Chapter 2

2.9K 338 145
                                    

Harry Potter © J.K. Rowling


Kelas charm berjalan lancar, hanya teori yang mereka pelajari dan Harry benar-benar bersyukur karena kalau praktek, Profesor Flitwick selalu membentuk tim dari asrama yang berbeda dan mengingat Harry sering tidak beruntung, ada kemungkinan patnernya adalah Malfoy dan dia belum siap akan hal itu.

Walaupun Harry selamat di kelas charm tapi tidak lama lagi dia akan bertemu dengan Malfoy dan menghadapinya. Sebenarnya apa yang terjadi? Harry sama sekali tidak mengerti.

Disatu sisi dia ingin menyelesaikan hal ini secepatnya dengan Malfoy tapi disisi lain dia sangat takut bertemu dengan Malfoy walaupun dia juga tidak mengerti apa yang terjadi padanya dan mengapa dia takut bertemu dengan Malfoy tapi bagaimana pun Harry berpikir mungkin setelah bertemu dengan Malfoy, dia akan mendapat jawaban atas semuanya dan dia ingin minta maaf pada Malfoy.

Semoga nanti berjalan lancar dan entah kenapa pemikiran mengenai Malfoy merencanakan sesuatu lebih membuatnya nyaman dibandingkan Malfoy yang easy going dan dapat membuat lelucon yang lucu, well seperti yang dikatakan oleh Hermione.

Great Hall terlihat ramai oleh para murid dari berbagai asrama dengan tahun angkatan yang berbeda-beda. Harry cs terlihat berada diujung meja Gryffindor yang dekat dengan pintu, saling bercanda dan membicarakan berbagai hal.

Tiba-tiba dari arah meja Ravenclaw terjadi keributan dan terlihat beberapa murid beradu mulut,

"Aku sudah bilang, hentikan itu" teriak salah satu murid laki-laki Ravenclaw pada temannya yang seasrama

"Kau tidak usah mencampuri urusanku" balas murid laki-laki yang menjadi sasaran teriakan anak laki-laki sebelumnya

"KAU..." murid pertama mencengkram kuat kerah pakaian murid kedua sampai-sampai tubuh murid kedua terlihat terangkat karena murid pertama memiliki tubuh yang lebih besar dan tinggi.

"Kalian berdua hentikan" ucap seseorang dengan nada tenang kearah kedua murid tersebut

"Kau tidak usah ikut campur" ucap murid kedua

"Aku juga tidak ingin melakukannya tapi ini adalah tugasku"

Murid pertama terlihat lebih tenang dan segera melepaskan cengkramannya,

"Heh, memalukan. Ternyata kau takut pada Malfoy" ucap murid kedua

BUAKKK...

Tiba-tiba murid pertama memukul pipi murid kedua dan terlihat hidung dan mulutnya mengeluarkan darah

"Hah..." Draco menghela nafas melihat tinggkah dua Ravenclaw dihadapannya dan berkata,

"Kalian berdua benar-benar punya nyali. Apa kalian yakin kalian tidak salah menggunakan dasi? Menurutku kalian lebih cocok berada di asrama Gryffindor"

Asrama yang dimaksud oleh Draco hanya tersenyum dan tertawa mendengar ucapannya sedangkan kedua murid Ravenclaw yang dimaksud terlihat wajahnya memerah, mereka mengerti betul apa yang Draco maksudkan.

"Apa kepala kalian sudah dingin?" sebelum mendengar jawaban keduanya, Draco segera berbalik dan berjalan menuju gerbang Great Hall dan berkata, "Ikut aku"

Setelah Draco dan kedua murid Ravenclaw meninggalkan Great Hall, para murid dari setiap asrama mulai membicarakan hal yang baru saja terjadi.

"Itulah yang aku maksudkan" ucap Seamus tiba-tiba

"Hm?" Ron melihat Seamus dengan bingung

"Kau ingat saat aku bilang, aku lebih memilih Malfoy sebagai Head Boy ketimbang dirimu Ron?" mendengar ucapan Seamus, wajah Ron terlihat tidak suka akan hal itu.

Special Gifts and Good Night EveryoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang