[Part 7] Leave your lover ~ Tinggalkan kekasihmu

1.5K 207 36
                                    

Satu hal yang harus ada

Dalam suatu hubungan

Tanpa kepercayaan

Tinggalkan!

---

Kehangatan.

Pelukan kokoh, dan napas hangat yang menerpa pipi.

Terasa begitu nyaman dan memberikan ketenangan, suasana seperti luruh, dan seolah berbaring di tengah awan putih nan lembut. Menyisakan sedikit lelah, tapi rasa lelah yang berbeda dari biasa. Ini rasa lelah yang dirasa menyenangkan karena seolah telah tuntas melaksanakan tugas yang seolah tiada akhir. Ini adalah tujuan akhir, sebuah pelabuhan yang ditemukan setelah kapal lelah berlayar.

Perlahan mata lentik Vle terbuka. Yang pertama terlihat adalah titik-titik lembut berwarna hitam, bibir kemerahan yang menawan dan kemudian hidung yang begitu angkuh menjulang, mata yang terpejam dan terakhir adalah lengkungan alis bagai sayap elang.

"Tidak..." bulu kuduk Vlechia meremang menyadari posisi tubuhnya bergulung dengan nyaman dalam pelukan hangat seseorang. Wajahnya tepat menghadapi dada bidang Brahmya walau lelaki itu mengenakan kaus pendek tipis perwarna putih, tetap saja aroma tubuhnya yang khas kental melingkupi penciuman Vlechia dan membuat gadis itu merasa pusing. Sabun yang mereka kenakan menguarkan wangi Alyssum dan lemon. Sisi kiri wajah pria itu terlihat maskulin dengan bulu cambang yang mulai tumbuh. Gawat! Rasa aneh itu tetiba muncul dan Vlechia dengan gugup menjauhkan tubuhnya dari Brahmya sembari berteriak tanpa sadar.

Dahi lelaki itu berkerut, karena hentakan yang tiba-tiba, Brahmya terbangun dan melihat Vlechia terbaring tak jauh darinya.. Tangan-tangan mungilnya masih berada di dada bidang Brahmya sambil menatap lelaki itu dengan pandangan tak terbaca.

"Vle?"

Brahmya mengusap wajah dan melirik ke arah jendela yang masih terlihat gelap, kebetulan kamar itu berada di lantai dua dan jendela menghadap ke arah timur, sehingga saat pagi pemandangan indah berupa gunung dan sawah langsung terlihat bagai lukisan hidup, itu salah satu alasan Brahmya tidak menggunakan gorden supaya pemandangan cantik itu terlihat dari kamarnya. Hanya saja, suasana berbeda jika saat malam tiba, kegelapan bukan hal yang menarik untuk dilihat.

"Apa kau berteriak tadi? Mimpi buruk?" Brahmya melirik weker di nakas. "Baru jam empat pagi..."

Vlechia menggeser tubuhnya menjauh dan kembali bergulung dalam selimut karena merasakan hawa pagi yang begitu dingin.

"A..aku hanya kaget karena kita tidur terlalu berdekatan..."

Brahmya meraih ponsel di nakas dan melihat suhu pagi hari mencapai 16 derajat celcius, terkadang malah lebih dingin lagi karena mulai memasuki musim kemarau.

"Mungkin karena suhu pagi terlalu dingin, ini enambelas derajat sekarang, kita saling merapatkan tubuh karena insting saja, jangan dipikirkan..." Brahmya meraih guling dan memeluknya. "Mungkin aku mengira kau seperti guling kecil..."

Vle melihat lelaki itu menguap sembari menutup bibir dengan punggung tangan lalu kembali terpejam seolah tidak terjadi apa-apa.

Guling kecil, katanya? Vle benar-benar ingin menjitak kepala Brahmya!

Tetapi melihat mata Brahmya kembali terpejam dan napas lelaki itu mengalun teratur, tampak lelah, membuat Vle mengurungkan niatnya. Ugh! Padahal tangannya sudah gemas sekali ingin mencubit-cubit pipi Brahmya yang ditumbuhi cambang tipis, rasanya pasti...

"Besok, kau harus bercukur, membuka mata dan melihat wajahmu yang bercambang membuatku kaget!" gerutu Vle.

Vle merasa otaknya tidak beres, dengan wajah memerah dialihkannya pandangan dari Brahmya dan berguling menatap tembok. Lebih baik dia menghitung bayangan domba dalam benaknya dan mencoba memejamkan mata kembali.

the Art of LifeWhere stories live. Discover now