6. Sesuai Itu

268 76 224
                                    

••••

16.24 Kyara masih betah di dalam kamarnya. Bara juga sepertinya belum pulang. Mama Luna dan Bi Ati tengah sibuk memasak makanan untuk makan malam nanti dan papah Edi pastinya sedang ngopi santai di ruang tamu.

"Bi ini di lanjut aja dulu ya, saya mau bangunin Kyara dulu," ucap Luna kepada Bi Ati yang sedang membumbui ayam.

"Iya Bu," jawab Bi Ati.

Tok tok tok!

Suara yang berasal dari luar kamar itu membuat Kyara yang sedang membaca novel teralihkan.

"Masuk aja, gak di kunci!" teriak gadis itu.

Tak lama kemudian pintu terbuka. Kyara kaget dengan kehadiran Mama nya. Kapan wanita itu pulang pikirnya.

"Loh Mama kapan pulang nya?" tanya Kyara .

"Tadi pagi, pas kalian udah berangkat sekolah," jawab Luna sambil mendudukkan tubuhnya di samping kyara sedangkan gadis itu hanya meangangguk saja.

"Sama Papa juga?" tanyanya lagi. Luna hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kepada putrinya itu.

"Loh kok masih pake seragam? Udah sholat ashar belum?" tanya Luna.

"Kyara lagi ada tamu Ma," jawab gadis itu.

"Yaudah kalo gitu cepetan mandi, terus bantuin Mama sama Bi Ati di dapur, gak baik kalo lagi datang bulan mandinya kesorean," imbuh Luna, gadis mengangguk paham.

"Iya Mama," jawab Kyara.

"Ma, mama nikah sama papah pas umur berapa sih, kok mama masih muda sedangkan papah udah keliatan tuanya?" tanya Kyara.

Mamanya yang mendapatkan pertanyaan seperti itu mulai memutar otak, mencari jawaban yang tepat. Kalau sampai terlihat gugup maka Kyara tidak akan berhenti bertanya. Kyara belum saatnya untuk tahu masalah itu.

Ya, sedari kecil jika belum mendapat jawaban yang pas maka gadis itu tidak akan pernah percaya.

"Mama itu nikah sama papah pas mama lagi ABG sedangkan papa kamu saat itu udah mapan udah dewasa, jadi pantes kalau mama lebih muda dari papah. Ya kalo gak salah waktu itu Mama masih 19 tahun," jelas Luna.

"Ouhh gitu. Berarti papah sukanya sama ABG ya, sama yang muda-muda," tutur Kyara. Mamanya hanya menganggukkan kepalanya dengan apa yang Kyara ucapkan. Iya kan' saja biar gadis itu berhenti bertanya.

"Tapi Ma, emangnya Mama gak sayang gitu masa muda mama di relain gitu aja?" tanyanya lagi.

"Enggak sayang, karena mama sudah mengikhlaskan itu semua." jawab Luna.

"Udah sekarang cepet mandi, mama tunggu di dapur ya," final Luna lalu pergi dari kamar Kyara.

••••

Saat ini Ryan sedang merebahkan tubuhnya di atas kasur king size nya, merilekskan pikiran dan emosi nya. Seharusnya setelah mengantarkan Kyara ia pergi ke rumah Galang tapi entahlah niatnya ia urungkan dan kembali ke rumahnya.

Hanya dengan mengingat kejadian tadi siang, pikiran nya kini sudah kembali normal emosi nya sudah reda dan mood nya juga sudah membaik. Ryan masih terbayang kata-kata yang Kyara ucapkan tadi.

My Dear Senior (END)Where stories live. Discover now