Bab 14

1K 95 6
                                    

~WILL~

Saat ini, aku sedang makan malam berdua dengan Casey di salah satu restoran terkenal di New York. Setelah makan malam ini, aku berencana mengungkapkan perasaanku padanya.

"Aku sudah kenyang.", Casey berkata setelah menghabiskan makanan penutupnya. Kemudian, dia meminum air dari gelasnya.

Sedangkan, aku sudah menyelesaikan makananku sejak tadi.

"Apa kau menikmatinya?", tanyaku padanya.

Casey mengangguk dan tersenyum padaku.

"Ya. Terimakasih.", balasnya.

"Kalau begitu, kita bisa pergi sekarang? Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat."

"Ya, tentu."

Kemudian, aku mengeluarkan sejumlah uang dari dalam dompetku lalu kuletakkan uang itu di atas meja untuk membayar tagihan makan malam kami. Setelah itu, aku berjalan keluar dari restoran ini bersama dengan Casey. Aku akan membawanya ke taman dekat Jembatan Brooklyn. Dan di sana, aku akan mengatakan perasaanku padanya.

***

Aku dan Casey sudah sampai di taman dekat Jembatan Brooklyn. Aku memilih taman ini karena pemandangan malam hari di sini sangat indah. Di taman ini, kami bisa melihat lampu pada Jembatan Brooklyn yang menyala indah dan berkelap-kelip serta beberapa kapal feri yang berlayar melintasi Sungai East. Selain itu, kami juga bisa melihat pemandangan malam borough Manhattan yang ada di seberang Sungai East di hadapan kami.

"Kenapa tiba-tiba kau mengajakku ke tempat ini?", Casey bertanya padaku setelah kami duduk di salah satu bangku di taman.

Dan sekarang, aku menjadi sangat gugup karena sebentar lagi aku akan menyatakan perasaanku padanya. Aku menarik napas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan beberapa kali untuk mengurangi gugup yang kurasakan saat ini.

"Casey...", aku memanggil namanya.

"Ya?", balas Casey sambil menatapku. Dia mengerutkan dahi ketika sedang memperhatikan ekspresiku. "Ada apa, Will? Kenapa kau terlihat gugup dan serius seperti ini?"

Aku menarik napas panjang sekali lagi untuk mengumpulkan keberanianku. Kemudian, aku meraih tangan kanan Casey serta menatap ke dalam matanya.

"Casey, aku tidak tahu harus memulai ini dari mana. Tapi sebelum itu, aku ingin kau berjanji padaku. Terlepas dari apakah kau akan menerima atau menolak sesuatu yang akan kukatakan padamu setelah ini, kau harus berjanji bahwa kau tidak akan pernah menjauhiku. Apa kau berjanji padaku, Casey?", aku berkata serius padanya.

"Ada apa, Will? Memangnya apa yang ingin kau katakan padaku? Kau membuatku takut.", tanyanya padaku. Ekspresinya terlihat bingung dan bertanya-tanya.

"Kau berjanji atau tidak?", kataku tidak menghiraukan pertanyaannya.

Casey masih menatapku dengan tatapan menyelidik. Dan beberapa saat kemudian, dia mengangguk.

"Ya. Aku janji bahwa aku tidak akan menjauhimu.", katanya.

Aku menarik napas sebelum memulai pembicaraanku.

"Casey, aku tidak tahu kapan ini dimulai. Tapi, selama beberapa minggu ini, aku selalu merasa resah dan sedih saat mendengarmu bercerita tentang pria selain diriku, seperti saat kau bercerita padaku mengenai kebersamaanmu dengan James. Selain itu, aku juga merasa kesal dan tidak suka saat melihat kau yang sering pergi dengan James selama beberapa minggu ini. Aku marah, kesal dan kecewa saat melihat kau dekat dengan pria selain diriku. Lalu, aku berpikir keras mengenai hal apa yang membuatku merasakan semua perasaan itu. Kemudian, aku sadar bahwa perasaan sedih, kesal, marah dan kecewa yang kurasakan saat melihatmu bersama dengan pria lain itu adalah perasaan cemburu. Aku cemburu melihat kau dekat dengan James. Aku cemburu melihat kau dekat dengan pria selain diriku. Dan karena aku merasakan cemburu, itu berarti bahwa aku menyukaimu, Casey. Aku menyukaimu lebih dari sekedar sahabat. Aku menyukaimu sebagai seorang wanita.", kataku menjeda kalimatku. Aku ingin melihat bagaimana ekspresi Casey setelah mendengar semua kalimatku tadi.

You're My Best (Girl)FriendWhere stories live. Discover now