II

86 17 2
                                    

Pagi ini terasa berbeda bagi Eliza, dimana tak ada suara keributan yang menyambut paginya seperti biasa. Eliza melangkahkan kakinya pelan-pelan menuruni tangga, tujuannya saat ini adalah ruang makan untuk sarapan mengisi perutnya yang terasa lapar.

Eliza ingat tadi malam ia tidak sempat makan malam karena kelelahan sehabis pulang kerja. Elyaz memutuskan tidak pulang ke rumah dan memilih tinggal di apartemennya kembali.

Sebenarnya Elyaz memang tinggal di apartemennya sendiri bersama Ara, tetapi karena Eliza sering merasa kesepian setiap di rumah jadi mau tak mau Elyaz ikut tinggal di rumah itu.

Namun sepertinya tidak lagi, Elyaz tidak akan kembali ke rumah itu untuk waktu yang cukup lama. Elyaz akan kembali ke rumah itu apabila orang-orang yang tinggal disana kembali akur dan harmonis sebagaimana keluarga idaman yang bahagia.

Eliza tercekat dan langkah kakinya mendadak berhenti. Matanya mendelik sempurna saat melihat sosok yang telah mencuri hati dan menyita perhatiannya hanya dalam sekali pandangan.

Kaki Eliza terasa berat dan kaku untuk digerakkan hingga akhirnya Eliza memutuskan hanya berdiam diri saja di tempatnya.

"Sayang, sini nak." panggil Lestari, mama Eliza yang tampak kebingungan melihat sang anak yang hanya diam bak patung.

Eliza tetap tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya sampai suara papanya yang memanggil dan menyuruhnya untuk mendekat.

"Kita kedatangan tamu nih, ayo sini duduk nak dan sarapan bersama."

Evanz Marvelino tersenyum manis dan hangat menatap Eliza yang terpesona akan ketampanannya untuk sesaat. Namun cepat-cepat Eliza menepiskan rasa itu dengan menggelengkan kepalanya kuat.

Tidak! Dia kekasih Kakakku.

Pria itu terlihat tampan meskipun saat ini hanya berbalut kaos berwarna hitam dan putih juga celana training. Kalau Eliza perhatikan sepertinya Evanz baru selesai joging, terlihat dari penampilan pria itu yang sedikit berantakan dan berkeringat. Namun anehnya tetap tampan.

Evanz masih tersenyum menatap lekat Eliza sembari kedua tangannya memegang semangkuk salad buah yang sebenarnya makanan favorit Eliza.

Evanz masih tersenyum menatap lekat Eliza sembari kedua tangannya memegang semangkuk salad buah yang sebenarnya makanan favorit Eliza

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tidak, Ma, Pa. Eliza buru-buru, tidak ada waktu untuk sarapan." sahut Eliza menolak untuk sarapan bersama satu meja dengan Evanz.

"Kalau gitu Eliza pamit dan ... selamat menikmati sarapan kalian." setelah mengatakan itu Eliza melangkahkan kakinya cepat.

Ia tidak ingin berada dalam situasi seperti itu lagi, tidak akan! Karena Eliza tidak akan mampu mengendalikan dirinya untuk bersikap biasa-biasa saja.

Eliza menyentuh dadanya yang berdebar kencang tak karuan sembari terus melangkah keluar dari rumahnya, ia memberhentikan tukang ojek yang lewat. Hari ini Eliza akan pergi naik ojek saja.

Love it's you (Ekslusif Di Dreame) Where stories live. Discover now