Bersama

3.2K 307 2
                                    

"Jadi kau anak yang ditinggal kan orang tua mu?" Xiu Juan menatap sendu kearah Long Hei'an, ia terus menatap lekat bola mata Long Hei'an ia dapat melihat tatapan kesedihan disitu.

Memang sedari tadi mereka berbincang-bincang tentang diri mereka masing-masing, berniat mendekat kan diri. Entahlah, mereka merasa bahwa diri mereka cocok. Long Hei'an anak yang selalu sendirian sedangkan Xiu Juan yang dingin.

Xiu Juan menatap aneh ke sekelilingnya, mengapa tidak ada hewan yang mau mendekat kesini? Mereka seperti takut terhadap sesuatu, pikirnya.

Long Hei'an yang menyadari tatapan aneh Xiu Juan tersenyum miris, rasanya dia ingin menangis sekarang.

"Seperti ini lagi. Apakah aku akan ditinggalkan lagi? Padahal aku sudah nyaman bersama nya. Dia orang yang mampu membuat ku menceritakan cerita itu" batin Long Hei'an

"Kau menangis?" Tanya Xiu Juan

"Tidak. Ini hanya debu" bantah Hei'an

Mendengar jawaban Hei'an membuat Xiu Juan menatap dingin Hei'an. Ia sangat membenci orang yang berpura-pura kuat.

"Menjijikkan" ujar Xiu Juan

"Kau berbicara kepada ku?" Tanya Hei'an menahan nangis

"Kau tau? Kau sangat menjijikkan. Berpura-pura tidak apa-apa, sangat menjijikkan. Kalau kau ingin marah, marah lah, kalau kau ingin menangis, menangis lah. Jangan berpura-pura"

"Kau sa--ngat bai--k" ujar Hei'an tergagap. Ia menangis dalam diam. Ia malu, sangat malu. Dia laki-laki tapi menangis.

"Butuh pelukan?"

Hei'an langsung menubruk tubuh langsing Xiu Juan. Sungguh dia saat ini sangat membutuhkan pelukan.

Xiu Juan mengelus rambut Hei'an dengan lembut.

"Tenanglah"

Satu kata. Satu kata itu sudah mampu membuat Hei'an mematung. Entahlah saat ini dia merasa seperti tubuhnya tersengat, jantung nya tak berhenti berdetak, ditambah telinga nya sudah berubah warna.

"Aku lapar" ujar Xiu Juan santai

"Kau mau makan apa? Biar aku buatkan." Tanya Hei'an

"Emm, ikan salmon"

"Baiklah"

Sekarang Hei'an sedang berjalan mencari tempat perairan. Ia menggulung lengan atas hanfunya.

"Baiklah, semangat Hei'an! Ini demi seseorang yang spesial bagimu" ucap Hei'an menyemangati dirinya sendiri.

"Hap, hap. Ehkk, kenapa ikan ini sangat licin!" Teriak nya

"Berfikir lah Hei'an" gumam nya, dengan kedua tangan memegang kepala dan mata yang tertutup.

"Aha! Mengapa aku tidak menggunakan kemampuan ku. Bodoh sekali aku ini" ucapnya

Hei'an mengangkat tangan kanannya didepan mulutnya dengan telapak tangan yang menghadap kebawah. Tiba-tiba keluar besi-besi panjang yang runcing.

Hei'an menjatuhkan tangannya dan jatuhlah besi-besi panjang itu. Besi-besi itu menancap di ikan dan ada pula yang menancap di pasir pantai.

Ah, ngomong-ngomong dengan pantai dia jadi ingin mengajak Xiu Juan kesini. Pantai ini cukup indah, air berwarna biru cerah dengan pasir berwarna krem.

Ia membayangkan bagaimana jika dia dan Xiu Juan bermain disini. Pasti sangat romantis.

"A--Apa? Romantis?! Ada apa dengan pikiran ku ini" jerit nya dalam hati

"Baiklah, ayo pulang!" Teriaknya di pantai itu

Sesampai di pondok Xiu Juan Hei'an berlari kecil sambil kedua tangannya menggoyangkan ikan-ikan yang ada ditangan nya.

"Lihat! Aku dapat banyak" ucap Hei'an dengan senyum lebar

"Wah! Bagus" ujar Xiu Juan. Tangan nya menepuk-nepuk kepala Hei'an yang tertunduk. Persis seperti majikan dan hewan peliharaan.

"Hehe" Hei'an tersenyum bahagia seperti orang bodoh, ia sudah bahagia hanya dengan pujian Xiu Juan.

Makasih banget sama yang udah spam vote. Sumpah aku seneng banget jangan bosen ya baca cerita ini.

Bersambung ~

The Magic Queen of LifeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora