4

846 246 54
                                    


Pagi - pagi sekali Gracia sudah bangun, sengaja dia bangun pagi, hatinya yang masih dilanda kesedihan dan kegelisahan karena sebentar lagi masa remajanya akan hancur, dan masa remaja yang diidam - idamkan setiap orang hancur di depan mata. Setelah bersiap dan mengenakan seragamnya Gracia turun kebawah menemui mama dan adiknya sekalian pamit mau berangkat sekolah agak pagian. Entah kenapa hari ini Gracia ingin datang lebih awal.

"Pagi ma, pagi dek " sapa gracia sambil tersenyum.

"Pagi juga kak ." jawan Steve sang adik.

"Pagi juga sayang, pagi juga sayang tumben pagi - pagi sudah siap, ada rapat osis ?  " tanya mama.

"Nggak ada ma, gre pengin aja berangkat agak pagian lagian sekarang kan Senin ada upacara juga." jawab Gracia .

"Kak tapi aku belum siap - siap ."

"Nggak papa dek , kakak udah mesen ojol ," jawab gracia sambil memakan nasi goreng favoritnya.

Tak lama ojol pun datang dan gracia bergegas keluar dan berangkat sekolah setelah pamit sama mama dan adiknya.

"Kenapa disetiap seperti ini  , nggak ada seorangpun yang mau mengerti tentang keadaan ku, dan tak ada satu orangpun yang mau mendukungku." gumam nya.

"Aku benci semua orang." teriak gracia dalam hati.

"Aku kangen sama kamu No, kamu adalah orang yang paling bisa mengerti aku, kamu kekasih juga sahabat yang paling memahami perasaanku, kenapa kamu begitu cepat pergi ninggalin aku sendirian, aku butuh kamu Nino..hikz...hikz..."
tangis pilu Gracia di depan makan Nino kekasih dan sahabatnya yang pergi untuk selamanya karena kecelakaan.

Gracia tidak langsung  ke sekolah melainkan minta diantar ke pemakaman terlebih dahulu, untuk menumpahkan perasaan hatinya pada sang kekasih yang telah tiada.

"No...., Tolong bantuin aku, hanya kamu yang bisa, semua orang nggak ada yang mau bantuin aku, hikz.." kata gracia terbata sambil mengusap batu nisan yang bertuliskan Nino Hamid, yang meninggal beberapa bulan yang lalu.

"Sayang, tolong batalin perjodohan ini, aku takut , takut sekali menghadapi semua ini sendirian." Gracia terus saja menumpahkan segala kesedihannya di depan batu nisan.

" Tapi tampaknya kamu juga nggak bisa bantu aku, sekarang aku benar - benar sendirian tanpa siapapun."gumam gracia.

"Kalau begitu aku pamit ya, kamu baik - baik di sana, semoga lain waktu kita bisa bertemu, selamat tinggal sayang, ilove u so much."

Gracia meninggalkan makam dengan hati yang sedikit lega karena sudah mengeluarkan uneg - unegnya , walaupun yang di ajak bicara hanyalah seonggok batu nisan, namun bisa membuatnya sedikit berpikir jernih.

"Ayo pak kita berangkat." kata gracia sambil naik diatas motor ojol yang di pesannya tadi pagi.

"Neng..,eneng nggak papa ?" tanya ojol setelah melihat penampilan gracia yang sudah berubah jadi lusuh dan sembab karena air matanya belum juga mengering.

"Nggak papa pak ayok nanti saya telat."

*****

Sesampainya di sekolah Gracia menjadi pusat perhatian , pasalnya gadis yang biasa terlihat ceria dengan senyum manis di bibir nya yang selalu dia sungging kan saat disapa ataupun bertemu dengan siapa saja, tapi hari ini sangat berbeda sekali, tak ada senyum di wajahnya , bahkan terlihat murung dan menyedihkan, matanya sembab dan bengkak akibat semaleman menangis ditambah tadi menangis di depan makam sang kekasih yang sampai saat ini masih dicintainya itu. Pakaian yang biasanya rapi rambut yang biasanya kemilau bak iklan sampo, tapi kini terlihat kucel dan sedikit berantakan.
Penampilan gracia saat ini mengundang banyak tanya bagi siapa saja yang melihatnya , terlebih lagi bagi Anin sahabatnya sejak masih Sekolah Menengah pertama.

KEPALSUAN CINTA ( End)Where stories live. Discover now