Me To You, You To Me (2)

409 59 43
                                    

Recommended songs for this part :
#nowplaying 🔊🎶

1. Me To You, You To Me - Jatanpung (OST The Classic)

2. Serendipity - Ha Sung Woon (OST More Than Friends)

***

"Perhaps, opposite really do attract."

***

"Ya ampun, badan gue bisa remuk lama-lama."ucap seorang perempuan yang baru saja masuk ke ruang khusus residen.

Di ruangan yang biasanya ramai itu hanya berisi seorang lelaki yang tengah sibuk dengan dunianya sendiri. Membaca buku yang tebalnya bukan main. Mempelajari lebih dalam lagi mengenai teknik operasi yang akan dilakukannya di operasi mendatang.

Ruang residen kosong karena rekannya yang lain sedang bertugas dan ada yang seperti dirinya yang jam kerjanya sudah selesai. Lalu mengapa ia masih ada disini disaat jam kerjanya sudah berakhir berjam-jam yang lalu? Kalian akan segera mengetahui alasannya.

Perempuan itu meregangkan badannya berkali-kali sebelum menyandarkan tubuhnya pada punggung rekan residennya. Ia lalu menghela nafas berat. "Punggung gue pegel banget, Doy. Mana kaki gue juga pegel. Minjem punggung lo bentaran doang ya. Punggung lo lebih nyaman daripada kasur."

"Iya, Keara."hanya itu balasan dari lelaki bernama lengkap Dion Yogantara Manggala. Ia membiarkan rekannya bersandar bahkan tertidur meski untuk beberapa saat.

Perempuan itu pasti kelelahan. Sangat. Operasi barusan bukan operasi pertama di hari ini. Ia sudah melakukan empat operasi dalam seharian ini. Menjadi asisten satu operator konsulennya yang merupakan kepala departemen bedah rumah sakit tempat mereka meraih program spesialis.

"Operasinya lebih lama dari yang diperkirakan."ucap Doyoung yang masih fokus pada buku tebalnya. Sekalipun punggungnya kini telah dijadikan sandaran oleh rekannya. Lelaki itu membenarkan letak kacamatanya untuk beberapa saat.

Yoona mengangguk dengan matanya yang terpejam. Punggung lelaki yang menjadi sandarannya itu selalu terasa nyaman. Tak pernah berubah. "Iya. Tadi ada sedikit problem, but luckily, the surgery went well."jawabnya.

Lelaki itu tersenyum lega. "Syukurlah. I know you'll be doing great, Na."

"Thanks, Doyie."

"Mau balik sekarang?"

"15 menit lagi ya. Gue pengen tiduran bentar."

"Oke."balas Doyoung.

Ya, Keara Dahayu Nathania Dharmawan,  adalah alasan bagi seorang Dion Yogantara Manggala menunggu seorang diri di ruang residen. Mengorbankan waktu yang bisa ia gunakan untuk beristirahat dengan nyaman di apartemen miliknya dan memilih menunggu.

Doyoung tak akan membiarkan Yoona pulang seorang diri setelah menjalani operasi berjam-jam yang begitu melelahkan. Doyoung tak bisa membayangkan perempuan itu tertidur di taksi.

Ia akan mengantar Yoona pulang, jika memang shift mereka berbarengan dan ia sudah selesai dengan seluruh kegiatannya di rumah sakit hari itu. Namun jika tidak, Doyoung pasti akan menyuruh rekanannya yang lain untuk mengantar Yoona pulang. Seperti Taeyong contohnya. Yang jelas, Doyoung selalu memastikan bahwa Yoona bisa pulang dengan nyaman dan aman.

"Na.."panggil Doyoung. Namun tak ada respon apa-apa. "Keara.."lelaki itu kini memanggil nama depan perempuan itu. Masih juga tak ada respon. Sudah bisa dipastikan bahwa Yoona telah terlelap.

Doyoung tersenyum. Kebiasaan Yoona memang tak berubah. Bahkan sejak kuliah dulu, disaat keduanya sedang belajar di perpustakaan sekalipun Yoona selalu tertidur hanya dengan bersender pada punggungnya.

The Unspoken FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang