13. h u b u n g a n

89 46 20
                                    

@rahma_rohilatul / instagram.
.
.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
KALO ADA KRITIK DAN SARAN KASI TAU YA!
.
.
.

Sasa benar-benar tidak semangat sejak kemarin. Ia hanya diam seribu bahasa, kalau ditanya jawab seadanya, dan tidak peduli akan sekitar. Pikirannya sedang kacau memikirkan masalah keluarganya yang sebentar lagi benar-benar hancur.

"Sa, kamu kok dari kemarin diem aja sih?" tanya Alan. Saat ini, Alan sedang mengantar Sasa pulang ke rumahnya memakai mobil Alan. Sasa memang sengaja tidak membawa mobil karena ia sedang malas menyetir.

"Nggak apa apa."

"Kamu mah kalo ditanya jawabannya ngga apa apa mulu." kata Alan sedikit sebal. "Ayo dong cerita sama aku! Aku ini pacar kamu lho."

"Hm."

"Yaudah gimana kalau kita nonton? Biar balikin mood kamu. Sekalian belanja." ujar Alan mencoba memperbaiki mood Sasa.

"Males."

"Yah tapi aku pengen nonton." kata Alan sedikit kecewa.

"Yaudah. Tapi, jangan di bioskop. Males." kata Sasa.

Sejujurnya, Sasa tidak masalah kemana pun, lagi pula Sasa memang malas pulang ke rumah. Orang tua nya kan sedang bertengkar. Bisa-bisa Sasa semakin menderita.

Tapi, Sasa juga malas ke mall. Entahlah, ia sedang tidak ingin bertemu dengan keramaian. Mall tempat yang ramai, dan itu tidak cocok dengan suasana hati Sasa.

"Yauda ke apart aku? Tenang aja aku ngga akan macem-macem." ujar Alan.

Sasa terdiam sejenak, "yauda."

||A T H I S A||

"Kamu mau nonton film apa?" tanya Alan.

Kini mereka sedang berada di apartemen Alan. Apartemen ini tidak teralu besar tapi nyaman. Bahkan ada televisi yang sangat besar di apartemen ini.

"Apa aja."

"Yauda aku pilih random ya." ujar Alan lalu asal memilih film. Alan juga bingung kalau disuruh memilih film. Itu bukan keahliannya.

Pada saat awal, layar menunjukkan cerita dari film tersebut dan itu masih membosankan. Namun, tiba-tiba di tengah cerita, ada adegan yang sama sekali tidak mereka sangka.

Ada adegan panas 18+ di film itu.

Sasa dan Alan melotot ke arah layar lalu memalingkan wajah mereka. Tidak ada yang berani berbicara bahkan untuk sekedar menghentikan film yang sedang memutarkan adegan panas itu.

Yang terdengar sekarang hanyalah suara desahan dari film yang ditampilkan di layar.

Oke, mungkin itu teralu vulgar. Tapi memang kenyataannya seperti itu.

"Sa..." tiba-tiba Alan memanggil nama Sasa.

Sasa menoleh ke arah Alan.

"Kamu mau?" tanya Alan.

"Mau apa?"

"Itu."

Sasa mengerutkan kening, "apa?"

"Yang tadi diputar di film." jawab Alan.

AthisaOnde histórias criam vida. Descubra agora