42

175K 17.7K 5.2K
                                    

I feel what you feel




__________




"Minum cepetan!" Gertak Chelin.

Nalla menatap satu persatu dari mereka. Tidak ada rasa simpati sedikitpun kepada dirinya. Lihatlah, bahkan orang yang berlalu lalang hanya menatapnya sekilas kemudian berlenggang pergi. Miris sekali hidup Nalla.

"Lo kalo gak mau, gue jejelin ni!"

Gibran maju selangkah. Lalu merebut gelas yang di pegang oleh Chelin. "Syutt, udah ya Chel. Jangan marah-marah, kasian dia." Ucap Gibran sambil kembali menatap Nalla dengan senyuman smirk.

"lo mau pulang kan?" Tanya Gibran.

Nalla mengangguk cepat.

"Minum ini dulu ya, tiga botol aja deh, Gimana?" Tawar Gibran sambil menaikan sebelah alisnya.

Tiga botol? Itu adalah minuman beralkohol. Nalla tidak pernah menyentuh minuman itu. Yang ia ingat, jika belum pernah meminum sebelumnya, dosis akan semakin tinggi. Nalla takut jika dirinya tidak sadarkan diri sehabis meminum itu.

Namun, Nalla ingin pulang saat ini. Sepertinya tidak ada jalan lain selain minum air itu. Lagi pula, Gibran sudah menguranginya menjadi tiga botol. Setidaknya ia adalah gadis yang kuat yang bisa menahan diri agak tidak terpengaruh oleh dosis dari minuman itu, ia akan mencoba menahan daya tubuhnya.

Nalla maju selangkah, mengambil botol yang ada di tangan Gibran dengan gemetar. Terlihat jelas bahwa Nalla ingin menangis. Apalah daya, mereka yang menonton aksinya hanya tersenyum senang.

Dan...

Glek. Glek. Glek.

Satu gelas besar berhasil masuk ke dalam mulut Nalla. Ia mengelap bibirnya yang gemetar, terasa sekali bahwa minuman itu sangat panas ketika masuk ke tenggorokan.

Tangan Nalla mulai mengambil botol kedua. Namun, ia hampir terjatuh karena tubuhnya tidak seimbang. Untung saja ia berpegangan pada meja.

Nalla menuangkan botol itu ke dalam gelas besar. Namun, pandangannya mulai memburam. Nalla langsung berkedip beberapa kali dan mencoba menahan dirinya.

Glek. Glek. Glek.

Berhasil untuk gelas kedua.

Kini pandangan Nalla kembali memburam. Nalla tidak tahu apakah itu efek dari minuman atau dirinya memang sedang lemah.

"Wow." Takjub Chelin.

Nalla meraih botol terakhir. Mungkin setelah ini ia harus berlari keluar dari tempat neraka ini. Ia harus segara pulang. Ya, karena setelah ini ia tidak ingin berurusan sama para brengsek yang ada di hadapannya.

Glek. Glek. Glek.

Berhasil.

Ya, tiga botol itu berhasil masuk ke dalam tubuh Nalla.

Lihatnya, Chelin menatap takjub dan bertepuk tangan.

Namun, setelah itu Nalla tiba-tiba terduduk lemas di lantai. Pandangannya buram, kepalanya sangat pusing. Hingga Gibran menariknya untuk berdiri.

"Lo gak papa kan?" Tanya Gibran.

Semua teman-teman Gibran mendadak diam menatap Nalla. Serta Chelin yang penasaran, setelah ini Nalla akan melakukan apa.

Tiba-tiba Nalla berdiri, memandang Gibran dengan sayu, sambil berdiri tidak seimbang.
"Lo, tolong jangan buat gue kayak gini." Ucap Nalla sambil menunjuk-nunjuk ke arah Gibran.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang