Bagian 15. (momen)

116 13 0
                                    

Jam di dinding menunjukkan pukul 15:56 saat Sandra memasuki area rumahnya. Sudah terdengar suara Geo, Dio dan juga Sean yang sedang sibuk dengan game yang ada di ponsel mereka masing-masing atau mungkin tidak menyadari jika Sandra baru datang

"Sandra pulang" ucap Sandra kemudian langsung menaiki satu persatu tangga

"San, Juna kemana?" Tanya Sean tiba-tiba membuat Sandra berhenti menaiki tangga-tangga rumahnya

"Pulang"

"Ke rumahnya?" Kali ini Dio lah yang angkat bicara

"Ke hutan kali" jawab Sandra asal kemudian langsung berlari kecil daripada ditanyai yang macam-macam oleh ketiga orang tersebut. Sandra sedang tidak ingin menjelaskan apa-apa saat ini, tubuhnya sangat merindukan kasur yang empuk beserta bantal dan guling.

Yang dilakukan Sandra setelah menutup pintu kamarnya adalah menyalakan kipas angin di volume terkecil, memutar musik dari ponselnya kemudian merebahkan tubuhnya tanpa berganti seragam. Hingga musik yang Sandra dengar berganti ke ringtone telepon yang masuk ke ponsel nya

'Arjuna Call'

Gadis itu merubah posisinya menjadi duduk kemudian menggeser tombol hijau di layar

"Halo Jun. Ada apa?" Tanya Sandra sembari menyingkirkan anak-anak rambut dari wajahnya

"Gue ada di jendela" ucap Juna

"Jendela rumah oma?" Tanya Sandra antusias kemudian berlari kecil ke arah jendela. Ada Juna yang tersenyum kecil ke arahnya kemudian melambaikan tangan

"Ngapain lo disitu? Tadi katanya pulang?" Tanya Sandra lagi. Tentu suara itu masih di area jaringan ponsel, bukan Sandra berteriak-teriak seperti orang utan

Juna tersenyum tipis "pulang ke rumah oma" jawab cowok itu kemudian

"Lo tidur di rumah oma malam ini?"

"Enggak"

"Terus?"

"Ya pulang. Papa nyariin"

Sandra hanya ber oh oh ria sebagai jawaban kemudian memutuskan sambungan teleponnya. Gadis itu kemudian mengambil kuncir yang tergeletak diatas ranjang lalu mengikat rambutnya menjadi ekor kuda. Duduk kembali di dekat jendela yang berhias kaktus berbagai jenis di sebelahnya

Juna pun demikian, menopangkan dagu nya di jendela dengan mata lurus kedepan menatap Sandra yang tengah sibuk menguncir rambut. Sandra remaja tidak jauh berbeda dari Sandra nya sewaktu kelas 2 SD dulu. Jika saja Juna mampu berucap tentang rasanya pasti sudah cowok itu katakan sejak lama. Namun hal itu tidaklah semudah bayangan

Begitu pun Sandra yang tidak akan berucap tentang rasanya. Biarkan diam, bersemayam dalam hatinya. Satu nama yang tidak pernah berubah meskipun Reynaldi pernah menjadi pengisi hari-hari nya. Apa yang dikatakan Reynaldi ada benarnya, Sandra berselingkuh dengan Juna. Tapi bukan raga gadis itu, melainkan hatinya yang tidak bisa diisi oleh Reynaldi. Reynaldi hanya memiliki raga Sandra, tidak dengan hatinya.

"Gue mau ke rumah lo" ucap Juna dengan menggerakkan mulut tanpa mengeluarkan suaranya

Sandra pun mengambil ponsel yang ada di dekatnya, memiringkan benda pipih itu kemudian berkata tanpa suara "mau main game sama bang Sean?" Tanya nya

Yang diajak bicara hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian Juna melambaikan tangannya, menutup tirai dan hilang meninggalkan suara kecil pintu yang ditutup

Selang beberapa waktu, Sandra yang masih di jendela pun memperhatikan Juna yang menyebrang kemudian memasuki area rumahnya. Hal itu terdengar karena suara Juna yang menggelegar seperti petir di siang hari. Benar-benar keras, padahal hanya sekedar menyapa ketiga sahabatnya. Bisa se-seru itu

Fragile [END]Where stories live. Discover now