| 6 |🔞

1.7K 91 6
                                    

"Ya Jimin, kenapa kamu tidak mau mendengarkan Jungkook?! Hidup Jungkook jadi hancur gara-gara kamu!"

Yoongi sangat marah dan membentak Jimin. Jimin masih menangis sambil memeluk Jungkook.

"Maaf kan aku hick..."

Yoongi mengacak-ngacak rambutnya dengan kasar.

"Aish udah lah, udah berhenti jangan nangis lagi."

Jimin menuruti kata Yoongi dan menghapus air matanya.

"Jungkook, Jungkook!"

Yoongi menggoyangkan badan Jungkook tapi Jungkook tidak merespon, ternyata Jungkook tertidur.

"Astaga dia malah tidur, dasar."

Jimin mendorong badan Jungkook dan menidurkannya di sofa.

"Kenapa pake acara minum-minum segala sih si Jungkook ini, mana orang tua dia lagi dinas di luar negri. Pembantu Jungkook gak masuk hari ini karena selalu cuti setiap hari minggu."

Yoongi melirik ke arah Jimin.

"Jimin, kamu bisa gak temenin Jungkook di rumahnya?"

"Huh?" Kata Jimin kaget dan bingung.

"Iya, dia kalo udah mabuk dan tidur gini susah di banguninnya. Jadi harus ada yang nemenin takutnya dia ngelakuin yang enggak-enggak."

"Uh iya gak apa-apa."

"Bener?"

"Iya Yoongi."

"Yah sudah, ayo kita pulang."

Yoongi pergi ke kasir dulu untuk membayar, setelah itu dia dan Jimin membawa Jungkook ke mobil.

Jimin dan Jungkook duduk di kursi belakang sedangkan Yoongi duduk di kursi setir. Yoongi menyalahkan mesin mobil dan langsung menancap gas pergi ke rumah Jungkook.

Jimin membiarkan Jungkook tidur di bahunya, Jimin mengelus-elus rambut Jungkook.

"Maafkan aku Jungkook..." Bisik Jimin.

*****

Setibanya di rumah Jungkook, Yoongi turun dari mobilnya dan membuka pintu gerbang rumah Jungkook, setelah itu Yoongi masuk lagi ke dalam mobil. Yoongi memasukan mobilnya sampai ke depan pintu rumah Jungkook.

"Jimin coba kamu rogoh kantong celananya ada kunci rumahnya gak?"

Jimin langsung merogoh kantong celana Jungkook.

"Ah ini."

Jimin mengeluarkan kunci dari kantong celana Jungkook dan langsung memberikannya ke Yoongi.

"Makasih."

"Aku akan buka pintu rumahnya dulu setelah itu kita bawa Jungkook masuk ke dalam."

"Oke."

Setelah Jungkook di bawa masuk ke dalam rumah, Jungkook di tidurkan di sofa karena mereka berdua tidak sanggup kalo harus membawanya ke kamar Jungkook yang berada di lantai 2, badan Jungkook sangat berat.

"Sudah yah Jim, aku pulang dulu. Aku harus menjemput adikku si Yoonji, kalo gak aku jemput dia pasti akan ngambek 2 hari 2 malem gak mau keluar kamar."

"Oh iya-iya, Terima kasih tadi tumpangannya."

"Ah gak masalah, bye."

"Eh, biar aku tutup pintu gerbangnya supaya kamu gak usah keluar mobil lagi."

"Oh iya Terima kasih."

Setelah mobil Yoongi keluar Jimin langsung menutup pintu gerbangnya dan setelah itu dia masuk kembali ke dalam.

Jimin's VOP

Aku tidak menyangka akan menginjakan kakiku di rumah ini lagi. aku pikir, aku tidak akan pernah lagi ke sini setelah putus darinya. Ini seperti mimpi, aku bertemu dengannya tanpa sengaja, apakah kita memang ditakdirkan untuk bersama? Ah engga, mungkin aja ini hanya kebetulan.

