Crazy Love : 10

11.2K 1.4K 428
                                    

Hyunsuk berubah total.

Ya, pemuda itu semakin sering berulah. Lebih parah dari yang sebelumnya. Jihoon, sebagai Ketua Penegak Kedisiplinan dibuat pusing bukan kepalang karena keonaran yang diperbuat Hyunsuk.

Jihoon pernah mengajak Hyunsuk bicara empat mata. Menanyai perihal kenakalan pemuda manis itu yang semakin menjadi-jadi. Akan tetapi, yang ia dapati hanyalah kebisuan dari pemuda yang disukainya itu.

Seperti saat ini, Jihoon hanya bisa mendesah pasrah ketika melihat Hyunsuk dihukum dengan teman satu geng-nya. Biasa, Hyunsuk habis berkelahi dengan adik tingkatnya hanya karena masalah yang sangat amat sepele. Orang itu tak sengaja menabrak bahu Hyunsuk saat berjalan di koridor.

Jihoon tak tahu kenapa Hyunsuk menjadi seseorang yang mudah untuk meluapkan emosinya kepada siapa saja. Pemuda itu menjadi lebih sensitif.

Jihoon menghembuskan nafasnya, berjalan mendekati Hyunsuk setelah sedari tadi ia hanya berdiri bersandar pada pintu toilet laki-laki.

"Hyunsuk hyung, kita perlu bicara."

Namun, reaksi yang diberikan Hyunsuk berbanding terbalik dengan keinginan Jihoon. Hyunsuk hanya memandang genggaman itu dengan tatapan malas, lalu menghempasnya secara paksa. Kemudian Hyunsuk melanjutkan kegiatannya membersihkan toilet. Mengabaikan eksistensi dari pemuda panda yang kini tengah melihat kelakuannya.

Jihoon memutar bola mata jengah, mengamati teman-teman Hyunsuk yang memandang ke arahnya dengan tatapan bingung dan wajah seperti orang bodoh. Bersyukur sekali tidak ada Seunghun di sana.

"Kalian semua boleh pergi, biarkan Hyunsuk hyung yang menyelesaikan ini semua sendiri." Ujar Jihoon dengan nada dinginnya.

Dalam beberapa detik, teman-teman Hyunsuk masih bengong. Masih belum sadar sepenuhnya. Namun ketika otak mereka sudah mampu memproses perkataan Jihoon, mereka segera mengangguk dan melangkah pergi. Sempat melirik sekilas ke arah Hyunsuk yang nampak tenang dengan wajah datarnya. Seperti itu bukan masalah. Hyunsuk masih sibuk mengepel lantai toilet.

Setelah kepergian teman-teman Hyunsuk, sekarang tinggallah mereka berdua di dalam toilet. Obsidian Jihoon terus terpaku pada Hyunsuk yang mengabaikannya. Pemuda itu melipat tangannya seraya memperhatikan Hyunsuk, sesekali diikuti dengan dengusan karena Hyunsuk benar-benar mengabaikannya.

Hingga pada menit kesepuluh, Jihoon kehilangan kesabarannya. Ia menarik pembersih dari tangan Hyunsuk, lalu dengan cepat mendorong tubuh Hyunsuk hingga terpojok di pintu kamar mandi.

"Brengsek, Choi! Apa yang terjadi padamu, hah? Berhenti mengabaikanku!"

Wajah Jihoon mengeras, memperlihatkan otot lehernya. Kedua tangan mengungkung tubuh Hyunsuk di antaranya. Alisnya menukik tajam memperhatikan yang lebih tua di hadapannya.

Hyunsuk menguap, memandang ke arah selain Jihoon. Pemuda itu mengangguk-anggukkan kepalanya, mengabaikan Jihoon.

Hati Jihoon memanas, tangan kanannya menggebrak pintu itu dengan keras. Membuat Hyunsuk sedikit terkejut, tapi semua itu tertutupi dengan baik oleh sikap santainya.

"Baiklah. Jika kau terus menganggapku tak ada, maka aku akan melakukan hal yang sama padamu. Jangan pernah menyesalinya, Choi Hyunsuk!"

Setelahnya Jihoon berbalik, meninggalkan Hyunsuk sendiri di sana. Jihoon sudah lelah, merasa tak dihargai. Meskipun cintanya tak pernah terkikis, akan tetapi Jihoon merasa sakit hati. Hyunsuk pikir Jihoon itu apa? Laki-laki yang suka mengemis cinta?

Sepeninggal Jihoon, Hyunsuk menghembuskan nafas kasar seraya mengacak surai hitamnya. Dadanya berdenyut sakit. Jika boleh jujur, ia tak mau bersikap acuh tak acuh terhadap Jihoon. Namun keadaanlah yang membuatnya seperti ini. Keadaanlah yang membuatnya harus menghindar dari pemuda taat aturan itu.

Crazy Love [ HoonSuk ]Where stories live. Discover now