6

2.6K 281 3
                                    

Jisung sedang memasangkan dasi pada Donghyuck, manja sekali memang suaminya ini.

"Akhir pekan Leo bersama orang tuaku ya?"

Jisung mengernyit

"Kenapa?"

"Aku rindu padamu"

Jisung memandang suaminya malas,

"Tua bangka sialan"

Donghyuck tergelak lalu memeluk Jisung,




Sejak kecil Jisung sudah merasakan apa itu terbuang. Tumbuh besar di lingkungan panti tanpa orang tua tidak membuatnga lemah, sebaliknya itu membuatnya kuat. Jisung tumbuh menjadi pemuda tangguh yang tahan banting. Hidupnya keras sedari kecil dan ia memendam semuanya sendiri.

Di usianya yang menginjak duapuluhsatu tahun dirinya bertemu dengan Donghyuck yang hanya terpaut usia dua tahun darinya, semenjak itu pula hidupnya semakin rumit.
Pernah sekali ia berniat buruk pada dirinya sendiri dan juga janin yang dikandungnya saat itu,

Tapi tidak, janin itu tidak bersalah, dia berhak menikmati dunia.

Keputusannya sudah bulat, menemui Donghyuck dan jujur atas janin itu.

Ia tidak berharap banyak, niatnya hanya memberi tahu pada ayah dari janinnya iyu, setelahnya Jisung pasrah,

Jika Donghyuck tidak sudi bertanggung jawab ia tidak akan memelas kasih pada pemuda tan itu.

Jisung bukan pemuda yang taat seperti Donhyuck dan keluarganya, tapi setelah semua yang terjadi sampai saat ini membuatnya sadar bahwa Tuhan selalu bersamanya.

Dia memberikan Jisung hidup walau tanpa orang tuanya, memberi rezeki walau hanya cukup untuknya sendiri, dan sekarang Dia memberi keluarga lengkap dengan kebahagiaan lengkap pula.

Jisung bersyukur, sangat.




Dua tahun membangun rumah tangga bersama Jisung membuat Donghyuck bahagia, sangat.

Ia menjalankan hidupnya sesuai alur yang Tuhan beri, tanpa mengeluh,

dan seperti yang ia yakini,

Tuhan menyayangi semua umatNya, tidak akan ia berikan cobaan melebihi batas kemampuan umatNya.

Donghyuck bersyukur atas itu semua.

Bermula dari kesalahan, ia belajar bertanggung jawab, belajar kembali apa itu cinta, membuat suasana nyaman dan ceria seperti yang biasa ia lakukan pada keluarga, teman, dan lingkungannya, ia terapkan dalam kehidupan pernikahannya.

Donghyuck bersyukur bertemu Jisung, orang yang berhasil membuatnya mengerti apa itu cinta setelah sebelumnya ia melupakan gelenyar aneh itu.

Donghyuck bersyukur Jisung yang menjadi takdir hidupnya, bersyukur Jiaunglah ibu dari buah hatinya.

Donghyuck sangat sangat bersyukur untuk itu semua.

Sulit awalnya mengingat dirinya masih dalam usia muda untuk menjadi seorang suami apalagi seorang ayah, bahkan ia tidak memiliki rencana untuk itu semua.

Tapi dengan ia yang berpegang teguh pada prinsip hidupnya, ia tidak dan tidak akan pernah lari dari tanggung jawabnya.

Menjalani pernikahan tanpa ada cinta tidak membuat keduanya kesulitan, mereka bisa belajar itu setelah menikah.

Hasil tidak akan pernah mengecewakan usaha.

Kini mereka saling mencintai lengkap dengan si buah hati di tengahnya.

Kebahagiaan keduanya lengkap.












Fin•

Destiny [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang