prolog

6.8K 173 3
                                    

P.s : sudah pernah di up di second account, but here we go I re-publish here for you.

Lucien kesal pada Serena, istrinya. Hari ini Serena berdandan layaknya putri raja dan seperti sengaja mengenakan pakaian yang begitu mempertontonkan bagian tubuh indahnya sehingga mencuri perhatian semua tamu yang hadir di pestanya.

Ia sudah meminta pelayan untuk mengawasi Serena agar tidak keluar dari dalam kamar tapi saat ia sedang menikmati hidangan bersama tamu dan rekannya, wanita itu justru menuruni tangga dengan penampilan memukau dan bahkan berani menggoda salah satu tamu pria di depan matanya. Pria itu bahkan tidak berusaha untuk mengalihkan pandangannya dan justru menanggapi permainan Serena dengan senang hati.

Sialan!

Tangannya mengepal saat menghampiri mereka berdua. Kepalan tinjunya terayun dengan cepat pada wajah pria itu yang tampak terkejut karena tiba – tiba Lucien berada di sampingnya dengan keadaan murka.

Pukulan bertubi-tubi telah Lucien lepaskan agar pria itu tahu bahwa ia melakukan kesalahan besar karena telah mengganggu miliknya. Walaupun dalam hati ia tahu, yang memulai ini semua tidak lain adalah istirnya sendiri.

Pria itu bagaikan kucing yang diberi ikan. Tanpa memikirkan siapa pemilik ikan itu, kucing tersebut langsung menghampiri dan tergoda untuk mencicipinya. Jika pemilik ikan itu bodoh, si kucing lah yang beruntung. Namun, sayangnya Lucien tidak bodoh. Ia tidak rela miliknya dicicipi oleh orang lain selain dirinya.

Akibatnya, kini pria itu terkapar dilantai dengan darah mengalir dari hidung dan mulutnya. Tidak ada yang berani menolong pria itu karena takut serangan Lucien akan berbalik pada siapapun yang mencampuri urusannya. Lucien mengelap tangannya yang berdarah dengan sapu tangan yang ia bawa di dalam saku jasnya.

Serena yang menyaksikan itu hanya tersenyum dan menatap Lucien dengan wajah mengolok-ngoloknya. Membuat pria itu geram dan segera menyambar pergelangan tangan Serena. Menyeret wanita itu di belakangnya dalam perjalanan menuju kamarnya.

Lucien menutup pintu dengan keras dan menguncinya. Lalu ia menyudutkan Serena ke pintu sambil tangannya mencengkram rahang wanita itu dengan keras. "Kau sengaja memancing amarahku, hah?"

Senyuman menggoda terbit dari bibir sensual itu. lipstick merahnya justru menambah seksi penampilan Serena malam ini.

"Aku sudah bilang jangan keluar dari kamar ini mengapa kau berkeliaran di bawah sana dan menggoda pria bajingan itu?"

Sebuah tawa lepas terdengar dari bibir Serena. "Kalau begitu, kau cemburu?" Serena bertanya dengan sombong membuat Lucien tertegun saat wanita itu bertanya seperti itu.

"Darimana kau bisa berpikir seperti itu?" Tatapan pria itu menajam karena tidak suka oleh gagasan yang dikeluarkan Serena bahwa ia telah cemburu pada pria yang digoda istrinya tadi.

Serena menggerakan tangan yang Lucien cengkram tapi pria itu tidak dengan mudah melepaskannya. "Jika kau melakukan itu lagi, aku tidak akan segan untuk mengikatmu di sini."

Mendengar itu Serena marah karena ia benci jika harus diikat seperti dulu. Saat ia berada di rumah pengasingan itu.

"Jika kau mengikatku aku akan membunuhmu."

Lucien tertawa mendengar ancaman sombong dari istrinya. "Kau kira siapa dirimu, kau pikir kau mampu membunuhku?"

Serena diam nampak berpikir sesuatu membuat Lucien bingung karena wanita itu tidak segera menjawab pertanyaannya.

"Baiklah, maafkan aku." Bisik Serena yang kemudian menundukkan kepalanya.

Alih-alih jawaban yang diharapkan Lucien, wanita itu justru meminta maaf. Membuat Lucien semakin heran. Setelah berpikir wanita itu mungkin menyesali perbuatannya dan takut bahwa ia akan benar-benar mengikatnya, Lucien akhirnya melepas cengkramannya pada wanita itu.

Married with the hottest CEODonde viven las historias. Descúbrelo ahora