33. CLANDESTINE​

7.9K 1.7K 1.5K
                                    

masih ada yang nungguin?

part ini adalah teka-teki​ terakhir yang harus kalian pecahkan
iyap, kan bentar lagi end

berapa vote dan komen yang tembus untuk part ini? kalo dikasih target 350+ vote dan 400+ komen keknya gabakal tembus, soalnya kemaren aku pantau equinoxa​ rada kalem ya behahaha​

happy​ reading, equinoxa​<3

Semakin kamu mencari tahu, semakin kamu merasa bahwa kamu tidak tahu apa-apa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semakin kamu mencari tahu, semakin kamu merasa bahwa kamu tidak tahu apa-apa.​

-Undecided​-

Hari itu SMA Global Mandiri​ dibuat heboh dengan kabar mengenai Miss Fara dan penangkapan yang terjadi tadi malam. Namun bukannya bersyukur karena pelaku​ sudah diketahui dan berhasil tertangkap, sebagian​ warga sekolah dan orangtua murid malah menyalahkan Kepala Sekolah karena menerima orang seperti Miss Fara mengajar di sini bahkan diberikan jabatan sebagai Wali​ Kelas. Padahal, yang dilalui Pak Samuel selama​ ini​ tentu saja tidaklah mudah.

Memang benar kalimat yang menyatakan bahwa terkadang, beberapa​ orang hanya bisa menyalahkan tanpa tahu bagaimana kronologi sebenarnya.

Suasana di kelas XII IPS​ 3​ tidak heboh seperti biasanya hari ini. Semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing, bahkan tak ada celetukan-celetukan tak berarah seperti biasa hingga jam setelah istirahat​ pertama​ tiba. Nafta mendesah lelah. Cewek yang duduk di kursi paling depan itu membaringkan kepala di atas meja dengan pipi kiri menyentuh meja menghadap ke arah Fadya. Sementara itu, Fadya sibuk​ dengan ponselnya.

Di barisan belakang, Renata duduk diam malas bicara. Lyla yang biasanya cerewet pun kini hanya mengetuk-ngetukkan pulpen di atas meja memperhatikan teman-temannya. Sedangkan​ Venus? Cewek​ itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan kedua tangan terlipat di depan dada, melamun menatap ke arah meja.

Vika berdecak, melempar kotak pensil miliknya ke atas meja. "Lo semua​ kenapa jadi gini, sih?!" katanya, dengan intonasi tinggi. Hal itu membuat semuanya jadi menoleh ke arah Vika.

"Udahlah, nggak usah diem-dieman lagi!" kesal Vika. "Gak peduli gimana jalannya, yang​ penting​ sekarang​ pelakunya udah​ ketangkep. Gue tau kalian semua kecewa sama Aldeo, Venus, Upik, Oci. Tapi kenapa​ kalian nggak​ bisa ambil sisi baiknya? Kalau mereka nggak jadi​ pengkhianat, kita nggak mungkin bisa tahu siapa pelakunya​ sampe sekarang."

Ben yang mendengar itu hanya berdecak, menoleh pada Vika. "Lo nggak ngerti kalo kita semua lagi capek sekarang?" tanyanya. "Gue cuma males ngomong, bukan berarti​ marah​ sama mereka​ ber-empat."

Vika melongo, menggaruk pipi. "Jadi, ini nggak ada yang lagi marahan?"

"Lah, siapa yang marahan?" sahut Adit sambil mengetuk-ngetukkan ujung pulpen ke atas meja. "Gue lagi nyalin tugas punya Aldeo​, males ngomong biar konsen."

UndecidedWhere stories live. Discover now