35. Supermarket

2.4K 335 6
                                    

Yolo yolo yolo yo
Yolo yolo yo
Tangjinjaem Tangjinjaem Tangjinjaem

Yolo yolo yolo yo
Where my money yah
Tangjinjaem Tangjinjaem Tangjinjaem

Musik itu mengalun dari ponsel milik Rara yang ia letakan di samping bantalnya.

Rara meraba-raba pinggiran kasurnya untuk mencari keberadaan benda pipih tersebut kemudian mengangkat panggilan itu membuat musiknya berhenti.

"Yeoboseyo? " ucapnya setelah menempelkan ponsel bercase ungu itu di telinganya masih dengan mata tertutup.

"Kok diangkat? Rara lu gak ke kampus apa woyy?" Sontak Rara menjauhkan ponsel itu dari telinganya. Saat Rara membuka matanya,ternyata panggilan itu berasal dari temannya dari tanah air. Bimo.

"Aduh,bim. Ngapain sih lo nelpon gue pagi-pagi gini. Ganggu orang tidur aja tau gak?" Rara menggerutu kesal karena temannya itu sudah mengganggu jam tidurnya.

Kemarin ia sangat bersenang-senang dengan teman-temannya di rumah Soojin hingga mereka semua pulang larut malam. Beruntung Rara kuliah di jam siang hingga ia bisa memanfaatkan paginya untuk tidur.
Namun kini tidurnya terganggu oleh panggilan dari temannya itu.

"Anjir,lo baru bangun tidur ya,Ra? Suara lo serak-serak kasar gitu?"  Kali ini bukan suara Bimo yang Rara dengar melainkan suara Lia.

"Iya,gue baru bangun. Sebenernya belum pengen bangun sih" Jawab Rara pelan. Matanya kian kembali menutup namun kembali terbuka saat mendengar suara dari sebrang telpon.

"LO GAK NGAMPUS,RA? LO SAKIT?"  Ah,suara Elie hampir saja memecahkan gendang telinga Rara.

Kini Rara sudah membuka mata sepenuhnya. Mengorek sedikit telinganya memcoba membersihkan sisa suara Elie yang baru saja mengembalikan seluruh nyawanya dengan sangat kkamjagiya.

"Elieeee,kuping gue hampir pecah tau gak?! Gue ngampusnya siang. Harusnya gue yang nanya gitu ke kalian. Kalian gak masuk kelas?" Rara menjawab dengan teriakan juga.

"Ya sorry ra. Gue kan hawatir sama lo. Kirain lo sakit karna gak mau nerima duit transferan bokap lo terus lo gak makan berhari-hari." Jawab Elie mengutarakan alasan kekhawatirannya.

"Enak aja. Gue tuh mandiri ya. Lagian gue juga udah dapet kerjaan kok di sini." Rara membela diri.

"Serius lo udah dapet kerjaan? Kok gak cerita sama gue? Kerjaan apa,Ra?" Tia terdengar sangat antusias. Pasalnya Tia pernah di mintai saran oleh Rara saat mencari inpirasi pekerjaan saat itu.

Rara diam sejenak. Ia lupa jika pekerjaannya adalah memasak di Dorm NCT. Mana mungkin Rara menceritakan soal ini pada teman-temannya. Terlebih lagi pada Tia. Temannya itu sangat menyukai NCT.

"Emmm,anu. Itu,gue...kerja di...toko kue,ah iya." Jawab Rara bohong.

"Ra,lo gak boong kan? Kok lo ragu gitu sih ngucapinnya." Rara sudah menduganya,Tia benar-benar mengenal Rara. Tapi ia tidak mungkin jujur tentang pekerjaannya kali ini.

"Eh,nggak kok gue gak boong. Tadi gue liat ada orang lewat di jendela jadi gue gak fokus. Sorry." Rara bohong lagi. Mana mungkin ada orang yang lewat di jendela sementara kamarnya berada di lantai 3. Beruntung,kebohongannya kali ini berhasil membuat lawan bicaranya percaya.

"Btw,kok gue gak denger suara Rido? Kemana tuh anak?" Tanya Rara mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Nah itu dia. Gara-gara dia gak bawa bahan presentasi,kita gak di bolehin masuk kelas. Sekarang tuh kita lagi kabur dari hukumannya pak haris tau gak." Jawab Bimo dengan nada sedikit kesal.

Work For My Idol || NCT ot21 [END]Where stories live. Discover now