10. Tragedi

4.4K 753 253
                                    

Vote and Comment Juseyo~

Jangan sider ya, kalian pasti tau kan, gimana cara menghargai karya orang?

Jangan sider ya, kalian pasti tau kan, gimana cara menghargai karya orang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~happy reading~



"Bang Sunoo lama banget sih." keluh Jungwon yang udah nggak nyaman sama tempat dia berpijak.

Tentu saja kalian tau jawabannya kalau sempat baca chapter sebelumnya. Ya, pak Bogum membuatnya resah nggak nyaman gitu, padahal nggak ngomong apa-apa.

Haruto dan Niki yang nggak menyadari Jungwon yang nggak nyaman malah mabok minum Es Gaul yang konon katanya nyegerin banget. Win yang puasa jadi ke uji imannya.

"Win, lo nggak mau?" tawar Haruto laknat banget sambil nyodorin cup Es Gaul ke arah Win yang udah nelan air liur dari tadi sambil ngucap. Oleng sikit jadi ambyar dia, nggak dapat pahala puasa.

Win tersenyum lirih. "Gue puasa, Midun!" gerutu Win yang udah greget mau sleding Haruto yang lagi nunjukin watados-nya. Cuma Niki sepertinya yang masih punya peri kemanusiaan. Doi langsung minum membelakangi Win lalu minta maaf.

"Kamu nggak mau pulang, Jungwon? Lagi nunggu siapa?" tanya pak Bogum biasa aja tapi di anggap kepo parah sama si Jungwon. Mungkin karna sifat iri dengki yang belum di cuci pakai Rinso lima ratus perak kali ya, makanya 'kek gitu.

"Saya nunggu bang Sunoo dulu, pak." jawab Jungwon ogah-ogahan, nggak berminat buat jawab sebenarnya. Pak Bogum ngangguk doang mendengar jawaban Jungwon.

"Win, udah jam setengah enam. Yuk, balik ke rumah." kata pak Bogum sambil colek-colek bahu Win yang kelihatannya lagi fokus liatin sesuatu. Mukanya langsung pucat beberapa detik setelah itu.

"Pak ustad, pak ustad lagi di ancam begal di sana." tunjuk Win sambil gemetar ke arah Selatan. Benar saja, semua orang sudah berkerumun di sana. Tanpa babibu mereka semua langsung pergi ke arah yang di tunjuk Win termasuk tukang Es Gaul yang kepo sama apa yang terjadi.

Suasana tiba-tiba saja ricuh. Banyak yang berteriak panik karna jumlah Begal nya nggak sedikit. Ada belasan Begal memakai tutup kepala dan mereka semua membawa pisau. Pak Ustad jadi sandra mereka karena berusaha melawan.

Keadaan tambah ricuh lagi ketika Jake berlari ke tengah-tengah sambil dorong salah satu begal yang lagi megangin tangan pak Ustad. Karna Geram, Jake ikut di sandra seperti pak Ustad. Bedanya, leher Jake di suguhi pisau yang bikin orang-orang berteriak histeris.

"Kalau nggak mau anak ini celaka, serahkan uang kalian dan jangan ada yang berani telpon Polisi. Asep, Iwan! Kalian jaga di bagian parkir kalau ada yang mau kabur." suruh sang ketua komplotan yang ternyata lagi menyandra Jake.

𝐆𝐫𝐨𝐰 𝐔𝐩 • 𝙴𝙽𝙷𝚈𝙿𝙴𝙽 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang