masih ada yang nungguin?
part ini adalah teka-teki terakhir yang harus kalian pecahkan
iyap, kan bentar lagi endberapa vote dan komen yang tembus untuk part ini? kalo dikasih target 350+ vote dan 400+ komen keknya gabakal tembus, soalnya kemaren aku pantau equinoxa rada kalem ya behahaha
happy reading, equinoxa<3
Semakin kamu mencari tahu, semakin kamu merasa bahwa kamu tidak tahu apa-apa.
-Undecided-
Hari itu SMA Global Mandiri dibuat heboh dengan kabar mengenai Miss Fara dan penangkapan yang terjadi tadi malam. Namun bukannya bersyukur karena pelaku sudah diketahui dan berhasil tertangkap, sebagian warga sekolah dan orangtua murid malah menyalahkan Kepala Sekolah karena menerima orang seperti Miss Fara mengajar di sini bahkan diberikan jabatan sebagai Wali Kelas. Padahal, yang dilalui Pak Samuel selama ini tentu saja tidaklah mudah.
Memang benar kalimat yang menyatakan bahwa terkadang, beberapa orang hanya bisa menyalahkan tanpa tahu bagaimana kronologi sebenarnya.
Suasana di kelas XII IPS 3 tidak heboh seperti biasanya hari ini. Semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing, bahkan tak ada celetukan-celetukan tak berarah seperti biasa hingga jam setelah istirahat pertama tiba. Nafta mendesah lelah. Cewek yang duduk di kursi paling depan itu membaringkan kepala di atas meja dengan pipi kiri menyentuh meja menghadap ke arah Fadya. Sementara itu, Fadya sibuk dengan ponselnya.
Di barisan belakang, Renata duduk diam malas bicara. Lyla yang biasanya cerewet pun kini hanya mengetuk-ngetukkan pulpen di atas meja memperhatikan teman-temannya. Sedangkan Venus? Cewek itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan kedua tangan terlipat di depan dada, melamun menatap ke arah meja.
Vika berdecak, melempar kotak pensil miliknya ke atas meja. "Lo semua kenapa jadi gini, sih?!" katanya, dengan intonasi tinggi. Hal itu membuat semuanya jadi menoleh ke arah Vika.
"Udahlah, nggak usah diem-dieman lagi!" kesal Vika. "Gak peduli gimana jalannya, yang penting sekarang pelakunya udah ketangkep. Gue tau kalian semua kecewa sama Aldeo, Venus, Upik, Oci. Tapi kenapa kalian nggak bisa ambil sisi baiknya? Kalau mereka nggak jadi pengkhianat, kita nggak mungkin bisa tahu siapa pelakunya sampe sekarang."
Ben yang mendengar itu hanya berdecak, menoleh pada Vika. "Lo nggak ngerti kalo kita semua lagi capek sekarang?" tanyanya. "Gue cuma males ngomong, bukan berarti marah sama mereka ber-empat."
Vika melongo, menggaruk pipi. "Jadi, ini nggak ada yang lagi marahan?"
"Lah, siapa yang marahan?" sahut Adit sambil mengetuk-ngetukkan ujung pulpen ke atas meja. "Gue lagi nyalin tugas punya Aldeo, males ngomong biar konsen."
YOU ARE READING
Undecided
Teen Fiction❝Riddle was made to be solved, are you ready to solve it together?❞ Bukan tanpa alasan murid sepintar Dycal Alvredo memutuskan pindah dari sekolahnya yang biasa ke sekolah swasta bergengsi di kotanya itu. Sebuah teka-teki yang setiap malam selalu me...