56

121 14 6
                                    

Hiii ak kembali dngan dabel apdet😆‼️

Saat ini, Yuvin dan Seungmin berada di dalam ruang seni-robotik, memeriksa barang-barang di sana dan mengangkat beberapa kardus untuk dibongkar isinya, sedangkan yang lainnya menelusuri lantai 2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini, Yuvin dan Seungmin berada di dalam ruang seni-robotik, memeriksa barang-barang di sana dan mengangkat beberapa kardus untuk dibongkar isinya, sedangkan yang lainnya menelusuri lantai 2.

"Dek, lo kenapa?" tanya Yuvin tiba-tiba ketika melihat gelagat adik kelasnya itu sedikit aneh.

Seungmin menggeleng, "Gapapa, Kak" balasnya sambil terkekeh.

"Btw Min.. lo tau gak kenapa gue milih lo ada di kelompok gue?"

Seungmin menggeleng tak tahu, "Emang kenapa, kak?" tanyanya.

Yang ditanya hanya tersenyum,"Eh, bisa tolong angkatin yang di lemari sana, gak?" tanya Yuvin, terlihat enggan memberi jawaban padahal ia yang memulai topik pembicaraan.

Seungmin kebingungan namun ia tetap mengangguk,"Bisa" jawabnya, kemudian menghampiri barang yang dimaksud Yuvin.

Namun anehnya ketika ia melihat sekitar, semuanya terasa berputar, Seungmin menahan tubuhnya sambil berpegangan pada lemari, "Ck, kenapa lagi sih.." batinnya, ini beberapa kali terjadi setelah ia membuang obatnya tempo hari.

Namun ia terkejut karena seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya dari belakang.

"Seungmin?" panggil Ryujin.

Perlahan Seungmin menoleh, "Hm?" tanyanya sambil lanjut mencari kardus yang dimaksud Yuvin.

"Lo ngapain diem di sini, deh?" tanya Ryujin.

"Nyari kardus ini, tadi Kak Yuvin nyuruh gue ngambil ini"

"Kak Yuvin di mana emangnya? Kok ga ada di sini?" tanya Ryujin.

Seungmin kebingungan, "Loh tadi Kak Yuvin di sini kok.." ujarnya.

"Gak ada Min.."

Tiba-tiba Hyunjin ikut menyahut, "Dimana Kak Yuvin?" tanyanya.

"Tadi di sana.. deket meja itu" tunjuk Seungmin.

Hyunjin berdecak kesal, "Jangan bercanda, di sana gak ada Kak Yuvin" ujarnya.

Seungmin pun menoleh ke sana kemari, ya, tak ada Yuvin di ruangan ini, "Emangnya tadi lo berdua gak liat dia keluar?" tanya Seungmin, Hyunjin dan Ryujin sama-sama menggeleng.

Tak lama, Chani dan Lia ikut masuk ke dalam, "Ga nemu apa-apa, mau ke lantai atas?" tanya Chani.

"Nanti dulu ke atasnya, Kak Yuvin ilang" jawab Hyunjin.

"Loh ke mana?"

Hyunjin mengangkat bahunya tak tahu.

"Emangnya lo semua gak ada yang liat Kak Yuvin keluar dari ruangan ini?" tanya Lia, yang lain menggeleng.

"Gak ada yang liat Kak Yuvin keluar, makanya coba lo tanya sama orang ini" Hyunjin menunjuk ke arah Seungmin yang sedari tadi ikut kebingungan.

Lagi-lagi Hyunjin selalu membuat Seungmin kesal, namun Seungmin tak berniat membalas.

"Gue gak tau Kak Yuvin kemana, gue cuma mau ambil kardus ini, tiba-tiba-"

Ucapan Seungmin terhenti ketika Hyunjin tiba-tiba menarik kerahnya.

"Jin.. jangan pake kekerasan" tegur Chani.

"Kenapa? Emangnya selama ini lo semua gak curiga ke dia? Gue bahkan udah ga percaya sama kata-katanya-"

"Terserah lo mau percaya apa enggak, tapi gue beneran gak tau"

Brukk!

"Hyunjin!"

Punggung Seungmin membentur dinding karena didorong Hyunjin barusan, "Kasih tau Kak Yuvin dimana sekarang" pinta Hyunjin sembari mencengkeram kerah hoodie Seungmin.

"Gue gak tau.."

"Selalu gitu, setiap ditanya pasti jawabannya gak tau" tukas Hyunjin.

"Hyunjin lo bisa tenang dulu, gak?" tegur Ryujin, ia berusaha melerai, namun Chani menahannya.

Chani berusaha menarik Hyunjin agar melepaskan cengkramannya dari baju Seungmin, "Jangan pake kekerasan, jangan emosi dulu" tegur Chani, namun Hyunjin berhasil menepis tangan Chani kasar.

"Gimana gue ga emosi?! Dia nyembunyiin banyak hal dari kita, bahkan alat penghenti waktu tiba-tiba ada di dia, apa lo semua gak ada yang curiga?!" Sekarang Hyunjin malah mengeratkan cengkramannya.

"Hyunjin lepas dulu.. tolong" pinta Seungmin.

"Sekarang jelasin kenapa kita harus ke sini, cepet" ujar Hyunjin ketus sambil masih dengan ekspresi marahnya.

Chani bingung, menghentikan Hyunjin bahkan rasanya percuma, "Jin.. lepasin dulu, bicarain baik-baik, bisa?" tanya Chani sekali lagi.

Sedangkan Seungmin hanya terdiam, kepalanya benar-benar pusing saat ini, "Lepasin dulu" pintanya sekali lagi, namun tetap saja tak didengar.

Tes! Tes!

Hyunjin terkejut begitu melihat darah menetes dari hidung Seungmin, "Lo gak lagi pura-pura, kan?" tanyanya.

"LO BEGO APA GIMANA SIH, JIN?! LEPASIN SEKARANG" teriak Ryujin sembari menarik Hyunjin menjauh, sehingga cengkramannya tak sekuat tadi.

Seungmin menyeka darah yang mengalir dari hidungnya itu, pandangannya semakin kabur, perlahan ia menoleh ke arah Hyunjin, tangannya memegang tangan kanan Hyunjin yang masih mencengkram bajunya dengan tatapan memohon, "Lepasin Jin-"

Hyunjin sontak terkejut ketika Seungmin hampir saja terjatuh jika ia benar-benar melepas cengkramannya.

"Min! Seungmin! Bentar, gue panggil Jisung-"

"Gak perlu, gue udah di sini". Jisung bergegas menghampiri Seungmin, ia mencari denyut nadi di pergelangan tangannya.

"Gue aja yang gendong, biar gampang ngobatinnya" ujar Jisung.

"Sini gue bantu-"

"Kenapa? Kata lo dia cuma pura-pura?"

"Ji.. maksud gue-"

"Gue susah payah ngeluarin kemampuan gue tiap lo semua sakit, lo pikir mana mungkin Seungmin malemnya babak belur trus pas pagi lebamnya ilang kalo bukan gue yang pake kemampuan gue buat ngobatin dia, ha? trus sekarang lo mau bikin dia drop?"

Hyunjin terdiam, perkataan Jisung ada benarnya juga, kali ini memang ia yang salah.

⚫⚫⚫

Menurut kalian abis ini Hyunjin masih curiga ke Seungmin, gak?🤔

Btw ternyata hari ini ak libur😎🤙 senang sekali😗😗

Jangan lupa vote+comment, ya!❤️

Time TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang