Prolog

64 13 6
                                    

Dasi mereka panjang sebelah. Bahkan ada yang tidak memakai dasi. Dua kancing mereka terbuka, sehingga singlet ternampak jelas di tubuhnya.

  Ikat pinggangnya mereka gunakan di atas kepala. Ada yang ditebaskan di lantai. Mereka bergerombol di koridor sekolah, tak jarang asap tembako tercium tajam setelah mereka menjauh dari koridor.

  Pemimpin mereka maju kedepan. Wajahnya begitu menantang, apalagi lagaknya seolah jagoan. Dia menghisap rokok terakhirnya, lalu yang lainnya dimasukan kembali ke sakunya.

Lawan mereka datang, di belakangnya ada perempuan cantik bermata belok dengan membawa buku gurunya. Pemimpin mereka menepuk tangan ke atas, seolah hendak mengisyaratkan sesuatu.

"PASUKAN ABANG JAGO MANA SUARANYA?"

"Akang galon ... musyiikkk!"

Dang dang tuk tuk dang dang

"Kalo saya bilang siul  ... siul yaa!"

"SIUL ... SIUL  ... SIULL!"

  Pak Pranett namanya. Tidak terlalu tinggi, tapi gayanya meninggi. Ia memasang muka marah pada sang kepala pasukan. Lalu kepala pasukan itu hanya tersenyum dan menaikan alisnya cepat seolah menantang gurunya sendiri.

"Haiii cantikkk!" sapa Ankit pada gadis pembawa buku Pak Pranett.

  Raj menatap Ankit kesal. Lalu memutar matanya dan melabrak Ankit.

"Bukan dia sasarannya woy!" bentak Raj.

"Eh Bang Jago ... kan niat gua mau godain doang!" balas Ankit sambil terus memainkan alisnya menggoda gadis itu.

"Tau tuh Bang Jago. Masa cewek secantik ... seputih ... setinggi Priya ga suka sih!" sahut Nirbhay.

"Cantik? Putih? Tinggi? Je ... hah! Kuntilanak mah bisa!" sindir Raj.

  Priya meremas tangannya. Lalu menghampiri Raj.

"Apa lu bilang? Gua mirip kuntilanak?" protes Priya tak terima.

"Lah ... lah ... lah, siapa juga yang ngatain lu kuntilanak? Tapi jika anda menyadari hal itu ... saya tak tau lagi!" jawab Raj sambil menghisap rokok lagi.

"Buang ga tuh rokok! Lu tau kan? Sekolah ini itu ...."

"Tidak memperbolehkan warga sekolah merokok! Tapi gurunya boleh ... sementara murid tidak boleh. Bukannya sama-sama warga sekolah?" bela Raj.

"Tentu saja beda Raj ... guru kan ...." ucap Pak Pranett.

"Guru kan panutan ... kalo gurunya merokok ... murid juga merokok. Begitu kan pak?" tanya Raj sukses membuat Pak Pranett dan Priya terdiam lalu pergi.

Lima belas menit lagi mereka mulai pelajaran.

"Pasukan Abang Jago ... kembali ke kelas!" perintah Raj tegas.

"Siap Bang Jago!"

*_PASUKAN ABANG JAGOOO!!!_*

*_BERKUASA TAK BERARTI MENGINJAK_*

Pasukan Abang Jago [TAMAT]Where stories live. Discover now