Seorang pak tua dengan perawakan cukup tinggi meletakkan sepiring nasi kare beserta segelas air putih di atas salah satu meja pelanggan yang berada paling ujung. Odasaku, yang merupakan satu-satunya pelanggan di sana pagi itu, berucap terima kasih sesaat sebelum menikmati pesanannya yang begitu menggugah selera. Setelah mengunyah makanannya beberapa kali, ia tiba-tiba terdiam cukup lama. Seolah-olah ia sedang memikirkan sesuatu.Odasaku kini berada di kafe Uzumaki yang terletak tepat di bawah kantor agensi detektif bersenjata, kafe yang selalu menjadi teritori agensi ketika waktunya makan siang. Namun di pagi yang cerah ini, Dazai berperban yang biasanya menjadi teman mengobrolnya setiap kali ia datang kemari hanya untuk memesan makanan kesukaannya, menghilang bak ditelan bumi. Mungkin saja manusia idealis bernama Kunikida Doppo itu menyeretnya ke dalam sebuah kasus yang memang memerlukan kelicinan dari otak seorang Dazai Osamu (BSD).
Beberapa saat kemudian, matanya memutuskan untuk melihat gerak-gerik yang dibuat oleh sang pria tua yang berpakaian seperti bartender tersebut. Pak tua itu sedari tadi sedang menyeduh kopi sesuai takarannya agar rasanya menjadi sempurna jika diminum oleh para pelanggannya.
Kopi yang aromanya entah kenapa membuat Odasaku jadi ingin mencicipinya sedikit.
Tiba-tiba si pak tua itu menghentikan aktivitasnya, merapikan benda-benda yang menurutnya begitu mengganggu untuk dilihat lalu memberikan kopi yang baru jadi itu pada Odasaku. Awalnya Odasaku menolaknya, namun pak tua itu berkata bahwa ia harus pergi keluar sebentar dan meminta tolong pada Odasaku untuk menjaga kafe nya sebentar. Anggap saja kopi tersebut adalah sebagai permintaan maaf karena telah merepotkannya.
Dan sekarang, tinggallah Odasaku sendirian di dalam kafe bernuansa kasual ini. Odasaku juga sempat menggumamkan beberapa kalimat acak yang berakhir membuatnya kebingungan karena aksi kurang kerjaannya. Ia lalu kembali menikmati makanan kesukaannya dengan wajah sumringah, seolah lidahnya tak pernah merasa bosan untuk terus memakan nasi kare.
Ting! Suara lonceng tanda pelanggan datang berbunyi. Odasaku awalnya tak memedulikan dan melanjutkan acara makannya. Palingan juga si perban, batin Odasaku.
Namun, Odasaku menyadari bahwa orang yang baru masuk itu hanya berdiri menghalangi jalan masuk kafe. Mau tak mau harus menghentikan aktivitasnya dan menumpukan seluruh atensinya pada orang yang diketahui merupakan seorang pria berambut merah dengan poni belah dua dan ahoge yang terlihat begitu layu sehingga ikut menutupi dahi pria tersebut.
“Ah, selamat pagi tuan.” Sapa Odasaku ramah, tak luput dengan senyum manis yang terpatri di bibirnya. Sedangkan lawan bicaranya sempat tersentak beberapa detik karena sapaan tersebut.
“Selamat pagi juga. Apa saya boleh bertanya sedikit?”
“Tentu saja,”
“Saya sepertinya tersesat, apa anda tahu jalan menuju port mafia?” tanya orang asing itu yang membuat Odasaku tercengang mendengarnya. Pasalnya Dazai perban pernah mengatakan kepadanya bahwa port mafia adalah organisasi kriminal yang diakui oleh pemerintah dan menjadi raja yang menguasai malam di Yokohama. Dazai berperban itu selalu berpesan bahwa sebaiknya ia tidak ikut campur dengan port mafia. Dan jika ada yang menanyakannya, sebaik mungkin untuk segera menjauhi orang tersebut.
Odasaku lalu balik bertanya, “So-soal itu saya juga kurang tahu. Tapi, apa urusan anda sampai bertanya jalan menuju port mafia?”
“Nama saya Oda Sakunosuke, anggota pangkat terendah dari port mafia.” Jawabnya mengenalkan diri sembari memasang senyum tipis. Odasaku semakin kaget.
Ya iyalah, dari pengakuan Ango (yang ada di buku ini), Oda Sakunosuke kan sudah mati. Lantas siapa orang yang ada di depannya ini?!
Zombie? Atau jangan-jangan vampir?

CZYTASZ
BSD X BTA (BunAl)
FanfictionReview dulu yok sinopsis kedua anime ini :-) Drabble BTA x BSD • Bungo Stray Dogs : Bermula saat ada seorang laki-laki bernama Atsushi Nakajima yang diusir dari panti asuhan yang akhirnya hidup menggelandang di pinggir jalan. Lalu saat dia sedang d...