P.2 Sheraz Kingdom

5 1 0
                                    

Pagi yang cerah di kerajaan Sheraz, kicau burung pagi hari membuat suasana pagi menjadi penuh semangat. Putri Maheera sedang bersiap menata rambutnya setelah membersihkan diri, ritual pagi hari ini dibantu oleh Lusi pelayan pribadi sang putri, Lusi menyisir rambut putri Maheera dan memakaikan jepit rambut di kanan dan kiri rambutnya.

"Tolong kamu ikat saja rambutku Lusi," pinta Maheera kepada Lusi.

"Baik Putri, sesuai yang Anda inginkan." Jawab Lusi pelan.

Lusi mulai membenahi rambut Maheera sesuai dengan yang diminta, setelah merapikan rambutnya Lusi sedikit memundurkan badannya membiarkan Maheera beranjak dari duduknya. Maheera kembali memperhatikan penampilannya pagi ini, dress warna biru cerah ditambahkan kalung batu berwarna hitam, sepatu suede warna hitam, jam tangan biru metalik. Maheera penampilan sudah pas hari ini. Lalu Maheera berjalan keluar kamarnya diikuti oleh Lusi.

"Apa semuanya sudah ada di ruang makan?" tanya Maheera kepada Lusi yang masih berjalan di belakangnya.

"Tadi saat Putri memakai pakaian Tuan Gevi mengatakan bahwa Yang Mulia Ratu Elmeera sudah menunggu Anda di ruang makan Putri." Sahut Lusi.

Mendengar perkataan Lusi, Maheera bergegas ke ruang makan karena dia yakin kalo semua sudah menunggunya disana.

"Selamat pagi semuanya, Salam kepada Yang Mulia Raja Syam dan Yang Mulia Ratu Elmeera, maafkan Maheera terlambat." Salam Maheera dengan menundukkan kepala.

"Kemarilah Sayang, kami sudah menunggumu." Ucap Ratu Elmeera lembut. Maheera berjalan mendekati meja makan dan duduk di samping Ratu Elmeera. Dan pandangannya tidak acuh kepada kakaknya Razzan yang tak lain adalah Putra Mahkota kerajaan ini.

"Selamat pagi Putri Maheera," salam dari Zayn yang memang selalu ikut bergabung sarapan bersama dengan keluarga kerajaan.

Zayn As Shiddiq dari kecil sudah terbiasa dengan lingkungan istana dan dibesarkan di area istana, karena itu Zayn menjadi sahabat Razzan. Ayah Zayn, Rahman As Shiddiq adalah Penasehat Kerajaan Sheraz, ibunya Balqis As Shiddiq adalah professor yang melakukan penelitian mengenai energy terbarukan bersama dengan Universitas Sheraz. Zayn memilih dunia militer sebagai kariernya kini dia sudah menjadi Jendral berkat banyaknya prestasi yang dia buat.

Terkadang Perdana Menteri dan Professor Balqis sarapan bersama kami semua tapi yang selalu sarapan dengan kami adalah Zayn.

"Selamat pagi Jendral Zayn As Shiddiq" balas Maheera dengan senyum manis.

"Apa kamu tidak menyapaku Maheera," protes Razzan.

Maheera menoleh kepada Razzan, "Ingat Kak, aku masih marah kepadamu, jadi aku tak mau membuang energy untuk menyapamu pagi ini."

Razzan tersenyum melihat tingkah Maheera.

"Baiklah, padahal rencananya aku akan mengajakmu ke kota hari ini sebagai permintaan maafku." Kata Razzan dengan nada yang dibuat kecewa.

Maheera yang mendengar hal itu langsung sumringah, "Kakak, Maheera mau ikut." Rengeknya.

Tingkah Maheera membuat semua orang yang ada di meja makan tertawa pelan, bahkan para pelayan yang ada di sekitar mereka menahan senyumnya.

Maheera menatap semua orang dan menampilkan ekspresi cemberut, "Kenapa kalian semua menertawakanku, aku tidak sedang melucu."

"Yang Mulia seharusnya kita memulai sarapan pagi ini, jangan menggoda Putri Maheera terus." Pinta Ratu Elmeera dan mendapat anggukan dari Raja Syam.

Kami semua makan dengan tenang, karena etika yang diajarkan kepada kami sejak kecil memang tidak boleh bicara saat makan. Menu sarapan kami adalah sandwich tuna dan daging, roti cane dan kuah kari, pancake dengan selai blueberry kesukaan Maheera, potongan buah segar, beberapa macacm pastry. Sambil menunggu hidangan penutup disajikan kembali Maheera menanyakan perihal perkataan Razzan yang akan mengajaknya ke kota.

MaheeraWhere stories live. Discover now