Bab 19

103 14 0
                                    

Siang ini matahari bersinar sangat cerah dan panas teriknya terasa membakar kulit bila di bawah sinar dalam waktu yang cukup lama. Beberapa siswa akan mengoleskan sun block sebagai bentuk perlindungan agar kulit mereka tidak terbakar dan membuat kulit tetap cerah meskipun sebetulnya kulit akan tetap menggelap karena sinar UV memproduksi meningkatkan kadar melanin di dalan kulit.

Kesya berjalan di bawah pohon dan menuju ke gazebo untuk makan siang bersama Julio. Mereka berjanji akan makan siang bersama sehingga Kesya sudah siap dengan kotak makanannya.

Sesampainya di sana, ia menunggu kedatangan cowok tersebut. Dengan tenang Kesya membuka tutup kotak makanan dan melihat isi di dalamnya. Menu kali ini begitu lezat dan tampilannya sangat menggugah selera makannya. Ia berharap bisa makan bersama Julio sehingga dirinya bisa memuji cowok itu atas pemberian makanan tersebut.

Lama sekali, Kesya menunggu kedatangan Julio. Sudah hampir 30 menit berlalu, tak ada tanda-tanda datangnya cowok itu. Tak satupun pesan Kesya terima. Jangan-jangan Julio lupa? Masa sih?

Sayang sekali Kevin tidak bisa diajak makan bersama lagi karena kembarannya itu sedang senang berkumpul dengan teman kelas. Lagipula, Kevin sudah pernah bilang bahwa dia akan meminta Julio sebagai penggantinya dalam menemani Kesya makan bersama di sekolah.

"Julio beneran gak lupa 'kan?" cemas cewek itu. Makanannya masih dia biarkan dalam keadaan terbuka, bisa-bisa nanti akan dihinggap lalat jika Kesya terus membiarkan hal tersebut.

Akhirnya dia mencoba menghubungi Julio. Panggilannya ditolak beberapa kali. Alisnya saling bertautan, bingung dan merasa aneh dengan sikap Julio hari ini tak seperti biasa selama dua hari. Rasa kesepian hadir saat itu juga. Mau tak mau, Kesya harus segera memakan makanannya tersebut sebelum bel sekolah berbunyi saat waktu istirahat telah usai.

Ia merasakan makanannya kembali aneh dan rupanya reaksi alergi lagi-lagi muncul. Terpaksa Kesya mencoba memuntahkan makanannya dengan memasukan pulpen ke dalam mulutnya sehingga terjadi gejolak mual.

Tindakan ia memuntahkan makanannya dengan sengaja tak hanya dilakukan sekali, tapi sudah empat hari belakangan sejak makanan Julio lagi-lagi membuat alerginya kambuh.

Awalnya Julio pun meyakinkan dengan memakan makanannya dan tak ada kacang sebelumnya, tapi kenapa empat hari ini selalu ada? Kesya bingung. Kesya terpaksa memuntahkan isi perutnya agar kacang tersebut tidak terserap oleh tubuhnya. Tindakannya ini bisa memicu Bulimia, yaitu gangguan makan yang diikuti dengan memuntahkan makanannya kembali karena takut mengalami kenaikan berat badan.

Selesai Kesya muntah, tubuhnya menjadi lemas, jalannya agak sempoyongan dan matanya ikut mengkabur. Seorang penjaga sekolah yang melihatnya dalam keadaan tidak sehat akhirnya membawanya ke UKS dan Kesya kembali meminum obat antialergen.

Seseorang datang dari pintu UKS dan menghampirinya yang tertidur di ranjang di salah satu bilik UKS. Dia adalah Julio.

"Sya, maafin aku. Sumpah gak bermaksud bikin kamu gak bisa makan siang bareng." Julio menggenggam tangan Kesya dengan erat. "Tadi, aku dicegah habis-habisan sama Marsha dan temen-temannya. Gak cuman temen cewek, tapi temen cowok. Ditarik paksa dan gak bisa lepas. Makanya aku gak bisa temenin kamu selama dua hari ini. Maaf."

Marsha. Cewek itu terlalu tertobsesi dengan Julio sampai berniat sekali menjauhkan Kesya dengannya. Mau menjauhkan pun rasanya agak percuma. Julio adalah tetangganya sekaligus sahabat Kevin sehingga bagaimana bisa Kesya menjauh jika dia terikat hubungan dua hal tersebut?

Cemburu? Memangnya Marsha siapanya Julio? Teman? Bahkan Julio saja terlihat tidak suka dengan cewek penuh kebarbaran itu. Kevin juga mengakuinya.

"Oke, gak pa-pa. Kayaknya kamu perlu tegas sama Marsha karena dia bikin kamu gak nyaman. Katakan saja kalau memang kamu merasa begitu," kata Kesya.

DIETARYWhere stories live. Discover now