05 - Permulaan

4.1K 386 4
                                    

Sepertinya, Kirana hanya benar-benar memiliki Devi saat ini. Ia pikir, ia hanya akan menerima perlakuan kurang menyenangkan tersebut di luar kelas saja, nyatanya di dalam kelas justru semakin parah. Apalagi Geng CCI yang terlihat sangat bersemangat untuk mengerjai Kirana.

"Kir, gimana rasanya jadi terkenal. Enak kan? Ya walaupun cara terkenal lo salah sih." Perkataan Sisil si nenek lampir membuat Kirana menghentikan langkahnya.

"Maaf, maksud lo apa ya Sil?" Kirana geram, baru saja ia memasuki pintu kelas sudah ada kejadian yang menyebalkan. Ia harus ke kelas sendiri, karena Devi harus menyerahkan beberapa tugas yang sudah melewati deadline ke ruang guru.

"Alah lagu lo sok polos. Dibayar berapa sih sama David? Apa ngga ada jalang yang lebih cantik daripada lo?" Cukup, Kirana benar-benar geram. Sisil tidak bisa ditoleransi kali ini.

Kirana menghembuskan napasnya kasar.
"Sil, lo kebangetan kali ini. Tapi gue ngga akan bertindak ceroboh. Gue akan tahan diri gue buat ngga ngejambak rambut lo." Baru saja Kirana mengatakan hal demikian, Sisil sudah menarik kasar rambut Kirana yang sudah dikuncir kuda rapih.

Kirana sebenarnya ingin membalas perbuatan Sisil, namun di keadaannya yang sedang seperti ini ia akan berada di pihak selalu salah. Kini, Kirana hanya pasrah merasakan kulit kepalanya yang mulai memanas.

"SISIL!" Setelah suara lembut tetapi tegas itu terdengar, tarikan tangan Sisil di rambut Kirana terlepas.

Kirana harus berterima kasih kepada orang yang telah membantunya.

"Sisil, kamu apa-apaan sih? Ngga seharusnya kamu ngotorin tangan kamu buat nyakitin dia." Ucapan Selena terhenti. Lalu ia mengeluarkan ponsel keluaran terbarunya dari saku rok ketatnya dan ia terlihat menekan beberapa kali hingga ponselnya sejajar dengan wajah Kirana. "Guys, aku kasih tau nih, jadi dia yang namanya Kirana Kirana, gimana cantik ngga? Dia yang kemarin di marahin Sean di kantin guyss. Salam kenal dari Kirana katanya guys." Ucap Selena yang membuat Kirana menatapnya bengis. Kirana tahu, Selena pasti akan mengirim video itu di media sosialnya.

Kirana segera menarik ucapannya untuk berterima kasih pada Selena. Nyatanya, Selena lebih parah daripada Sisil. Kirana memasuki kelas setelah mendengar suara bel masuk. Ia harus tahan, satu tahun tidaklah lama. Ia pasti bisa. Dulu waktu di SMP, dia bahkan tiga tahun sanggup menghadapi body shamming.

Tanpa disadari oleh banyak pasang mata yang berada di sana. Sean mengamati dari kejauhan. Bahkan setelah kumpulan itu bubar, Sean tetap mematung disana.

"Puas lo ngerjain temen gue? Apa masih kurang? Gue rasa gue sama Kirana salah selama ini nge-idolain orang gila kaya lo." Sebuah suara berhasil mengejutkan Sean. Dapat dilihat Sean teman dari gadis itu sudah berdiri tepat di belakangnya, menatapnya dengan tatapan tajam. Setelah itu pergi meninggalkan Sean.

*

"Ndra."

"Hm."

"Lo kenapa sih daritadi ngediemin gue?" Sean kelimpungan, sebab Candra yang tak kunjung berbicara dengannya seperti biasa.

"Menurut lo?" Kali ini Candra menjawab dengan nada yang sangat datar.

"Tap-" Ucapan Sean terpotong saat suara perempuan yang sangat familiar menyela ucapannya.

"Sayang, nanti temenin aku belanja ya, aku mau beli sepatu olahraga baru, kan tiga hari lagi kamu bakal ada pertandingan. Jadi aku harus keliatan cantik buat nyemangatin kamu." Selena datang ke meja Sean sambil mengatakan sesuatu yang sudah jelas bukan hanya mengajak tetapi minta dibelikan.

"Sayanggg..."

"Ya?"

"Asyiiik nanti pulang sekolah aku tungguin ya."

Pengagum RahasiamuWhere stories live. Discover now