"Kamu nggak ingat kami, Sarada? Kami orangtuamu!! Astaga, Mama benar-benar nggak nyangka ternyata kamu terlahir kembali sebagai Dewi semesta! Mama dan Papa rindu kamu, sayang.."
E-eh?! Benarkah?
Batin Sarada yang masih belum tersentuh dengan pertemuan ini. Ini juga terjadi pada Boruto yang melihat ayah dan ibunya yang menangis tersedu sambil memeluk putranya. Mitsuki dan Sumire hanya termangu melihat pemandangan ini. Entah kenapa ada rasa iri yang menyelinap karena tak ada satupun orang yang mengaku sebagai orangtua mereka.
⭐
⭐
⭐
Stars
⭐
⭐
⭐
Mitsuki dan Sumire duduk diam menatap bintang-bintang. Mereka hanya berdua di rumah karena Boruto langsung diseret ke kediaman hokage dan Sarada juga diajak ke rumah orangtuanya.
"Tidak ada yang mengajak kita ke rumahnya. Apa jangan-jangan kita ini sebatang kara ya?"
"Hn."
Sumire menatap pemuda berambut biru disampingnya dengan seksama. Menghabiskan waktu bersama Mitsuki rasanya sangat canggung dan aneh. Sumire mengharapkan Boruto bersamanya tapi keluarga hokage seakan tak menghiraukannya. Mitsuki juga begitu, tidak ada bedanya.
"Aku tidak bisa diam disini terus."
"Kau mau kemana, Mitsuki-kun?"
"Kemana saja yang aku suka. Lagipula desa ini belum habis kutelusuri."
"Baiklah, aku juga ikut!"
Mitsuki hanya menoleh Sumire sekilas lalu melanjutkan perjalanannya. Meski baru beberapa jam yang lalu mereka terlibat dalam sebuah pertarungan, suasana desa rasanya kembali normal dalam waktu yang singkat. Sebelumnya mereka berempat masih bersama merubuhkan pohon Sinju yang menyebabkan segala kekacauan di desa. Warga yang tiba-tiba sakit dan tak terkendali sudah berangsur pulih. Tinggal Dewa Rigel dan Dewi Pollux yang diam dalam pikiran mereka yang kesepian. Di saat seperti ini mereka baru menyadari bahwa di desa ini mereka tidak lagi memiliki keluarga.
"Kita ini Dewa dan Dewi kan? Sebenarnya kita tidak butuh keluarga, tapi tetap saja.."
"Apa?"
Sumire menghentikan langkahnya. Mitsuki juga berhenti sejenak di hadapan Sumire yang tengah menunduk lalu menatapnya lagi.
"Mitsuki-kun, sedikit saja pernahkah kau berpikir ingin menjalin hubungan lagi dengan Sarada? Dengan begitu orangtua Sarada menjadi keluargamu juga."
"Lalu bagaimana denganmu? Kau dan Boruto.."
"Uhm.. Itu, aku.. Hey! Aku bertanya padamu, kenapa kau malah balik tanya?!!"
Mitsuki tersenyum tipis. Itu senyum pertama yang Sumire lihat langsung dari Mitsuki. Maklum saja, Dewa setenang Mitsuki pun sulit untuk tersenyum sedikit saja.
"Setelah kupikir-pikir, aku ingin menjadikannya sebagai milikku."
Sumire tersenyum senang.
"Yah, walaupun merepotkan menjalin hubungan dengannya! Kau tau, di kehidupan kami sebelumnya Sarada adalah sosok yang kurang bisa kuandalkan, tapi sekarang meski ia tetap aneh dan bodoh, aku berencana untuk menjalin hubunganku yang belum rampung dengannya."

YOU ARE READING
Stars
FantasyKonoha dalam situasi yang gawat. Berawal dari jatuhnya sebuah meteor yang menghantarkan malapetaka bagi rakyat Konoha. Suasana Konoha yang aman dan indah berubah suram seiring dengan berbagai bencana yang melanda, bahkan beberapa pakar dari berbagai...