Warn : Banyak mengandung kata kasar.
Suara jedag-jedug nan berisik langsung mengganggu telinga saat Jaemin dan ketiga temannya masuk ke klub malam.
Yang paling santai itu Hyunjin sama Yeji, ketahuan kalau mereka sudah sering datang. Sementara Felix biasa saja dan Jaemin mulai agak gelisah. Entah karena takut ketahuan saudaranya atau memang ia yang tidak biasa pergi ke klub. Apalagi Jaemin baru sadar, ini klub malam yang biasa didatangi Renjun dan Jeno.
Berharap kedua kakak kembarnya tidak tahu.
Jaemin duduk di sofa, jemarinya mengetuk meja dengan bingung. Sementara tiga temannya sudah memesan, hanya Jaemin yang masih ragu.
"Bloody Mary, deh."
Hyunjin menaikkan sebelah alis. "Are you sure? Itu doang ga bikin mabok."
"Sengaja."
Soalnya kalau Jaemin sampai mabok, besoknya pasti langsung sakit. Nanti enam saudaranya curiga kalau mendadak ia sakit, padahal saat pagi masih baik-baik saja.
Suara berisik yang menusuk telinga mulai membuat Jaemin budeg. Ia terbiasa mendengar dangdut di rumah, dengan Haechan sebagai biduan dan Mark sebagai penyawer. Jadi saat mendengar lagu dugem seperti ini, Jaemin malah pusing.
Hyunjin dan Felix sudah pergi entah kemana, sementara Yeji masih duduk anteng di samping Jaemin.
"Wanna dance?" Tangan Yeji terulur untuk mengajak Jaemin ke tengah, lebih tepatnya pada dance floor yang berkelap-kelip dan sudah banyak muda-mudi di sana.
Jaemin tertawa. "Kebalik, Nona. Harusnya gue yang ajak lo." Tapi tangannya menyambut Yeji dengan baik.
Tangan Jaemin yang besar berpadu dengan tangan Yeji yang kecil. Jaemin lupa kapan terakhir kali menggenggam tangan yang lebih kecil darinya. Mungkin ketika si kembar bungsu masih SD, saat Jaemin menggandeng adiknya agar tidak hilang di luar. Sekarang tangan Chenle dan Jisung sudah lebih besar darinya, jadi rasanya mereka yang menggenggam Jaemin, bukan sebaliknya.
Kalau menggenggam tangan perempuan, mentok-mentok ibunya. Soalnya Jaemin itu jomblo dari lahir, beda dengan Renjun-Jeno yang bergonta-ganti pasangan seperti ganti celana dalam.
"Aduh gua gabisa goyang." Keluh Jaemin saat keduanya sudah berada di dance floor. Yang lain sudah asyik melompat-lompat dan menggila, sementara Jaemin cuma bisa gerakin pantat ke kanan dan kiri.
"Goyang ngebor aja bisa ga lo?"
"Itu mah Haechan yang bisa."
Yeji melirik pada tiang yang berada tepat di tengah, lalu melempar senyum jahil. "Kalo pole dance?"
"Sinting."
"Strip dance?"
"Anjir ya Fisqa, gue jual lo ke om-om."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Brothers ✔
FanfictionTerkadang Jaemin berpikir, dosa besar apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya sampai harus mempunyai enam saudara tidak berakhlak dan beradab seperti ini. "Kalo dijual tambah gratis ongkir, ada yang mau?" 𝐋𝐨𝐜𝐚𝐥!𝐀𝐮 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 �...