1; Ini Musibah atau Berkah?

2.2K 423 215
                                    



tiga tahun yang lalu, tepatnya di kamar kost milik win metawin meringkuk bright vachirawit terbalut selimut usai menerobos hujan demi sang pacar walaupun tau harus berakhir demam.

"makan dulu yuk." win datang dari dapur dengan nampan berisi semangkuk bubur dan teh hangat.

win dengan hati-hati meletakkan nampan di meja dan membantu bright bangun lalu mengusap jidat lelaki di hadapannya, "sini cek dulu." win seneng ketika tahu panas bright perlahan turun lalu mulai menyendok bubur hangat untuk bright yang ia beli depan kost.

"oh gini rasanya diurusin pacar pas sakit." tutur bright, "enak ya." win senyum ngeledek, tau pasti ada maunya.

jujur, bright nyaman banget hingga ngak sadar tiba-tiba nyeplos,

"win, tinggal berdua yuk."

"yuk?"

🌺🌼🌺

dari ucapan spontan hari itu berakhir musibah.

karena they were sucks at money management dan selalu kehabisan uang di tengah bulan. padahal sebelum itu, win terutama, masih bisa makan yoshinoya di akhir bulan.

"laki lo tiap hari go-food ya iya bangkrut.". celetuk tawan, masih dengan seragam baru pulang kerja, capek, tapi mau juga diajak win ketemuan di kedai burjo.

"coba sekali-kali masak." saran dari tawan, "tempe tahu juga masih bisa hidup."

tawan juga cerita gimana susahnya dulu hidup kost berdua bareng newwie. mulai ngatur uang sampai belajar masak sendiri biar hemat, "newwie awal masak juga gak enak, asin banget gue sampe khawatir darah tinggi."

"tetep lo makan kak?" tanya win penasaran.

"enak gak enak telen dah daripada di amuk gue." tawan ketawa, "tapi ya abis itu newwie sadar dan sekarang enak banget malah."

"tapi bright tuh kalo makan kayak orang ngidam, aneh-aneh." sahut win, melahap burjo terkahir di mangkok. "gue aja heran."

"aneh gimana?" ini tay tawan aja heran apalagi kalian.

win mengubah posisi duduknya miring menghadap tawan "senin tuh jadwal makan gudeg, selasa ayam betutu gitu kak." curhat win kasian banget bukan apa-apa takut bright kolesterol aja sih.

"ya pantes lo bangkrut." sahut tawan, ngerti sekarang.

"ada kerjaan gak kak?" win emang niat cari kerjaan tapi belum lapor sih sama bright.

"bright ngamuk gak lo kerja?" tanya tawan, "dulu gue minta bantu aja gue di amuk."

"ya lo nyuruh gue ikut jadi kuli bangun rumah lo ya jelas pacar gue ngamuk." omel win, masih inget kerja rodi di rumah tawan hari itu sampe pegel banget gak ngampus besoknya. "gausah ketawa lo kak."

"iya sori sori." tawan menyeka air mata di pelupuk lalu cepat mengetik sesuatu di ponsel, "nih di kreatif gue butuh orang, minat gak?"

"lo baca bagian jobdesk sama waktu yang teliti takutnya lo iya tapi pas kerja kaget sama sistemnya. soal gaji bisa nanti di omongin. gimana?"

win baca pelan-pelan sampai akhir lalu tanpa pikir panjang bilang iya dengan semangat.


sampai di kost, win buru-buru mandi, pakai baju dan gabung makan bareng bright tentu saja melancarkan aksi terus terang perihal kerja part time di televisi nasional.

bright lagi asik ngunyah paha ayam bakar nikmat banget sampai win ngak enak mau ngomong tapi justru makin ditahan makin gatel mau nyeplos hingga win ngitung mundur dari lima di dalam hati.

"kamu kok gak makan?" tanya bright liat pacarnya mingkem aja.

"tiga.."

"aku kerja ya?"

bright yang tadi anteng makan ayam sekarang liat win dengan tatapan bersalah. sadar akhirnya.

"kerja apa?"

"sama kak tawan—"

"KAMU DISURUH BANGUN RUMAH LAGI?" bright kaget.

"KAGAAAK!" win refleks ikut teriak

"tERUS?"

"kerja di tv. tim kreatif."

bright diem lama. terus ngomong, "aku ikut dong."

🍔🍟🍔

tiga minggu kerja bright di kreatif tim makin laper malah ditawarin ikut syuting. berkah.

teman hidup | brightwinWhere stories live. Discover now