41

734 89 24
                                    

Mata Jungkook melebar. Dia tidak menyangka orang yang biasa dia temui memiliki perasaan jahat seperti itu.

Ara terlihat gemetar dan berusaha menahan tangis. "T-tapi aku sama sekali tidak-"

"Bohong! Kau pasti membuat ayahmu mau melakukan seperti ini kan?! Supaya apa? Supaya aku bisa menikahimu? Kau gila?"

Ara semakin gemetar mendengar suara Jungkook yang sudah membentaknya.

"Ti-tidak. Ayahku yang selama ini-" ucapan Ara lagi-lagi terhenti saat Jungkook jalan ke arahnya dengan tatapan mengerikan.

Kemudian dia berhenti didepan Ara persis dengan jarak mereka yang sangat dekat.

"Jika sampai sesuatu terjadi kepada Tzuyu, kau akan menjadi orang pertama yang ku benci seumur hidup."

Kata-kata itu bagaikan pedang tajam menusuk ke hati Ara. Air matanya menetes dan Jungkook pergi dengan tatapan mematikannya.

Tidak bisa ia tahan lagi, dia menangis di kamar Jungkook. Berusaha menutupi segala luka yang diberikan ayahnya.

"A-ayahku yang memaksaku untuk terus berkeliaran di depanmu..." ucapnya sambil sesenggukan.

"Bahkan saat, saat aku pernah sempat menghilang- Ayahku selalu m-menyakitiku..." isaknya dengan kencang.

Dilihatnya beberapa luka di bagian punggung dan perutnya membuat dia semakin menangis.

"Aku t-takut jika aku tidak menuruti keinginannya untuk mem-buat.. kau kesal- Dia akan kembali memukulku dan mengurungku," isaknya semakin sakit.

Ara tidak pernah menangis kecuali dia benar-benar sudah terpuruk. Tapi selama beberapa saat ini, selama ayahnya menyuruhnya, dia selalu menangis.

Ingatan masa kecilnya saat bertemu Jungkook kembali terngiang. Memang gadis ini menyayangi Jungkook sebatas teman, tapi dia akan sakit saat Jungkook membencinya.

Ara mengadahkan kepalanya untuk mengontrol tangisannya sendiri. "Aku akan berusaha. Jika memang harus sampai memberikan nyawaku, aku rela. Setidaknya kau tidak membenciku," lirihnya.

Dia menghapus semua air matanya dan dengan cepat beranjak keluar kamar entah kemana lagi.

Karena semenjak itu Ara tidak terlihat di kawasan rumah Jungkook lagi.

* * *

Jungkook sudah berada di mobil pertama. Mingyu dan Jenna berada di mobil kedua. Sedangkan Aesil dan Jaehwa berada di mobil ketiga.

Masing-masing mobil ada empat orang lainnya. Jungkook mengikuti mobil Mingyu yang memimpin.

Dia juga sesekali berkomunikasi dengan Mingyu menggunakan alat di telinga itu.

"Semua sudah memasang alat yang kupakai ini kan?" tanya Jungkook.

"Sudah!" jawab mereka serempak bahkan yang lewat alat ini. Jungkook mengangguk. Ponselnya ia matikan supaya tidak mengganggu.

"Jung! Kali ini kita tidak bisa membawa mobil, kawasan ini sudah mencurigakan. Jika kita membawa mobil tiga deret ini bisa saja ada yang curiga dan membawa kabur Tzuyu lagi."

Jungkook melihat sekitar dan benar saja. Sudah sepi dan juga hawanya benar-benar tidak enak.

"Kalau begitu kita akan jalan mulai dari sini. Apa perlu berpencar?"

"Iya, kita akan berpencar. Kau, aku, Jenna, Aesil, dan Jaehwa akan bersama. Empat orang, empat orang, dan empat orang akan bersama.

PROTECT [JJK&CTZ] ✔️Where stories live. Discover now