→ salah paham

222 25 0
                                    

Seminggu tanpa kehadiran Namjoon membuat Seokjin rasanya bisa bernapas dengan lega. Dia seolah mendapatkan kehidupan lamanya dan menjalankan semuanya dengan normal. Mungkin bisa dibilang terlalu normal sampai dia tidak menyadari jika beberapa hari ini tengah di awasi oleh seseorang.

Meski Namjoon tidak ada di sekitar Seokjin, dia memegang perkataanya untuk tidak menemui Taehyung. Dia menyayangi keluarganya melebihi apa pun, meski keluarganya tidak bisa dibilang keluarga sempurna. Ayahnya tukang selingkuh, kakak laki-lakinya yang selalu menghabiskan uang di meja judi dan ibunya yang selalu menangisi keadaan keluarga mereka yang berantakan.

"Seokjin."

Panggilan itu membuat bahunya menegang. Berpura-pura tidak mendengarkan, dia segera berjalan menuju tempat parkir di mana supir suruhan Namjoon sudah menunggu. Namun, bisa didengar Seokjin langkah mengikutinya dan dia semakin cepat melangkah sampai beberapa kali menabrak orang-orang.

"Seokjin!" pergelangan tangannya dipegang dan tubuhnya dipaksa untuk menghadap ke arah orang tersebut. "Kenapa menghindariku, Seokjin?"

"Taehyung, lepaskan. Aku harus segera pulang."

Taehyung tentu tidak melepaskan Seokjin dan menatap lelaki itu. "Kenapa menghindariku? Apa ini ada hubungannya dengan calon suamimu?"

"Taehyung, kumohon lepaskan...."

"Kim Seokjin." Suara panggila itu terdengar dingin dan saat Seokjin menoleh, Namjoon menatapnya dengan penuh amarah.

Membuat Seokjin ketakutan karena telah melanggar kesepakatan yang mereka buat seminggu yang lalu. Seokjin segera saja melepaskan tangannya dari Taehyung, tetapi lelaki itu kembali menangkap tangan Seokjin. Belum sempat Seokjin melepaskan diri, dia melihat Namjoon melayangkan tinju ke wajah Taehyung. Membuatnya hampir terjatuh karena Taehyung tidak melepaskan tangannya, kalau saja Namjoon tidak menangkap tubuhnya dan menarik tangannya dengan kasar untuk terlepas dari Taehyung.

"Namjoon-ssi, ini bukan seperti yang kamu bayangkan." Seokjin berusaha menjelaskan, tetapi Namjoon menatapnya dengan dingin dan menariknya untuk mengikuti langkahnya. Meninggalkan Taehyung dan kerumunan orang-orang yang penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi. "Namjoon-ssi...."

"Aku sudah bilang padamu bukan kalau kau akan tahu akibatnya jika masih menemui Taehyung?"

"Tapi aku berani bersumpah kalau tidak menemuinya." Seokjin menjelaskan, meski hatinya panik karena takut jika Namjoon merencanakan untuk mengakhiri semuanya. "Aku sudah berusaha berlari, tapi dia terus mengejarku."

"Diam!" Namjoon membentak dan menatap Seokjin penuh amarah. "Kepalaku sakit menyelesaikan pekerjaan dan baru turun dari pesawat sudah disambut dengan pengkhianatan."

Seokjin terdiam dan menurut ketika Namjoon membukakan pintu mobil untuknya. Sepanjang perjalanan pulang, hanya ada keheningan. Seokjin semakin gelisah, apalagi tatapan Namjoon yang penuh amarah membuatnya seperti bom waktu yang siap meledak kapan pun.

"Masuk." Perintah Namjoon saat tiba di rumah dan mereka berada di depan pintu kamar Namjoon. Namun, Seokjin tidak langsung masuk yang membuat Namjoon menatap lelaki itu. "Aku tidak suka mengulang perkataanku, Seokjin."

Begitu Seokjin masuk, Namjoon menghela napas panjang dan mengepalkan tangannya. Ia seperti orang bodoh yang mengharapkan Seokjin merindukannya atau paling tidak dia tidak menemui Taehyung selama tidak ada di sisinya. Kenyataanya, mereka masih bertemu juga dan membuat Namjoon seperti lelucon di hubungan ini.

"Brengsek."

Katastrofe | Namjin [✓]Where stories live. Discover now