Eight

1.3K 101 11
                                    

Hana kehilangan keseimbangan nya dan berakhir ia jatuh kebelakang, namun hana tidak jatuh ke lantai melainkan haechan menahan badan hana

Mata mereka bertemu beberapa detik, dengan cepat hana berdiri lalu menghempaskan tangan haechan yg berada di pundak nya

"Dih apaansi lo, mau modus lo" ucap hana melototin haechan

"Najis banget"

"Ngapain juga pake narik kerah baju gue, untung ga jatoh, kalo jatoh--"

"Untung gue yang tahan jadi lo ga jatoh, padahal malas banget"

"Ya udah si kalo ga iklhas nolongin"

"Ucap makasih kek malah banyak bacot"

"Males ah lagian salah lo sendiri ngapain coba narik kerah baju gue"

"Gue nyegah lo tadi, kali aja lo mau kabur dari hukuman"

"Bego, gue mau ke keran sebelah, lagain kalo disini debat mulu sama lo"

"Ya udah sana"

"Ya udah iya"

"Cepetan"

"Mau di tabok?"

"Gak...Ntar muka ganteng gue ternodai sama tangan kotor lo"

"BODO AMAT KAK BODO A--"

Ucapan hana terhenti karna mulut nya di bekap sama tangan haechan, hana memberontak berusaha melepaskan tangan haechan dari mulutnya

Tangan haechan berhasil terlepas dari mulut hana

Plak

Hana menampar keras tangan haechan sampai merah

"Apaan sih lo, nyari mati!" Kesal hana

"GOBLOK TANGAN GUE" Teriak haechan sambil mengusap usap tangan nya yg merah akibat di tampar hana

"Shutt, kata nya pangeran kok ngomong kasar" ucap hana lembut sambil menaruh telunjuk nya di bibir haechan. Namun sedetik kemudian hana langsung mengeluarkan kata kata mutiara nya

"Heh kak sinting koe koplak lo ga basuh tangan berapa tahun? Bau azab banget gila, kampret asin tangan lo kak, pasti tu tangan habis megang tai kambing"

"Enak banget lo ngomong, mau gue sumpel pake kaos kaki mulut lo"

"Sok, gue nawarin nih mau mati ga lo?"

"Bisa apa lo"

"Bisa bikin kakak jatuh ke gue anjay.ora"

"Hoek"

"Positif 9 bulan lo kak?"

"P.I.G"

"Gue ada bawa silet nih di saku, di tas juga ada catter warna ijo, eh btw gue dah lama nih ga ngukir tangan org. Hm lo mau di ukir ga tangan nya ukiran gue bagus loh ya"

Hana mengambil tangan kiri haechan dan mulai mengeluarkan silet dari saku nya

"Gila tangan gue"

Haechan melotot kaget bener saja di saku hana ada silet, haechan langsung menarik kembali tangannya yg hampir di ukir hana pake silet

"Cewe psikopat"

"Cie takut"

"Siapa yang takut, mana ada seorang haechan takut sama cewe psikopat"

Hana tersenyum miring, terlintas ide buat nakutin haechan

Hana berjalan ke arah taman sekolah lalu mengambil cangkul, hana mengangkat cangkul itu lalu mengarahkan ke haechan, hana semakin mendekat dengan wajah yg sengaja di buat seperti seorang psikopat

"Bener bener nih cewek psikopat"

Haechan yg sudah keringatan dingin langsung lari dari situ, dia mengingat sesuatu yg membuat nya trauma

"LAH KAK KOK LARI PUFTTT" Tawa hana sudah tak tertahan melihat haechan pergi ketakutan

Dia rasa menjahili haechan hal yg menyenangkan














"YANG BENER LO" Teriak yena kaget, hana dan yura masih tertawa bengek

"Iya lah masa boong" balas hana santai

Mereka hana, yura, dan yena sedang berada di kantin setelah hana selesai dengan hukuman nya

"Anjir katanya cowok badboy sama lo bawa bawa cangkul aja takut"

"Aduh sumpah bengek gue denger cerita lo na"

"Eh tapi kan"

"Apa?"

"Lo ga takut anu"

"Apaan anjer!"

"Anu itu loh"

"Apasi! Anu itu, itu anu apaan?!"

"Enemy to love"

"Ngawur lo"





























Tak terasa waktu begitu cepat berjalan hari pun sudah tengah malam

Pukul 00.15 wib

Haechan baru saja tiba di rumahnya, dia memarkir kan motor sport nya di garasi

Tok..tok..tok

Haechan mengetok pintu utama, tak lama ada suara langkah kaki dari dalam rumah mendekati pintu, dia pikir pembantu di rumah ini lah yg akan membuka kan pintu.

Namun pikiran haechan salah, yang membuka kan pintu bukan lah bi ani, melainkan sosok yg haechan anggap sudah tidak ada di dunia ini

Pintu rumah terbuka menampilkan sosok wanita cantik dan masih muda, bisa di bilang dia mamah nya haechan

Raut wajah haechan berubah datar melihat sosok di depan nya

"Baru pulang sayang, dari mana? Tumben malam banget pulang nya, ga biasa kamu" tanya jisoo

Haechan tak memperdulikan perkataan ibunya, dia berjalan masuk ke rumah tanpa membalas pertanyaan jisoo barusan

Haechan berhenti sejenak, jisoo masih berada di ujung pintu

"Bukan urusan anda, mau saya pulang malam atau pun tidak pulang itu urusan saya, anda tak perlu ikut campur." ketus haechan

"Sayang kamu udah makan, mamah tadi ada masak banyak lho buat kamu. kalo belum mamah panasin masakan mamah ya soal nya udah dingin tadi nungguin kamu yg belum pulang." jisoo mendekati dan memegang tangan kiri haechan yg lagi berdiri di bawah anak tangga

Haechan menghentak kasar tangan nya dari jisoo "Saya sudah makan!" Balas haechan cuek lalu pergi menaiki tangga menuju kamar nya

Jisoo menundukan kepala nya sebentar sambil memegangi dadanya yg sakit karna sikap anak semata wayangnya.

"Kapan kamu bisa menyayangi mamah lagi chan, mamah bener² menyesal hari itu. Mamah harap kamu bisa menerima mamah lagi, mamah akan menunggu kapan pun itu" gumam jisoo pelan

Air mata jisoo jatuh mengingat perlakuannya dulu ke haechan, dia sangat yakin pasti haechan sangat membencinya. Maka itu dia kembali untuk menebus semuanya, namun hal tak tersangka bahwa sudah dua tahun lama nya semenjak jisoo kembali haechan masih tetap membenci nya, tapi tidak dengan jisoo, jisoo akan terus berusaha agar haechan menyayangi nya kembali















Vote dan komen ya!

Next?

KAKEL BADBOY -HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang