02. Bahagiaku

2.4K 381 300
                                    

Seoul, 2010

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seoul, 2010

Hari semakin beranjak malam. Langit sudah benar-benar gelap. Kilatan petir yang entah sudah ke berapa kalinya kembali menggelegar, membuat anak laki-laki yang duduk di ayunan kecil itu memekik ketakutan.

"Mama...mama..." pekiknya sambil menggigil kedinginan.

Nampaknya anak itu sudah tak lagi peduli dengan guyuran air hujan yang tumpah membasahi seluruh tubuhnya. Air matanya yang mengalir bersama-sama dengan air hujan itu.

"Mam..."

Anak itu berhenti memanggil mamanya kala ia menyadari bahwa hujan tak lagi membasahinya. Ia kira hujan benar-benar berhenti, ternyata seorang anak perempuan telah memayunginya dengan sebuah payung kecil berwarna hijau.

"Kamu kenapa?" Tanya anak perempuan yang juga kedinginan itu.

"Mama..."

Anak perempuan yang rambutnya dikuncir dua itu meraih tangannya lalu mengaitkan jari kelingkingnya di jari kelingking anak laki-laki yang tak ia tahu namanya itu. Anak laki-laki itu mengangkat kepalanya. Ia menatap anak perempuan yang seumuran dengannya itu dengan tatapan yang begitu memilukan.

"Mama..."

Kini tatapan anak laki-laki itu kosong. Ia terus saja memanggil mamanya tanpa henti.

"Haechana!"

Seorang anak laki-laki berseragam sekolah menghampiri dua anak yang masih terduduk kehujanan di sebuah ayunan kecil itu.

"Dek, ayo pulang!"

"Mama...mama..."

"Sudah, ayok pulang!"

Laki-laki berseragam sekolah itu melirik anak perempuan yang berdiri disamping adiknya.

"Kamu teman Haechan? Namamu siapa?"

"Mmm...Do Hyun." jawabnya.

"Oh, hai Do Hyun, aku Taeyeong, Kakaknya Haechan," katanya sambil menepuk pelan kepala anak perempuan bernama Do Hyun itu.

"Kamu aku antar pulang sekalian ya, rumahmu dimana?"

.

Senja TerakhirWhere stories live. Discover now