NOTE: Sebenarnya aku bikin ini udah lama, waktu Irene ulang tahun dan itu sekitar bulan maret. Tapi, baru kepikiran lanjut ini. Sayang banget kalau nggak post juga, hehe. Seharusnya ada di The Life of Bae&Kim, tapi ganti jadi Biru&Langit. Nggak tau kenapa lagi suka aja sama nama dua itu. Hope u like it! Enjoy.
Jangan lupa vote dan comment yaaa. Makasih yang udah nyempetin baca, semoga nggak nyesel.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[Biru nggak nyesel jatuh cinta sama Langit]
[Langit tersenyum malu] ...
Biru keluar rumah, berlari menuju salah satu kontrakan yang menjadi tempat tinggal Langit. Semenjak kepergian Langit semalam dengan pertanyaan tak Biru pahami, Biru menjadi sulit tidur.
Mencoba melupakan tapi tak bisa. Otaknya seakan dipaksa bekerja untuk mengartikan pertanyaan dari Langit.
Hingga pagi ini, Biru bertanya pada Rio. Kebetulan lelaki itu baru saja menginap karena semalam hujan deras dan bunda Ara menghalanginya untuk pulang.
Saat Rio sedang menonton televisi, Biru menghampiri tanpa ragu. "Mas Rio, Biru boleh nanya sesuatu?"
Rio yang kebetulan sedang tak sibuk tersenyum ramah. "Boleh. Biru mau nanya apa?"
"Misalkan ada temen mas Rio yang nanya 'Selama kita temenan sampai detik ini, pernah nggak lo mikirin perasaan gue' mas Rio bakal jawab apa?" Biru ingat betul perkataan Langit. Persis seperti itu.
"Selama kita temenan sampai detik ini, pernah nggak lo mikirin perasaan gue?" Rio mengulang kembali point utama ucapan Biru. "Ya, kalau misalkan mas udah temenan lama sama orang itu. Pasti pernah lah, mas mikirin perasaannya. Kayak semacam rasa peduli sesama teman gitu."