Aku melihat Jungkook sekilas sebelum aku naik tangga menuju kamarnya, dia masih tertidur lelap. Aku membuka pintu kamarnya, kamarnya masih sama seperti dulu tembok yang di cat putih,  kasur berukuran king size dan lainnya.

Aku menuju lemari Jungkook dan mengambil selimut yang tidak terlalu besar untuk Jungkook, Setelah itu aku turun kembali ke lantai 1. Aku menghampiri Jungkook dan menyelimutinya. Aku mengelus-ngelus rambut Jungkook, kemudian aku mengelus pipinya.

"Aku sangat kangen sama kamu Kook, aku nyesel banget putus sama kamu. Andai aja waktu bisa di putar balik, pasti ini tidak akan terjadi."

Aku juga agak mengantuk karena aku kurang tidur semalam, jadi aku menundukan kepalaku di atas tangan Jungkook sambil memegang tangannya. Dan aku pun tertidur.

*****

Jungkook's VOP

Aku merasakan sesuatu yang berat menimpah tanganku, aku membuka mataku ternyata seseorang tidur di atas tanganku. Setelah aku perhatikan lagi ternyata itu Jimin, aku pikir ini hanya mimpi tapi ketika aku mencubit pipiku rasanya sakit. Aku mengelus kepala Jimin.

"Euh..."

Tiba-tiba Jimin mengerakan badannya.

"Jimin?" Panggil ku pelan.

Jimin bangun dengan cepat ketika mendengar suaraku.

"Ah maaf, aku gak bermaksud-"

"Gak apa-apa."

Kami hanya bertatapan mata selama beberapa detik.

"Rasanya seperti mimpi yah, kita bisa bertemu lagi."

Aku membangunkan badanku dan duduk, aku melihat mata Jimin berkaca-kaca dan kemudian dia memelukku.

"Aku kangen banget sama kamu, maafin aku hick."

"Aku juga Jim."

*****

Setelah mereka Berpelukan melepas rindu, Jungkook memegang wajah Jimin dan mengelusnya, kemudian dia mencium Jimin. Jimin terkejut tapi dia tidak bisa menolak dan dia pun menikmati ciuman itu.

Tangan Jungkook turun kebawah dan meremas-remas pantat Jimin. Suasana menjadi panas, Jungkook berhenti mencium dan membuka bajunya, setelah itu Jungkook pun membuka baju Jimin dan melemparnya ke sembarang tempat.

Jungkook bangun dan membanting Jimin ke sofa, Jungkook mencium Jimin lagi tapi kali ini dengan lebih agresif. Sambil mencium Jungkook membuka celana Jimin dan hanya menyisakan celana dalam Jimin.

Setelah Jungkook puas mencium bibir Jimin, dia pun mencium leher Jimin dan menghisap nya.

"Ah.." Jimin mendesah.

Jungkook memainkan nipple Jimin dengan memutar-mutarkannya dan meremasnya.

"Ah Jungkook, geli."

Dia pun tidak lupa menjilat dan menghisap nipple Jimin.

"Ah Jungkook!"

"Kamu masih sensitif seperti dulu yah, liat itu kamu sudah tegang."

"Itu karena kamu mainin nipple aku!"

"Apa kita berhenti aja?"

"Ya! Terus kenapa kamu membuatku tegang tapi abis itu berhenti di tengah-tengah?!"

"Hahaha bercanda, tapi kita lanjut di kamar aja yuk biar lebih leluasa."

"Yah sudah."

Jungkook bangun dan kemudian menggendong Jimin dengan bridal style.









.
.
.
.
.
Support author dengan Vote dan Comment yah!💕

Jangan lupa Vote, Comment dan Follow aku yah~😘

Nov 28, 2020

'I'll Remember' |Jikook/Kookmin|  [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt