14

3.4K 329 68
                                    

Because I'am Stupid - ost BBF
⇄     ◁  II  ▷    ↺
0:57 ━━━•⊙───── 3:59

Adakalanya, jika takdir telah mengambil alih, entah hati yang mendamba untuk dicintai, ataupun hati yang berusaha mencintai. Keduanya takkan menemukan titik terang.

🌷🌷🌷


Seulgi berjalan di koridor kantor milik Jimin. Beberapa staf menyapa namun tak dibalas, saking angkuhnya. Tak heran, senyuman hanya untuk Park Jimin seorang.

Ia baru saja melakukan pemotretan. Sebagai model yang cukup terkenal, Seulgi banjir tawaran iklan, bahkan drama. Namun, dia terlalu pilih-pilih. Pemilik agensinya, Jaehyun pun tidak bisa terlalu mengekang. Dan seperti sekarang, perusahaan Jimin membutuhkannya untuk menjadi model, tentu saja dia mau.

Seulgi membuka kenop pintu ruangan Jimin dan masuk ke ruangan kebesaran itu. Menampakkan seorang pemuda tampan yang berkutat dengan komputer di hadapannya.

"Siang sayang..."

Pemuda itu menoleh sekilas.
"Oh, Seulgi."

Gadis itu memilih untuk duduk di sofa. Sembari memperhatikan sosok seorang park Jimin. Serta seluruh isi ruangan. Matanya sedikit liar.

'dimana aku akan menemukannya?' Seulgi sedikit menerawang setiap sudut ruangan. Ada sebuah dokumen penting yang harus dia dapatkan.

"temukan dokumen transaksi pembelian budak, aku yakin dia masih menyimpannya." titah pemuda itu pada Seulgi.

"K-kau gila?!" Teriak seulgi tertahan.

"Pembantu itu, dia dibeli oleh park Jimin, kau tau?"

Seulgi hanya ternganga. Tak menyangka jika pacarnya bisa melakukan hal seperti itu. Rasanya bahkan membuang-buang uang dan sangat merepotkan.

"Bagaimana bisa aku mendapatkan nya? Aku bahkan tak pernah tau dimana Jimin menyimpan barang-barang nya." Tanya Seulgi.

"Aku serahkan padamu."

Seulgi berhenti menatap sekeliling saat Jimin sudah selesai berkutat dengan komputer nya. Lalu pemuda itu berjalan ke arah seulgi dan duduk di hadapannya. Seulgi merasa Jimin memperhatikannya kali ini.

"Sudah selesai?" Tanya Jimin.

Seulgi gelagapan.
"Emm itu.. pemotretan nya sudah. Tapi masih ada jadwal untuk besok."

'bisa-bisanya kau gugup, Seul!'

Jimin mengangguk-angguk. Ia melihat arloji seharga puluhan juta yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Kajja, kita makan siang."

Mereka pun berjalan berdampingan keluar dari kantor. Lalu mencari tempat untuk makan siang. Salah satu restoran Prancis menjadi pilihan mereka. Selain tempatnya cukup dekat, makanan yang di sajikan pun lebih lezat.

Mereka pun akhirnya dapat menyantap makan siang disana. Namun berbeda dengan Seulgi, gadis itu benar-benar berpikir keras untuk bisa melakukan sesuatu yang diperintahkan.

"Emm, sayang.."

"Hm?"

Jimin mengalihkan pandangan pada Seulgi.
"Bagaimana kalau nanti malam kita ke Namsan tower?"

Devenir AmourWhere stories live. Discover now