocok penis Jimin sedangkan tangannya yang lain bermain dengan puting Jimin.

"Mmhh....aaahhhhhh...nghhh..." Jimin melenguh keras. Kepalanya menoleh ke samping dan mengecup pipi Jungkook penuh hasrat.

"Please...enter me..." Bisik Jimin ketelinga Jungkook.

"As your wish, baby boy.." Ucap Jungkook sambil memasukkan dua jarinya ke dalam lubang Jimin.

Jiminpun tidak tinggal diam. Ia menaik turunkan tubuhnya mengikuti tempo yang diberikan Jungkook padanya. Hingga tempo semakin cepat dan Jungkook berhasil memasukkan keempat jarinya pada lubang Jimin yang berhasil membuat Jimin semakin menggila.

"Ahhhh...ahhhhh...emhh...nghhhh...yaaashhh..." Racau Jimin tak karuan. Entah mengapa permainan jari Jungkook lebih nikmat dibandingkan Taehyung hingga membuatnya ingin klimaks dengan cepat. Jungkook dapat merasakan cairan hangat Jimin membasahi jemarinya hingga celananya. Meskipun begitu, pria itu justru merasa puas.

"Aaahhhhhhh..." Jimin melenguh panjang di puncak kenikmatannya. Jimin terkulai lemas di atas pangkuan Jungkook. Dadanya naik turun dan nafasnya terengah. Seluruh energinya seakan terenggut begitu saja. Ia benar-benar sudah tidak bertenaga, bahkan matanya pun terasa berat.

"Jimin, berbaliklah." Ucap Jungkook. Jimin duduk mengangkangi pria itu dan melingkari kedua lengannya pada tengkuk pria itu.

"Hmmhh..." Desahnya ketika Jungkook mengecup kedua puting Jimin bergantian.

"Istirahatlah sebentar." Ucap Jungkook. Pria itu segera mengangkat Jimin dalam gendongannya dan mendudukkan pria cantik itu di atas sofa.

Jungkook pun mengambil tissue dari atas meja dan membersihkan sisa cairan yang membasahi lubang dan penis Jimin. Dan pada akhirnya Jungkook mengecup lembut lubang Jimin dengan bibirnya sebelum ia beranjak mengambil pakaian pria cantik itu dan menyuruh Jimin berdiri.

Jungkook pun memakaikan pakaian Jimin dengan hati-hati hingga tiba-tiba keningnya berkerut.

"Apa kau tidak mengenakan celana dalam?" Tanya Jungkook.

Jimin hanya mengangguk sebagai jawaban. Rasanya terlalu lelah hanya untuk mengeluarkan satu katapun. Seakan mengerti Jungkook kembali memakaikan pakaian itu pada Jimin dan menyuruhnya untuk beristirahat.

"Selesai." Ucap Jungkook mundur selangkah dari tempatnya berdiri.

"Sekarang istirahatlah."

Jimin pun menuruti perkataan pria itu dan segera terlelap dalam tidurnya di atas sofa. Sebelum alam mimpi berhasil merengkuhnya lebih dalam, Jimin dapat mendengar perkataan Jungkook samar-samar.

"We have to do it together. Just both of us. Remember?"










Thanks for voment😊😘💜🌈

The Dancer [END]Where stories live. Discover now