30- Utara

183 57 50
                                    

Sedu sedan mencambuk raga,
mengitari titik nelangsa.

Pojok Utara,
tempat akhir dirinya mengudara,
di celah indera.

Embun tak terkira,
mengintip di ruang mata
Seketika, mengalihkan dunia.

mengundang langit untuk mengabu,
mengajak hati kembali merindu.

Pada manusia,
yang meninggalkan jejak,
di teras utara.

Yang usai, setelah kutimpal,
dengan senyuman duka.

Utara, hebat memutar otak
hingga derita air mata tersedak.

Duniaku terisak,
tatkala bayangan memori indah,
yang meretak.

Terbuang sudah,
angin duka yang terkumpul
di sudut raga.

Menjadi pemandu,
kehidupan yang baru,
Setelah berakhirnya nelangsa,
dan ringkihan rindu.

Diorama Kata [Antologi Puisi]Where stories live. Discover now